Mata gelap itu. Ekspresi mengerikan itu. Nara hanya bisa mengerti bahwa saat ini, hal yang harus dilakukan adalah berhenti.
Ia kembali membalikkan tubuhnya menatap jalanan didepannya. Kame, Gin, Denji, dan Rin. Semuanya sudah tertangkap. Karena itulah mereka tidak bisa dihubungi.
Iapun mematikan telepon itu. Takuma melirik Nara.
" kenapa?. Ada apa dengan mereka?." tanya Takuma. Tatapan kosong Nara mengalihkan perhatiannya.
" mereka...sudah tertangkap.." jawab Nara lirih. Takuma terdiam. Ternyata begitu.. Iapun melirik jam tangannya.
57..58..59...
00.00
Tepat tengah malam. Empat dari mereka sudah tertangkap. Sekarang tinggal Takuma.
" baiklah.. Sekarang hanya kita. Selama kita belum ditemukan, kita masih bisa pergi sejauh mungkin." ucap Takuma mencoba menenangkan Nara.
Hah.. Apa gunanya ucapannya itu. Sejauh ini, ketuanya sendiri sudah membuntuti mereka sejak tadi. Atau sejak awal?. Entahlah. Nara tidak bisa berfikir tenang lagi.
Jika dilanjutkan, pecuma saja. Toh saat mereka berhenti nanti, mereka sudah pasti tertangkap. Mungkin masih ada cara lain. Tapi mereka juga tidak punya senjata apapun. Bahkan untuk melawannyapun senjata juga tidak akan mempan.
Membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya membuat Nara mati rasa. Hukuman, hukuman, hukuman. Tidak. Kalau hanya hukuman untuk dirinya sendiri mungkin masih bisa ia tahan. Bagaimana dengan semua temannya? Dan Rin?.
Mungkin ini saatnya bernegosiasi dengan sang pembunuh. Ia akan mencoba menyelamatkan dan melindungi semuanya. Kali ini adalah saatnya ia merelakan dirinya menjadi barang pertukaran.
" Takuma.. Tolong berhenti." pinta Nara. Takuma yang mendengar itu terkejut.
" tidak. Kita tidak bisa berhenti sekarang. Kita harus pergi." jawabnya. Kenapa Nara tiba-tiba meminta turun?.
" tolong..berhenti. aku harus melakukan sesuatu.." ucapnya lagi.
" sesuatu apa? Kau tahu,kan, mereka semua sudah tertangkap. Bagaimana jika kita juga?. Kita tidak boleh-"
"HENTIKAN!" bentak Nara.
Ini tidak biasanya. Nara membentaknya. Tidak. Ini pertama kali ia melihat Nara yang terlihat marah. Perlahan iapun menurunkan kecepatan dan berhenti.
Mereka tepat berada diterowongan yang hanya diterangi lampu remang. Mobil dibelakang mereka juga ikut berhenti. Takuma menatap Nara bingung.
" katakan padaku apa yang akan kau lakukan." tanyanya.
" kemanapun kita pergi, itu semua sia-sia. Dia sudah mengikuti kita sejak awal." jawab Nara. Takuma menoleh kebelakang, tepatnya kesebuah mobil yang juga berhenti dibelakang mereka. Tiba-tiba orang itu menghidupkan lampunya, menampakkan wajah yang terlihat jelas dengan senyum.
Jadi memang sudah selesai..
" jika kita terus lari, dia akan menyiksa Kame, Gin, Denji dan Rin. Kau yang tersisa. Aku tidak ingin kau juga tertangkap."
" lalu apa yang akan kau lakukan?." tanya Takuma. Nara menoleh menatap Takuma. Senyumnya muncul.
Nara membuka pintu mobil dan keluar. Ia langsung berjalan kebelakang mobil. Melihat itu, Takuma segera keluar untuk menghentikannya. Nara terus berjalan menuju mobil hitam itu dan berhenti tepat didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
ChickLit" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...