Nara sudah sadar lagi. Hah.. Sudah berapa kali dia pingsan?. Oh terhitung 2 kali. Kali ini dia ada diatas ranjang, dengan selimut tebal menutupi tubuhnya, dan seseorang tengah memeluknya dengan wajah yang tepat dihadapan Nara.
Tunggu, APA?!..
Nara terkejut bukan main. Tapi tubuhnya tidak bisa bergerak karena pelukkan erat Ren. Gelapnya ruangan itu menandakan hari sudah malam. Dan hujan lagi. Nafas lembut Ren tepat menerpa wajah Nara.
Nara mencoba menenggelamkan kepalanya kebawah. ' hah.. Baiklah daripada dia bangun dan akan mempertaruhkan harga diriku besok, lebih baik diam saja. Setidaknya dia sudah tidur pulas.' batin Nara. Karena ia tahu Ren tidak akan membiarkannya pindah kekamarnya tanpa sebuah hukuman, karena tadi ia ketahuan menyelinap kekamarnya.
Tapi jika dilihat lagi, Ren tidur sangat tenang. Hembusan nafasnyapun lembut. Jujur saja Ren benar-benar menggemaskan saat tidur. Hal yang belum pernah Nara liat sebelumnya. Tentu saja, Nara belum pernah memiliki hubungan dengan laki-laki sebelum ini.
Tiba-tiba kening Ren berkerut. Sepertinya dia mulai terganggu dengan gerakkan kecil Nara. Refleks Nara melingkarkan tangannya kepunggung Ren dan menepuknya pelan, berharap Ren kembali tidur. Ya Ren kembali tenang. Hah.. Sejak kapan Nara menganggap Ren adalah bayi yang bisa bangun dan menangis kapan saja.
Nara kembali menenggelamkan kepalanya dan membiarkan tangannya masih melingkar dipinggang Ren. ' baiklah. Lagipula ini sudah malam. Aku harus tidur dan bangun lebih dulu darinya pagi ini agar bisa langsung sembunyi dikamarku sebelum dia memberiku hukuman lagi. ' batin Nara.
Tiba-tiba ia merasa Ren memainkan jarinya dipunggungnya. Ren.. Bangun?!..
" hihi.. Benarkah itu? Apa kau takut padaku? Sampai kau merencanakan hal bodoh seperti itu? " Ren sudah melebarkan matanya menatap Nara. Nara yang terkejut perlahan menatap Ren yang sedikit lebih tinggi darinya.
Aaahhh... Nara lupa kalau Ren bisa membaca pikirannya. Kalau terus begini ia benar-benar bisa gila.
" apa tadi kau memperlakukanku seperti bayi? Apa.. Kau ingin itu..?" bisik Ren.
Hahhh... Bukan begitu.. itu hanya gerakkan reflek dari Nara. Nara hanya mengira Ren akan bangun. Ahh.. Bagaimana ini??...
" tidak..tidak"
Ren tersenyum miring. " kau naif sekali ya. Kau melakukan kesalahan tapi tidak mau dihukum. Kau kan tahu semua yang bersalah akan mendapat hukuman cepat atau lambat."
" k-kau sendiri? Apa kau tidak merasa sedang membuat kesalahan? " Ujar Nara membela diri. Memangnya menculik itu bukanlah kesalahan?. Ooh ya.. Itu sebuah kejahatan.
" hidupku adalah hukuman untukku. Mereka menghukumku atas kesalahan mereka. Kau tahu, tidak seharusnya aku bersikap seperti ini. Tapi mereka..yang membuatku jadi seperti ini." tutur Ren. Tatapan Ren terlihat kosong lagi. Sepertinya ia sedang mengingat sesuatu.
Nara terdiam. Mungkin Ren sedang mengatakan bahwa semua itu adalah kesalahan orangtuanya. Karena yang ia tahu Ren tidak ingin membicarakan hal yang menyangkut orangtuanya.
" oh ya, Sebenarnya itu tidak penting. Aku ingin tahu kenapa kau masuk kekamarku? Apa yang sedang kau cari? Apa kau butuh sesuatu?" tanya Ren memgelus pipi Nara dengan jari telunjuknya.
" t-tidak.."
" hm.. Lalu kenapa kau ada dikamarku. Dari awal aku sudah mengawasimu yang mulai menyusuri semua ruangan rumahku sejak aku keluar. Ekpresimu lucu sekali lho. Hihi.. Seperti kucing yang mencari jalan keluar." Ren tertawa kecil.
" atau.. Kau memang sedang mencari jalan keluar?.." sambung Ren menatap Nara Curiga. Nara tidak mungkin mengatakan kalau itu benar,kan?
" ah.. Aku.. Hanya berkeliling. Kau tahu, kau bilang aku akan tinggal bersamamu disini. Jadi aku juga harus menyesuaikan diri untuk tinggal disini. Aku melihat-lihat kamar dan sampai dikamarmu. " ujar Nara mencoba membuat alasan lain. Semoga Ren tidak curiga.
" wah.. Benarkah? Baru kali ini ada orang yang menerima kenyataan akan tinggal bersamaku. Kau tahu,kan, semuanya malah memilih untuk kabur. Hahaha." Ren tertawa senang.
Nara ikut tersenyum. Ya itu hanya untuk membuatnya terlihat setuju dengan apa yang Ren katakan.
" tapi..aku tidak suka ada orang yang masuk kekamarku dengan atau tanpa seizinku. Kau orang pertama yang masuk dan sudah melihat semuanya. Aku tidak yakin kau akan tutup mulut atas apa yang kau lihat tadi." Ren kembali membuat Nara takut dengan tindakannya selanjunya. Entah kenapa, Ren sangat suka melihat wajah Nara yang ketakutan itu. Terlihat semakin manis dimatanya.
" aku.. Janji tidak akan masuk kekamarmu lagi. Kumohon.. Jangan menamparku..lagi." cicit Nara takut karena tangan Ren sudah menyentuh pipinya. Sungguh tamparan Ren bukan main sakitnya. Sepertinya dia tidak memperhitungkan kepada siapa dia melayangkan tangannya.
Ren gemas. Ia menarik tengkuk Nara dan mencium bibir Nara lembut dan ringan. Nara kaget bukan main sampai tubuhnya tidak bisa bergerak. Seperti lumpuh. Hah.. Mungkin karena tiba-tiba dan pertama kalinya untuk Nara. Ren melepas ciumannya.
" karena ini sudah malam, aku juga tidak mau buang-buang tenaga untuk menghukummu. Tadi itu adalah hukuman kecil untuk kecerobohanmu. Jangan pernah masuk kekamarku tanpa seizinku, mengerti? Jika tidak, kau akan mendapat akibatnya." Ren menarik Nara kembali kepelukkannya. Nara hanya menurut. " baiklah.. Ayo tidur." ucap Ren mulai menutup matanya.
Narapun ikut menutup mata. Setidaknya dipeluk oleh pria aneh ini tidak terasa buruk. Ini hangat dan lembut. Jika pria ini tidak menculiknya dan tidak bersikap seperti seorang pembunuh, mungkin Nara bisa menerima pria ini dengan baik. Apa ia harus melembutkan hati Ren?. Apa ia bisa?.
Mungkin Nara harus bersikap baik. Tapi jangan terlalu ingin tahu tentang masalahnya. Ia akan membuat Ren percaya bahwa Nara sudah benar-benar patuh dan bisa dipercaya. Disaat itulah Nara akan menggunakan kesempatan itu untuk kabur. Tapi satu hal yang harus benar-benar diperhatikan. Jangan sampai ia ditemukan oleh Ren. Kalau tidak, mungkin Ren akan nekat dan malah semakin menyakiti Nara.
' hah.. Ini mimpi buruk yang mengerikan..' batin Nara.
" hah.. Ini mimpi indah yang menyenangkan.."
Damn!!
Ren masih mendengarnya?!
---- next part😊
Vote dan komen terbuka💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
ChickLit" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...