Mengingat kebelakang saat sebuah granat itu mendarat tepat dimobilnya yang sudah remuk, tubuhnya terlempar keluar. Sebuah ide muncul diotaknya untuk membuat sesuatu. Memalsukan kematiannya.
Tepat sekali, ada seseorang yang melintas seperti ingin membantunya untuk menjauh dari ledakan itu. Dengan sekuat tenaga yang tersisa, ia bangkit dan tepat saat orang itu mendekatinya, iapun mendorong pria itu masuk kedalam mobil yang terbakar hebat itu. Tentu saja orang itu mati...
Entah apa yang ada dipikirannya?. Jika ia kabur dan mereka mengetahui bahwa dia masih selamat, dalam keadaan lemah seperti ini akan sangat mudah untuk menemukannya. Setidaknya dengan adanya jasad didalam mobil itu, mereka akan mengira itu adalah dirinya yang mati. Sudah pasti mereka akan percaya dengan tipuan itu.
Sekarang setidaknya ia harus pergi. Tidak ada waktu untuk lari karena tenaganyapun sudah hampir habis. Ia tahu dibelakangnya adalah jurang yang sangat dalam. Setelah berfikir cepat, akhirnya ia berjalan menuju bibir jurang dan setelah menarik nafas dalam, iapun menjatuhkan dirinya.
Tidak banyak yang ia pikirkan sayangnya. Mati adalah jawaban setelah kau mendarat kedalam jurang yang dalam itu. Untuk apa ia mencoba memalsukan kematiannya kalau akhirnya setelah mendarat didasar jurang ini ia juga akan mati?.
Ranting-ranting dan bebatuan kecil menancap baik keseluruh tubuh dan kulitnya. Kenapa gravitasi seperti terburu-buru sekali untuk mendaratkan tubuh lemah itu ke batu besar yang ada didasar itu?. Dan andai saja batu itu tidak sekeras itu, ya hanya mengandai-andai.
Tubuhnya terhempas kuat menimpa batu besar yang datar itu. Kepalanya yang sudah berlumuran darah kembali mengucurkan darah. Tubuhnya juga melelehkan banyak darah dengan semua goresan dan tusukan itu. Luka bakar itu juga semakin parah saja setelah terkena serpihan bebatuan tadi.
Ia terbatuk dan mulai kesulitan bernafas. Darah keluar dari mulutnya. Persetan dengan memalsukan kematian, ia sendiri rasanya ingin mati saja dengan semua rasa sakit itu. Tubuhnya gemetar menahan rasa sakit yang semakin menjadi. Dan akhirnya ia diam. Mungkin memang akan mati saja..
Diatas sana, semua pasukan itu sedang mengerumuni mobil itu dan mulai memeriksa keseluruh penjuru. Setelah percaya bahwa jasad yang terbakar didalam sana adalah Ren, merekapun segera meninggalkan tempat itu.
Barulah beberapa menit kemudian anak buah Ren yang tadi menghadang dibelakang sampai dan sangat terkejut dengan apa yang mereka lihat. Salah seorang segera menghubungi Asahi. Dan setelah Asahi sampai, barulah mereka percaya bahwa seseorang didalam sana adalah Ren..
~~~
" kudengar, temanmu Ren, sang hantu itu sudah mati."
" Apa?!" Niko terkejut mendengar berita itu. Ia sendiri masih dirumah sakit seperti biasa dan salah seorang teman seperkumpulannya memberikan berita itu melalui telepon.
" kemarin seseorang meneleponku dan mengatakan mereka berhasil membunuhnya. Jujur saja aku tidak terkejut mendengar itu. Karena sepertinya sihantu itu pantas untuk mati. Haha.." ujar pria diseberang telepon itu dengan suara yang ringan.
Niko sendiri tidak mungkin percaya dengan hal itu. Terakhir kali ia merawat pria itu juga saat ia hampir mati. Hampir mati.. Bukan mati. Tapi kali ini kabar ini sampai ketelinganya. Membuatnya semakin tidak percaya.
" kau terdengar senang mendengar dia mati. Kalau aku jadi kau, tentu aku tidak akan percaya semudah itu. Hihi.." ucapnya bangkit dan keluar dari ruangannya. Ia memberikan berkas-berkas pasien itu kepada perawat yang berpapasan dengannya dan memberi kode untuk memeriksa berkas itu selama ia memiliki urusan saat ini. Setelah itu ia langsung turun menuju basement.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
Literatura Feminina" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...