Hari ini Rin memutuskan untuk mengunjungi Nara. Akhirnya ia luluh dengan kerinduannya. Bukan untuk meminta bantuan, ia hanya ingin tahu kabar Nara karena sudah beberapa kali Rin menghubungi, tapi tetap tidak ada jawaban.
Iapun menaiki bus menuju alamat Rumah Nara. Nara pernah memberitahukan alamat barunya pada Rin, tapi saat itu Rin tidak terlalu peduli. Dan untungnya Rin mengingatnya. Rumah Nara jauh dipinggiran kota. Masih banyak pepohonan dan alamnyapun masih asri. Ia tahu, karena dulu Nara selalu bilang dia ingin tinggal ditempat tenang dan jauh dari keramaian.
Akhirnya ia sampai dihalte pemberhentiannya. Iapun turun dan kembali berjalan. Diawal memang banyak toko-toko. Semakin kedalam juga masih banyak rumah dan pemukiman. Nara pernah bilang teruslah berjalan sampai menemukan jalan dengan pepohonan yang besar. Teruslah berjalan sampai menemukan rumah bercat putih dengan banyak bunga dihalamannya.
Ya.. Rin sudah sampai. Tapi ia agak bingun dengan bunga dihalaman itu. Layu.Iapun menekan bel. Lama dan tidak ada jawaban. Rin kembali menekan bel itu beberapa kali. Tapi tetap tidak ada yang menyahut. ' apa mungkin dia sedang pergi bekerja?' batin Rin bertanya. Matanya tertarik untuk membuka pintu. Dan ia terkejut karena pintu itu tidak terkunci. Tiba-tiba perasaannya tidak enak. Tanpa berfikir, ia menerobos masuk.
Rak sepatunya masih rapi, tapi lantainya sudah berdebu. Ini aneh. Ia lanjut memasuki kamar. Kamar pertama tetap rapi, tidak ada tanda-tanda barang yang hilang. Iapun memasuki kamar selanjutnya yang ia tebak adalah kamar Nara. Karena ia melihat sebuah bingkai kecil dengan gambar dirinya dan Nara dimeja kecil tepat disamping ranjang Nara. Tidak ada yang tampak berubah. Setidaknya itu yang pikir sebelum kakinya menyentuh sesuatu.
Sapu tangan..
Rin meraih sapu tangan itu. Ia terkejut mendapati sisa-sisa serbuk putih. Apa ini? Entah kenapa pikirannya mulai takut. Ia bergegas menuju dapur. Ia melihat sebuah buket bunga dengan bunga yang sudah mengering dan berubah warna. ' sejak kapan bunga ini berada disini?. Tunggu, sejak kapan-' batin Rin terhenti. Pertanyaan 'sejak kapan' itu terdengar cocok dengan apa yang sedang ia saksikan dari tadi. Pintu yang tidak dikunci, lantai yang mulai berdebu, buket bunga yang sudah mengering dan.. Sebuah sapu tangan putih. Kemungkinan terburuk itu berkeliaran dipikiran Rin.
Nara..diculik..
Kemungkinan besar sisa serbuk disapu tangan ini adalah serbuk bius. Iapun kembali kepintu depan dan mengamati pintu itu dengan seksama. Ia terkejut mendapati kerusakan dibagian kenopnya. Sepertinya pintu ini didobrak. Ia terdiam. Rin tidak tahu harus bagaimana karena sepertinya Nara sudah cukup lama tidak kembali kerumah ini. Berarti Nara sudah cukup lama diculik. Tapi mereka tidak pernah mendapat telepon dari siapapun. Kini ia sangat kawatir.
Tepat saat itu, sebuah mobil berhenti di depan rumah. Keluarlah Gin dan Denji. Mereka sedikit heran melihat Rin terdiam didepan rumah Nara.
" Rin? Apa yang kau lakukan disini?. Apa kau sudah bertemu dengan Nara?." tanya Denji mendekati Rin diikuti Gin dibelakangnya. Rin menggeleng dengan ekpresi takutnya.
" lalu, kau bisa masuk? Apa dia ada didalam?" tanya Denji lagi. Rin masih menggeleng lemah. Gin bingung dengan tingkah Rin yang aneh. Iapun menepuk bahu Rin.
