New life..maybe..

706 52 7
                                    

   ' aku tidak akan pergi..lagi.'

   Kalimat itu memaksanya untuk membuka mata. Ia tidak bermimpi, hanya saja kalimat itu terus bergema dikepalanya sepanjang malam. Ia bangun dari tidurnya dengan mata yang terasa berat. Tidak ada siapa-siapa disampingnya.

   Membuatnya kembali berfikir bahwa semalam itu adalah mimpi.

   Iapun bangkit dan melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang terasa berat. Setelah itu, ia keluar dari kamar dan melangkah menuju dapur.

   Seketika ia terdiam melihat seseorang yang sedang memasak didapur itu. Ia tidak menyadari kehadiran Nara beberapa saat sampai ia berbalik setelah meletakkan sepiring pancake dimeja makan.

   Pandangan mereka bertemu..

   " hei.. Kau sudah bangun. Ayo sarapan." ajak Ren tersenyum manis. Nara masih mematung, mencoba mencerna apa yang sedang ia lihat.

   Ren membuatkan sarapan. Sungguh Nara sangat merindukan suasana ini. Setahun lebih ia tidak pernah merasakan lagi suasana ini. Ajakan Ren yang selalu manis dan ramah. Tidak pernah bosan untuk memanjakannya seperti seorang ratu. Tak terasa sebulir airmata jatuh.

   " hm? Ini masih sangat pagi untuk menangis. Hei.. Bisa tunda dulu airmatamu?. Aku ingin menikmati pagi yang indah ini bersamamu. Ayo, lakukan rutinitas kita." ucap Ren menghapus airmata itu dan menarik gadis itu menuju meja makan.

   Ren mendaratkan tubuhnya dikursi itu dan menuntun Nara untuk duduk dipangkuannya. Memeluknya terlebih dahulu dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher Nara sebelum kembali menatap mata gadis itu.

   " hm.. Aku sangat merindukanmu. Tubuhmu, aromamu, semuanya. Dan sekarang, kumohon biarkan aku kembali merasakan semua itu." bisiknya ditelinga Nara.

   Nara menatap Ren lekat, membelai rambutnya dan mendaratkan wajahnya dibahu Ren. Memeluknya erat seakan takut pria itu akan pergi lagi.

   " lakukan apapun yang kau inginkan. Aku tidak punya hak untuk membantah apapun keinginanmu. Tapi satu hal yang kuinginkan, jangan pernah berjanji lagi. Ternyata janji sangatlah buruk. Seperti saat kau berjanji untuk tidak akan meninggalkanku, dan akhirnya kau pergi jauh." lirih Nara berusaha mengendalikan rasa sesak didadanya.

   " hm.. Baiklah. Tidak akan ada janji lagi. Biarkan waktu berjalan dan kita hanya perlu menikmati setiap saatnya." jawab Ren meraih wajah Nara dan medekatkan bibirnya.

   " hanya kematian sesungguhnya yang bisa memisahkan kita. Mari nikmati seluruh sisa waktu itu sampai saat itu tiba. Dan sampai saat itu tiba nanti, tidak akan ada penyesalan dan kesedihan lagi. Karena tidak ada janji apapun yang tidak terpenuhi." lirihnya dan perlahan menyatukan bibirnya.

   Pangutan demi pangutan terasa sangat manis. Berharap waktu melambat untuk menikmati suasana menenangkan ini. Rasa sakit dan perih dihatinya perlahan menguar jauh, berganti dengan rasa tenang dan lembut.

   Tidak ada yang salah dengan kalimat yang diucapkan Ren. Atau mungkin begitulah seharusnya semua cinta berjalan dan berakhir. Nara sendiri merasa tenang dengan kalimat itu. Menikmati seluruh waktu itu, bahagia bersama dan terluka bersama. Semuanya memang akan mati suatu saat nanti. Tapi biarkan diri untuk membuat kesan yang baik sebelum mati.

   Membuat banyak kenangan indah untuk diingat saat salah seorang dari mereka mati lebih dulu. Memori yang berisi kenangan indah dan manis yang akan diputar kembali untuk menenangkan hati yang merindukan.

   Itu akan cukup untuk menyadarkan diri sendiri bahwa dulu, kita pernah memiliki waktu-waktu yang menyenangkan dan cinta yang sangat kuat. Walaupun sebelum cinta itu datang, siksaan yang perih terus menyerbu.

Cowok Yandere [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang