Pulang

473 54 0
                                    

   Keesokkan paginya Nara sudah diperbolehkan pulang. Dokter juga memberikan sejumlah obat dan antibiotik untuk Nara. Seperti yang Ren inginkan, ia akan menyuntikkannya sendiri nanti. Walaupun dokter itu sangat takut jika nanti Ren malah melakukan hal lain.

   Dimobil, Nara tidak bersuara. Renpun tidak berinisiatif untuk membuka percakapan. Hanya diam. Tidak masalah. Tapi tiba-tiba Nara teringat sesuatu.

   " hm.. Apa teman-temanku..dan adikku baik-baik saja?." tanya Nara.

   " hm? Mereka?. Hm.. Ya, aku membebaskan mereka semua. Kau yang memintanya,kan?." ucap Ren.

   Nara menghela nafas lega. Syukurlah mereka tidak dibunuh oleh Ren.

   "hm.. Terimakasih." ucap Nara menunduk.

   " yaa.. Sejauh ini belum ada gangguan. Tapi kalau mereka beraksi lagi, aku tidak ingin kau melarangku lagi." Ren tersenyum.

   " maaf.." ucap Nara lagi.

   Sesampainya divila Ren, ia segera memasukkan mobilnya ke garasi. Ren keluar dan menggendong Nara keluar dari mobilnya. Bukanya membawa kursi roda untuk Nara, ia lebih memilih mengendongnya saja.

   " ini dimana?" tanya Nara melihat design rumah besar kali ini. Ini bukan vila yang pernah Mereka tempati. Rumah ini terlihat lebih besar dan luas.

   " hm..ini vilaku yang lain. Kenapa? Tidak suka?." Ren membuka pintu utama. Seketika Nara terkejut melihat interior rumah itu. Lebih luas dan cerah. Lebih banyak ruangan terbuka didalam. Seperti kolam renang dan taman kecil. Dilantai atas bisa dilihat dengan jelas sebuah balkon luas. Ia tidak tahu vila ini memiliki berapa lantai. Tangga menuju atas juga berbentuk melingkar. Sangat elegan. Terlalu elegan untuk Ren yang tinggal seorang diri. Oh tidak. Sekarang mereka sudah berdua.

   " baiklah.." Ren berjalan menaiki tangga. Ia membawa Nara ke lantai tiga.

   " apa kamarku disini?." tanya Nara masih memeluk leher Ren.

   " kamarmu? Oh,ya. Kau akan tidur dikamarku mulai sekarang." jawab Ren santai.

APA?!..

   " ta-tapi..seharusnya tidak seperti itu,kan?." cicitnya takut. Kenapa malah sekamar. Tidak mungkin.

   "kenapa tidak? Apa kau tidak mau?. Aku lelah harus bolak-balik kekamarmu dan kekamarku. Lagipula kau belum pulih. Akan lebih mudah jika kita sekamar,kan?." ujar Ren.

   Ren masuk ke sebuah kamar berpintu hitam. Ya, kamar miliknya. Iapun mendudukkan Nara diatas ranjang berukuran king sizenya. Nara terus menatap Ren yang berjalan mendekati gorden hitam itu dan menyibaknya. Seketika sebuah pemandangan cerah terpantul dimata Nara. Ternyata dinding kaca jernih. Kamar ini jadi semakin cerah. Ren berhenti dan menatap ekspresi terpana Nara. Lucu sekali, seperti biasa.

   " bagaimana menurutmu?." tanya Ren.

   " bagus..sekali." jawab Nara pelan masih memperhatikan pemandangan itu.

   " aku sengaja membawamu kemari karena vila ini cukup cerah. Ini bagus untuk masa pemulihanmu. Kau tidak boleh stress,kan?." ucap Ren mendekati Nara. Stress? Nara sudah lebih dulu stress sebelum ini. Siapa yang tidak akan tertekan?.

   Iapun membaringkan tubuhnya disamping Nara yang masih duduk.

   " hah..sudah berapa lama aku tidak tinggal disini,ya?. Satu atau mungkin dua tahun." ucapnya menutup mata.

   Mendengar itu, Nara langsung mengedarkan pandangannya keseluruh isi kamar. Ruangan ini bersih sekali.

   " tapi semuanya sangat bersih.."

Cowok Yandere [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang