Berhasil

459 49 2
                                    

   " apa tidak berbahaya?. Rin, kau sudah lihat,kan, apa yang terjadi dengan Takuma?. Orang itu hampir tidak punya rasa takut. Kalau kau ikut, kami kawatir kalau rencana ini gagal dan kau akan terkena dampaknya." Denji terus mencoba menyakinkan Rin untuk tidak ikut dengan Takuma untuk menjemput Nara. Ini sudah hari ketiga saat terakhir kali Takuma ketempat itu.

   " Tapi aku ingin bertemu dengannya. Aku ingin segera menemuinya." balas Rin. Kenapa Rin sangat keras kepala?. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan kakaknya itu dan meminta maaf.

   " baiklah.. Tidak usah bertengkar. Rin kau boleh ikut. Tapi kau harus menuruti kata-kataku. Kau hanya akan menunggu dimobil. Mengerti?." ujar Takuma.

   " ya. Aku akan menurut."

   Merekapun berangkat. Takuma mencoba kembali mengingat jalan menuju vila terpencil itu. Kali ini Takuma membawa sebuah pistol. Untuk berjaga-jaga kalau-kalau pria itu ternyata masih ada disana. Jika terpaksa ia akan menembakkan itu.

   " apa benar dia dibawa kemari?." tanya Rin melihat tempatnya yang semakin jauh.

   " kau akan melihatnya nanti.." jawab Takuma masih fokus mengemudi. 

   Akhirnya mereka sampai dipersimpangan menuju hutan. Ini masih jam 10.40. Kemungkinan pria itu masih dirumahnya. Merekapun memarkirkan mobil ditepi jalan dan menunggu.

   " kenapa berhenti?." tanya Rin lagi.

   " aku yakin dia masih divila itu. Ini masih terhitung pagi,kan?. Jadi kita akan menunggu mobilnya keluar. Aku sudah mengingat plat mobilnya." tutur Takuma.  

Benar saja, mobil hitam itu keluar dari jalan itu. Takuma langsung memastikan plat nomor mobil itu dengan cepat. Ya!. Itu benar. Setelah memastikan mobil itu sudah pergi jauh, iapun kembali melajukan mobilnya menuju hutan itu.

   Ia tepat berhenti didepan gerbang. Takuma bersiap turun.

   " ingat Rin, jangan keluar. Aku akan segera membawa Nara."

   " baiklah.. Hati-hati kak.."

   Takuma keluar dan langsung mendekati gerbang itu. Beruntungnya, gerbangnya hanya dikunci manual. Takuma bisa dengan mudah membukannya. Setelah masuk,ia langsung berlari menuju pintu depan. Tapi pasti pintu itu dikunci dengan kuat. Iapun mencoba mengelilingi rumah yang sangat luas itu dan menemukan sebuah pintu biasa. Pintu itu pasti dikunci. Tapi setidaknya jika ia mendobrak pintu itu, tidak akan terlalu jelas jika ada orang yang masuk.

   Iapun mulai mendobrak pintu itu. Tepat saat lengannya sudah terasa kebas, pintu itupun terbuka. Takuma langsung masuk dan mulai mencari Nara. Rumah ini sangat luas dan berlorong-lorong. Iapun mulai membuka semua kamar yang terlihat oleh matanya.

   Nara keluar dari kamarnya terpincang dan mencari sumber suara kuat itu. Apa Ren sudah pulang?. Tapi kenapa bunyi gaduh itu berasal dari belakang?. Iapun berjalan menuju dapur. Tapi iapun berhenti saat menemukan pembuat suara gaduh itu.

   " Ta-kuma.."

   " Nara!" Takuma langsung mendekati Nara dan memeluknya. Akhirnya ia menemukan Nara.

   " Takuma?.. Kenapa kau ada disini?. Ini berbahaya. Kau harus pergi." ujar Nara melepas pelukkan Takuma.

   " tidak. Ayo pulang. Kami sudah mencarimu dan akhirnya menemukanmu.." jawab Takuma.

   " tapi aku.."

   " Rin ingin kau pulang. Dia sangat mencemaskanmu. Dia ada dimobil sekarang." potong Takuma cepat.

   Rin? Rin mencarinya?. Tapi bagaimana ia bisa pergi begitu saja. Ren baru saja pergi. Dan sekarang apa iya juga akan pergi?.

   " ayo.." ucap Takuma menarik tangan Nara untuk segera pergi. Tapi ia terhenti saat melihat Nara terpincang.

Cowok Yandere [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang