Nara turun kebawah mendengar pintu terbuka. Apakah itu Ren?.
Seorang pria bersetelan lengkap masuk diikuti beberapa pria lainnya. Nara yang bingung menghentikan langkahnya yang sudah hampir sampai dilantai bawah.
" s-siapa kalian?.." tanya Nara perlahan mundur.
" maaf. Kami datang atas perintah tuan Ren. Kami akan melindungimu dan rumah ini." ucap pria itu menundukkan kepalanya.
" Ren?. Apa terjadi sesuatu?." Nara kembali melangkah turun dan berdiri dihadapan pria itu.
" tidak. Bukan hal yang perlu dicemaskan. Kami datang untuk melindungimu selama dia pergi." jawabnya. Tentu saja Ren sudah menyuruh mereka untuk tidak mengatakan alasan yang sebenarnya.
" t-terimakasih. Baiklah."
" sebaiknya kembali kekamarmu. Kembalilah istirahat. Kami tidak akan membuat keributan." ucap pria itu membujuk Nara untuk kembali kekamar.
" hm.. Baiklah." Nara menurut dan kembali naik kekamarnya. Sesampainya dilantai kamarnya, matanya tertuju pada balkon. Iapun mendekati balkon dan melihat kebawah.
Betapa terkejutnya ia saat melihat jumlah orang yang berjaga didepan vila itu. Matanya mengikuti jumlah mereka. Berperlengkapan penuh. Pistol dan shortgun sudah ditangan. Tapi kenapa?.
Ia berjalan memasuki kamarnya. Entah kenapa hatinya merasa aneh. Ini tidak biasanya. Ren tidak pernah mengutus seseorang untuk menjaganya sebelum ini. Ini bahkan terlalu berlebihan. Dalam jumlah sebanyak itu, apa akan ada yang terjadi?.
Ia menaiki ranjangnya dan duduk bersandar. Ren memang bilang ia akan sibuk. Tapi sesibuk apa pekerjaannya sekarang? Kenapa harus ada penjagaan?. Ah.. Mungkin untuk menghindari musuh. Menjadi pembunuh kan pasti juga memiliki musuh.
Mungkin mereka sudah menyadari bahwa Ren memiliki kelemahan sekarang. Yaitu Nara. Jadi ia mengirimkan penjagaan untuk melindungi Nara.
Tapi apa seberbahaya itu?. Ren bilang ia akan pulang terlambat. Semoga tidak terlalu lama. Ia mulai kawatir dengan keadaan ini. Ini sedikit menakutkan untuknya.
Ia meraih remote tv dan menyalakannya. Akhir-akhir ini ia selalu menonton tv larut malam bersama Ren. Ia sendiri tidak mau, tapi Ren memintanya. Dengan ukurannya yang sangat besar, saat malam hari mereka seperti menonton dibioskop. Terkadang Ren lah yang tertidur lebih dulu.
" kau pasti bosan. Bagaimana kalau menonton film?." tanya Ren menaiki ranjang dan ikut bersandar disamping Nara.
" hm? Ini sudah malam. Kau harus istirahat. Kau pasti lelah."
" hee?. Tidak juga. Baiklah, kau saja yang pilih filmnya." ucap Ren.
" hm.. Baiklah." Nara turun dan berjalan mendekati laci dibawah meja tv itu. Setelah membukanya, ia menghela nafas. Penuh dengan film horor.. Bagaimana ia bisa menonton semua ini?. Tapi beruntung ia menemukan sebuah film lain.
" bagaimana dengan ini?." tanya Nara.
" apa itu?." Ren memicingkan matanya mencoba melihat judul film itu. Itu film anime romantis. Iuhh..
" apa kau yakin?. Aku sendiri tidak pernah menonton itu. Siapa yang membawanya kemari?.".
" haha.. Ini pasti seru. Aku juga belum pernah melihatnya, tapi aku hanya menemukan ini dari kumpulan film horor itu. Kali ini aku bisa membuka mataku selama filmnya diputar. Hahaha.." ucap Nara polos dengan senyum bangganya.
Ren hampir meledak melihat ekspresi polos Nara. Gadis itu bangga sekali karena kali ini ia bisa membuka matanya saat menonton. Mungkin benar juga. Ia selalu menutup mata dan telinganya setiap kali Ren memutar film horor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Yandere [Completed✔]
ChickLit" hiks.. sebenarnya apa yang kau inginkan dariku? " Ia menatap gadis itu dengan tatapan sayu dan senyum yang terlihat mengerikan. " heeh? sudah terhitung 10 kali aku mengatakan ini. Aku.. menginginkanmu. Karena.. Aku.. Mencintaimu. " ucapnya deng...