Aku pasti bisa!

599 56 3
                                    

   Disinilah mereka sekarang. Kafe kucing. Ahahaha...

   Jauh diluar ekspektasi. Nara meminta berhenti disebuah kafe kucing yang dulu pernah ia kunjungi bersama Rin. Ren sampai terkejut mendengarnya. Bukan apa-apa. Hanya saja ia mengira akan ketempat romantis atau semacamnya seperti pantai atau taman. Ketempat yang sedikit pengunjungnya. Tapi kafe kucing?.

   Mereka masuk setelah melepaskan alas kaki mereka dan menggantinya dengan kaos kaki khusus. Nara terlihat senang melihat kucing-kucing yang berlainan jenis itu. Begitupun kucing-kucing itu, beberapa dari mereka terlihat mengejar kaki Nara.

   " kau akrab dengan mereka." ujar Ren. Nara tersenyum dan mengelus beberapa kucing itu.

   Tidak ada kursi. Pelanggan hanya akan duduk dilantai dengan meja pendek agar bisa bercengkrama dengan para kucing. Ren memilih duduk dimeja pojok agar tidak terlalu dekat dengan pelanggan lain. Seorang pelayan datang dan memberikan buku menunya.

   " kau ingin pesan apa?." tanya Ren.

   " aku? Hm.." Nara ikut melihat buku menu. " cokelat panas saja. " ucap Nara. Renpun memanggil kembali pelayan itu dan menyebutkan pesanannya. Tak lama, pesanan mereka datang. Secangkir cokelat panas dan secangkir latte dengan taburan cokelat granula berbentuk kucing. Hah.. Ini mengerikan.

   Nara hampir tertawa melihat latte Ren. Pria gelap dengan latte bergambar kepala kucing lucu. Yah.. Tujuannya membawa Ren kemari memang untuk membuatnya kesal. Kalau perlu setengah mati. Ahaha..

   Setelah meneguk cokelat panasnya, iapun kembali bermain dengan kucing-kucing itu. Ren kagum melihat keramahan kucing-kucing itu pada Nara. Beberapa bahkan tidur dipangkuan Nara dan beberapa lagi meminta belaian tangan Nara. Ia memang sedikit iri.

   " cobalah bermain dengan mereka. Mereka semua baik dan jinak." ajak Nara. Mendengar itu, Ren pun mencoba meraih seekor kucing hitam didekatnya. Ia terkejut saat kucing itu malah marah dan pergi begitu saja. Hah.. Bahkan kucingpun tidak mau mendekati Ren. Nara hampir tertawa lagi.

   Tiba-tiba sebuah panggilan masuk. Renpun menerimanya dan memasang earphonenya.

   " hei.. Ren. Dimana kau sekarang?." tanya Asahi.

   " aku diluar. Ada apa?." ucap Ren.

   " tidak, aku hanya ingin bilang uangnya sudah masuk. Masalah keamanan bandara juga sudah kuurus dan laporannya sudah kukirim kekepolisian. Semuanya sudah beres." tutur Asahi.

   " hm.. Bagus lah. " Ren kembali menghirup lattenya. Tiba-tiba beberapa kucing mengeong kuat.

   " ya. Bagaimana jika-, tunggu. Sepertinya aku mendengar suara kucing. Kau sedang dimana?." tanya Asahi.

   Seketika Ren mematikan teleponnya. Apa yang harus ia katakan nanti jika Asahi tahu ia sedang dikafe kucing. Dia pasti terkejut karena Ren bukanlah pria yang akan pergi ketempat seperti itu. Setelah puas bermain dengan kucing,merekapun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Kali ini Ren yang memutuskan.

   Mereka sampai disebuah taman. Ren mengajak Nara duduk dibangku taman.

   " disini lebih baik. Jauh dari keramaian." ujar Ren. Kalau dipikir lagi mereka berdua sama-sama tidak suka keramaian. Ren tidak suka keributan dan Nara tidak pandai bersosialisasi.
 
   " apa kau suka disini?." tanya Ren. Nara menoleh menatap Ren yang tengah memejamkan mata.

   " ya. Suasananya tenang dan segar. Aku suka." jawab Nara singkat. Sungguh, ia memang suka taman. Sejak awal Nara memang cocok dengan bunga dan tanaman. Ren sendiri jadi mulai menyukai bunga sejak melihat Nara terus berhenti didepan rumahnya untuk melihat bunga-bunga dihalaman rumahnya.

Cowok Yandere [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang