" Nara. Apa kau ingin mengunjungi markas kami?. Pasti menyenangkan." ucap Asahi yang masih menemani Nara yang sedang merendam kakinya didalam kolam. Nara menoleh kebelakang menatap Asahi yang duduk disofa.
" aku masih takut untuk keluar. Aku akan tetap disini saja." jawab Nara kembali mengayunkan kakinya.
Ini sudah tiga bulan sejak kematian itu. Sampai sekarang pun Nara tetap tidak berani untuk menginjakkan kakinya keluar dari rumah besar itu. Jangankan kesuatu tempat, untuk pergi ketaman didepan rumah itupun ia tidak berani.
Pertama, ia masih trauma dengan hari saat ia melihat mobil Ren hancur ditempat itu. Tekstur jalanan yang basah saat itu sangat membekas dingatannya sampai sekarang.
Dan yang kedua, ia seperti sudah terikat dengan janji yang ia buat saat itu. Sekarang Ren sudah tidak ada, tapi ia masih merasa bahwa janji itu masih berlaku. Pergi keluar dari rumah itu sudah seperti kabur lagi untuk Nara. Dan jika Ren masih ada, ia pasti akan sangat marah.
" apa kau tidak merasa bosan?. Kau sudah seperti tahanan disini. Jika kau keluar dan menikmati waktumu, pasti akan membuatmu lebih baik." ujar Asahi lagi. Sebenarnya ia merasa sedih melihat Nara seperti masih menggantungkan harapan. Itu tentu saja sudah tidak mungkin lagi.
" aku senang disini. Aku tidak pernah merasa bosan. Berkeliling dirumah ini saja sudah menyenangkan. Kenapa aku harus keluar?. Lagipula dia melarangku untuk pergi.." ucapnya menunduk lesu. Pantulan air kolam itu seperti mengacak-acak wajahnya.
" kau harus mengerti,Nara. Dia sudah tidak ada. Tidak ada berarti semua ucapannya dulu sudah tidak berlaku lagi. Apa dia akan senang melihatmu seperti ini?. " Asahi mendekati Nara dan berjongkok disampingnya. Ia menatap kaki gadis itu yang terlihat sangat pucat karena terlalu lama berendam diair dingin itu.
" aku hanya merasa dia masih ada. Mungkin dia akan kembali. Dan dia akan marah saat dia melihatku keluar tanpa seizinnya. Haha.. Dia pasti marah." Air matanya kembali mengalir.
Masih sangat sakit. Ini waktu yang lama untuknya tanpa Ren. Rasanya masih sangat berdarah. Rasa kosong itu berkurang, tapi kesedihannya masih menjadi. Setidaknya ia sudah tidak segila waktu itu. Belum bisa menerima, belum bisa melepaskan. Banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Bagaimana ia bisa melupakan semua itu. Ternyata ia masih sangat membutuhkannya. Masih ingin memeluknya. Masih ingin..menciumnya..
Asahi meraih wajah Nara dan menghapus air mata gadis itu. Ia tersenyum dan menatap mata Nara dalam. Gadis ini sangat setia. Walaupun dia sudah dilukai sedemikian kejamnya. Tapi ternyata cara Ren berhasil membuatnya terikat sekuat ini. Ren tidak main-main saat mengatakan gadis ini akan sangat mencintainya nanti. Dan benar saja...
" baiklah.. Ayo ikut aku. Jika dia marah, aku akan melawannya untukmu. Siapa dia yang bisa mengurungmu seperti tahanan disini." ucap Asahi meraih tangan Nara dan menariknya untuk keluar dari kolam itu. Nara bangkit dan mengikuti langkah Asahi. Ia meraih sepasang sepatu didalam lemari sepatu Ren dan memberikannya pada Nara.
Nara menatap Asahi bingung. Tapi ekspresi Asahi menyuruhnya untuk menurut. Iapun memasang sepatu itu yang terlihat besar dikakinya tapi tidak terlalu longgar. Asahi membawanya kedalam mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan vila itu. Gadis ini butuh suasana baru.
Asahi membawa Nara kesebuah tempat. Pantai. Nara mengedarkan padangannya setelah keluar dari mobil. Sepi. Mungkin karena sudah memasuki musim gugur, dan cuaca mulai dingin.
" bagaimana menurutmu?." tanya Asahi membawa Nara mendekat ketepi pantai.
" sangat indah." ucap Nara menatap ombak dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
ChickLit" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...