Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit lalu. Seperti biasa, anggota Classy Bastard selalu menyuruh Daniel untuk membeli makanan di kantin.
"Gue martabak aja satu," ucap Arsen lalu menoleh pada Janu sambil meringis. "Lo yang bayarin, ya?"
"Yoai." Janu menyodorkan uang sepuluh ribu dari sakunya.
Namun, Daniel menolak uang tersebut. "Nggak usah, deh. Hari ini gue yang traktir kalian, ya."
"Eh, kesambet apa lo, Niel?" Alexi dan Gerry yang lagi asik mengobrol langsung terkejut. Seumur-umur bersahabat dengan Daniel, belum pernah mereka ditraktir. Kecuali jika mereka datang ke rumah Daniel dan makan langsung di sana.
Daniel hanya cengar-cengir sambil menyobek buku tulisnya, kemudian dia mulai menulis. "Ayo pesan yang banyak, gue beliin, nih."
"Lo mau apa, Ger?" tanyanya pada Gerry yang menjadi orang pertama yang akan ditulis pesanannya di kertas tersebut.
"Gue sama kayak Alex." Gerry menoleh pada laki-laki di sebelahnya sambil mengangkat alisnya.
"Terserah gue, ya?" Alexi berdehem sambil memegangi dagunya untuk berpikir. "Karena lagi ditraktir, kesempatan gak datang dua kali, maka gue dan Gerry mau beli mi ayam, martabak, es kopyor, sama pisang goreng."
Daniel dan teman-teman lainnya melongo mendengar pesanan Alexi yang keterlaluan itu. Segera Arsen menoyor kepala Alexi sambil mengomel. "Lo emang ditraktir, tapi gak gitu juga, Goblok."
"Daniel sendiri yang bilang suruh pesan banyak. Jadi, gak masalah, dong kalau gue cuma pesan empat doang. Iya nggak, Niel?" Alexi melayangkan tatapan pada Daniel untuk meminta respon. Daniel hanya manggut-manggut pasrah.
Sementara Janu yang sejak tadi merasa aneh dengan Daniel, dia tidak begitu merasa bersemangat atas traktiran ini. Dia terus memperhatikan tingkah Daniel yang tampak bahagia hari ini.
Ada yang aneh dari Daniel, tetapi Janu tidak tahu apa yang membuatnya begitu.
¶¶¶
Daniel sudah berada di kantin sekarang. Dia sedang menunggu mi ayam milik Gerry dan Alexi datang. Tadi, Gerry sudah mengajukan diri untuk menemaninya, sebab Gerry tahu makanan-makanan yang dia pesan sangat banyak dan tidak memungkinkan untuk bisa dibawa sendirian, tetapi Daniel menolak.
Sambil menunggu, Daniel duduk di bangku kosong kantin. Dia memperhatikan sekiranya, barangkali ada seseorang yang dia cari-cari di sana. "Itu dia!"
Laki-laki itu reflek berdiri dan melambaikan tangan pada gadis yang membalut seragamnya dengan jaket merah. Melihat Daniel, gadis itu tersenyum lebar dan segera menghampiri Daniel.
"Kamu ngapain pakai jaket?" Tidak biasanya Keana memakai jaket di sekolah, hal itu membuat Daniel tertarik untuk bertanya.
"Em ... gak apa-apa, cuma agak demam dikit." Mendengar itu, Daniel langsung menempelkan punggung tangannya pada dahi Keana yang tertutup poni.
Raut wajahnya berubah menjadi khawatir saat merasakan suhu tubuh Keana cukup tinggi. "Ken, kamu sakit, ya? Sejak kapan?"
Keana terkekeh, lalu memilih duduk di bangku yang kosong sebelah Daniel. Dia menarik tangan Daniel ke bawah supaya ikut duduk di sampingnya. Gadis itu tersenyum manis. "Cuma demam dikit, gak usah lebay!"
"Bukan lebay, aku khawatir," balas Daniel membenarkan.
"Iya-iya, jadi semalam waktu kamu antar aku pulang kan lagi hujan. Mungkin gara-gara kehujanan," jelas Keana seadanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/267385330-288-k554975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Classy Bastard in Love [Tamat]
Teen FictionClassy Bastard, itu nama geng kami. Bukan, kami bukan kumpulan geng motor, berandalan, atau lainnya. Bukan juga gengster yang memiliki banyak musuh dan dendam terhadap geng-geng lain. Nama itu kami buat hanya supaya terlihat mengerikan, kenyataannya...