" kau yakin ingin turun disini?. Ini akan berbahaya ,kan?" tanya Denji ragu. Kame meminta turun didekat perempatan rumahnya. Walaupun terdengar berlebihan, Denji bisa saja benar,kan?. Jika apa yang diucapkan Haruto itu benar, maka mereka juga harus berhati-hati.
" tak apa. Aku akan pulang segera setelah menyelesaikan urusanku sebentar. Sudahlah. Kalian pulang saja." jawab Kame santai.
" baiklah. Kau harus hati-hati sekarang. Bisa dibilang nyawa kita semua sedang terancam sekarang." ujar Gin.
" baiklah.."
Ginpun meninggalkan Kame dipersimpangan itu. Kalau tidak segera sembunyi, mungkin itu adalah kemungkinan terburuk. Semoga tidak terjadi apapun pada Kame nanti.
~~~
Mereka akhirnya melihat sesuatu. Buruan. Tanpa disadari, mereka yang berjumlah puluhan sudah mengepung target itu tanpa ia sadari.
" ya.. Aku sudah dalam perjalanan pulang. Kalian ini kenapa?." ucap Kame diteleponnya. Gin kembali menghubungi Kame setelah sampai dirumahnya.
" aku hanya mengingatkanmu. Ini bukan seperti situasi dalam hal penagih hutang. Kita sedang tidak aman." ujar Gin mencoba mengingatkan Kame lagi.
" ya..ya..ya.." Kamepun memutus sambungan. Tiba-tiba ia mendengar suara semak-semak. Jalanan ini memang gelap dan sepi. Kame berhenti dan melihat kebelakang. Tidak ada siapa-siapa.
Iapun kembali melanjutkan langkahnya. Tapi semak-semak itu kembali bergerak, dan kali ini seseorang keluar dari sana. Perlahan, satu persatu orang itu menampakkan diri dari balik pohon, lampu trotoar, semak dan gedung-gedung kosong itu. Kame terkejut melihat jumlah orang yang kini menatapnya dari balik masker hitam itu. Semakin lama, jumlahnya bahkan semakin bertambah dan semakin banyak yang muncul. Ini gila..
" boleh aku bertanya?. Siapa namamu?." tanya pria yang keluar dari balik semak pertama.
" apa urusanmu?." Kame balik bertanya. Tanganya yang masih mengenggam handphonepun menekan nomor Gin dan menelponnya tanpa diketahui. Dan kini Gin sudah tersambung. Iapun menekan tombol loudspeaker agar Gin bisa mendengar apa yang sedang terjadi.
" hm.. Wajahmu mirip dengan orang yang sedang kami cari. Hanya ingin memastikan saja." jawab orang itu lagi. Perlahan mereka mulai mendekat.
" tidak. Sepertinya kalian salah orang." ucap Kame mulai siaga dengan keadaannya sekarang. Terkepung.
Gin tertegun. Tidak.. Kemungkinan terburuk itu terjadi. Kini Kame pasti sudah ditemukan. Tidak mungkin. Ia bisa mendengar apa yang sedang terjadi disana dengan jelas. Dari suaranya, sepertinya Kame sedang terkepung.
" Oh..tunggu sebentar." pria itu mengeluarkan handphonenya dan mencari sebuah gambar digalerinya.
" ini kau, bukan?" ucapnya memperlihatkan sebuah foto.
Kame terdiam melihat gambar dirinya sendiri. Bagaimana mereka bisa mendapatkan fotonya. Ya. Itu adalah dirinya.
" begini, kau bisa ikut kami dengan kooperatif dan tanpa kekerasan. Kurasa atasanku juga akan setuju. Jadi kau boleh memilih." usul pria itu. Iapun mengangkat tangannya untuk menyuruh yang lainnya berhenti mendekat. semuanya berhenti, tapi mereka malah menodongkan senjara api kearah Kame dari segala penjuru.
Ren memang meminta untuk memburu dan lansung membunuh mereka. Tapi itu jika kelima orang itu melawan. Jika mereka kooperatif, mereka masih bisa hidup.
" kalau kau tidak melawan, tidak akan ada timah panas yang akan menembus perutmu." tambah pria itu lagi.
Kame kembali berpikir cepat. Mungkin jika ia ikuti permintaan orang ini, setidaknya Gin sudah mendengar keadaannya sekarang. Seberapa berbahayanya hal yang akan dihadapi jika melawan. Jadi mereka bisa segera lari dan bersembunyi sejauh mungkin. Tidak masalah jika ia tertangkap. Semoga Gin mengerti kalau saat ini semuanya benar-benar berbahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
ChickLit" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...