Nara menatap kebawah. Ia sedang diatas balkon lantai 3 dan menatap kearah mobil Ren yang mulai keluar dan menjauh dari rumah. Ia melambai kearah Ren yang sedang tersenyum melihatnya.
Ya. Nara sendirian lagi..
~~~
Ren menelepon Asahi. Dan langsung tersambung.
" bagaimana?." tanya Ren.
" a-aku tidak tahu. Semua perangkatku error. Sepertinya mereka berusaha untuk mensabotase jaringanku. Aku tidak bisa mendeteksi apapun.bagaimana ini?." jawab Asahi panik.
" apa kau masih bisa melacakku?."
" tidak bisa. Cepatlah kemarkas. Ini bisa gawat." Asahi terdengar frustasi. Ya, karena semua perangkat itu adalah jiwanya. Bisa dibilang, dia tidak bisa melakukan apapun tanpa semua itu. Dia adalah titik koordinasi dan jika sudah seperti ini, akan sulit untuk anak buah Ren memberikan informasi nantinya.
" tenanglah.. Ini hanya masalah kecil. Kau tidak perlu sepanik itu." ujar Ren semakin menambah kecepatan mobilnya.
" hah.. Kau selalu menganggap semuanya tidak masalah. Kali ini aku tidak peduli dengan perangkat ini. Aku menghawatirkanmu!" balas Asahi dengan Nada frustasi.
" aku?. Ya walaupun teror ini memang untukku, kau tidak perlu secemas itu. Lihatlah caraku menghadapinya. Kalau kau terus panik seperti itu, akan banyak kemungkinan buruk yang akan kau pikirkan nanti. Dan jangan salahkan aku kalau kemungkinan buruk itu terjadi padaku." ujar Ren sambil terkekeh.
" benarkah seperti itu?." tanya Asahi.
" tentu saja. Karena itulah banyak orang bilang untuk tidak berprasangka buruk dahulu." balas Ren.
Asahi diam sebentar. Apa Ren pernah bicara dengan orang lain?. Bagaimana dia bisa mengerti pepatah seperti itu.
" baiklah. Cepatlah kemari." Asahi memutuskan sambungan.
Ia baru akan bangkit saat ia melihat sesuatu dilayar komputernya. Bayangan seseorang dibelakangnya. Ada seseorang dibelakangnya. Siapa?.
Iapun memutar kursinya dan langsung dihadapkan dengan orang itu.Ren.
Pria itu menatapnya dengan tatapan gelap seperti biasanya dan sebuah senyum mengejek yang selalu ia lihat akhir-akhir ini. Mungkin dia puas melihat Asahi hampir gila dengan teror ini.
" kau persis seperti hantu. bagaimana kau bisa sampai secepat itu?. Apa kau terbang?." sungut Asahi kesal.
" hee? Itu kan memang julukanku. Hantu.. Menyeramkan, bukan?. Sesekali aku ingin menggunakan teknikku itu padamu. Haha.." Ren meraih kursi putar disamping Asahi dan mendaratkan tubuhnya disana.
" membuang fakta bahwa kau adalah seorang pembunuh, penampilanmu tidak terlihat menyeramkan,kau tahu?. Orang hanya akan berfikir kau adalah pria tampan biasa." jawab Asahi memundurkan tubuhnya untuk membiarkan Ren mengambil alih.
Ren tak bisa menahan tawanya. Jemarinya mulai menari dikeyboard tipis itu. Pria tampan biasa?. Kalau itu Ren tidak ragu. Punya dua wajah itu bukan hal yang sulit,kan?.
" wahh.. Keamanannya memang sudah dibobol ya. Seharusnya kalau kita mengubah pengaturan dan sandinya, semuanya akan kembali. Tapi jika kulihat sekarang, mereka juga sudah menyalin semua informasi buruan kita." ujar Ren menatap layar komputer tipis itu seperti anak kecil.
"Mungkin merekalah buruan kita selanjutnya yang sudah tahu cara kita bekerja. Tunggu, kau masih mencaritahu tentang buruanmu?. Kaulah yang sedang diburu!." Asahi kembali meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
ChickLit" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...