" apa terjadi..sesuatu?" tanya Gin hati-hati. Karena ia juga mulai merasa aneh dengan ekpresi Rin.
" aku kemari untuk mengunjunginya. Aku membuka pintu yang ternyata tidak dikunci. Aku menemukan ini dikamarnya. " ucap Rin memperlihatkan sapu tangan digenggamannya. " ada sebuah buket bunga didapurnya dan bunganya sudah mengering. " lanjutnya.
Gin dan denji segera melangkah masuk dan berjalan cepat menuju dapur, dan benar saja. Memang ada buket bunga disana. Denjipun membawa buket itu keluar.
Buket ini sepertinya sudah lama terletak disana. Ginpun meraih sapu tangan ditangan Rin dan mengamatinya.
" Nara..diculik?"
Ketiganya terdiam. Inilah perasaan aneh yang dirasakan Gin saat ia mencoba mencari Nara dirumahnya.
" a-aku pikir dia pergi kerumah ibumu. Karena pekerja toko bunga tempat dia bekerja bilang dia sedang sakit dan izin untuk tidak bekerja. " ujar Gin. Rin terkejut.
" tidak.. Dia tidak pernah berkunjung kerumah setelah pindah kemari. Mungkin karena jarak yang jauh dan pekerjaannya. Dua hari terakhir ini aku mencoba menghubunginya tapi tidak pernah diangkat. " tutur Rin semakin kalut. Denji menatap buket bunga ditangannya.
" kalau begitu, berarti dia sudah lama diculik. Bagaimana dengan pekerjaannya?. Kita harus mencari tahu statusnya sekarang." ujar Denji.
Gin dan Rin mengangguk. Mereka bertigapun masuk kemobil. Gin langsung melajukan mobilnya menuju toko bunga tempat Nara bekerja. Jika memang sudah lama Nara tidak bekerja, pasti ada informasi dari mereka.
Akhirnya mereka sampai. Ketiganya keluar dan bergegas masuk kedalam toko.
" permisi. Apa Nara sudah masuk?" tanya Denji pada pegawai toko perempuan itu.
" Nara? Nara masame? Ohh.. Kudengar dia mengambil cuti selama sebulan ini. " ucapnya.
Ketiganya tertegun. Nara masih memiliki alasan cuti. Penculiknya sudah meminta izin cuti untuk Nara. Jika Nara sudah lama diculik, seharusnya Nara dianggap berhenti karena ketidak hadiran dan tidak ada informasi.
" maaf, siapa yang meminta izin cuti untuk Nara?. Karena terakhir kali aku bertanya, kau bilang Nara izin karena sakit." tanya Gin. Perempuan itu tampak mencoba mengingat.
" aku tidak tahu. Tapi waktu itu, aku melihat seorang pria didalam ruangan manajer sedang berbincang dengan manajer kami. Setelah pria itu pergi, aku menanyakannya pada manajer dan dia bilang pria itu adalah salah satu kerabat Nara. Mungkin dia meminta izin untuk Nara." tuturnya.
Rin semakin terkejut. Mereka tidak punya kerabat laki-laki. Siapa dia?
" apa kau punya kerabat laki-laki? " tanya Denji. Rin menggeleng. Hah.. Sudah jelas sekarang. Pria itu adalah penculiknya.
" apa kau melihat wajahnya? Atau bagaimana ciri-ciri fisiknya?" tanya Gin lagi.
" hm.. Aku tidak melihat wajahnya karena dia memakai masker hitam. Tapi saat itu dia berpakaian serba hitam. Perkiraan umurnya seperti 20 tahunan. Ya dia tampak muda."
Akhirnya mereka keluar dari toko itu. Kini sudah jelas bahwa Nara sudah diculik. Dan pemculiknya mencoba membuat alasan seolah Nara meminta cuti karena sakit. Apa yang dia inginkan dari Nara.
Dan itu menjadi kenyataan lain. Yang berarti mereka tidak jauh dari tempat ini..
---- next part😊
Vote dan komen terbuka💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
ChickLit" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...