Keana:)
Hai, maaf ganggu kamu ya...
Maaf aku gak tau diri ya ngechat kamu
Ken, aku cuma mau cerita dikit. Gapapa kalau kamu gak mau bales chat aku. Aku bersyukur meskipun kamu cuma read. Aku juga sadar hubungan kita sekarang sebatas apa^^
Aku gak tau harus cerita ke siapa lagi Ken. Gak ada tempat lagi buat cerita sekarang
Ken, nenek aku...
Aku gak tau harus gimana lagi, aku gak sanggup
Aku minta doa aja ya kalau kamu sudi. Bukan buat aku Ken, tapi buat nenek. Aku minta doanya buat nenek, biar nenek cepet sembuh:)
Udah kok gitu aja. Makasih udah mau nerima chat aku. Kalau kamu kesel liatnya, gapapa hapus aja chatnya, blokir aja nomerku Ken^^
Makasih ya
Setelah mengirim beberapa baris pesan itu pada Keana, Daniel memasukkan ponselnya ke kantong celananya. Manik mata hitam pekatnya menatap wanita tua di depannya yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit.Daniel duduk di kursi yang terletak di samping ranjang. Tangannya menggenggam lengan wanita itu dengan air mata yang lagi-lagi lolos keluar dari kelopak matanya. Kepala laki-laki itu menunduk dengan bahu yang bergetar.
Jika saja hati Daniel dapat dilihat wujudnya, mungkin hati itu sudah tidak berbentuk lagi. Hancur, hati Daniel hancur sehancur-hancurnya. Sudah berapa lama Daniel melupakan bagaimana caranya tersenyum. Semenjak kejadian di rumah Yudha waktu itu, Daniel sudah tidak bersahabat lagi dengan senyuman.
"Nenek ...." Suaranya terdengar parau dalam tundukan itu. "Nenek bangun, ya."
Isakan tangis mulai terdengar setelah melalui tenggorokan yang terasa sakit. Daniel tidak dapat menahan lagi sesak di dada yang terus singgah. Dalam ruangan sepi itu Daniel menumpahkan air matanya. Mengadu pada benda-benda mati di sekitarnya tentang bagaimana Tuhan memberikan cobaan sebesar ini.
Daniel tidak marah kepada Tuhan. Tetapi, yang namanya manusia itu egois, hanya ingin selalu mendapat kebahagiaan. Daniel juga manusia. P
"Kalau nenek pergi, aku udah gak punya siapa-siapa lagi, Nek." Begitu ucap Daniel di sela-sela isak tangisnya. Hingga kemudian dia lelah menangis, tanpa sadar Daniel tertidur dalam posisi yang sama. Memeluk lengan neneknya.
¶¶¶
Keana berjalan dengan langkah yang cepat, tidak peduli pada beberapa siswa-siswi di koridor yang memperhatikannya, kali ini tidak ada satu orang pun yang bisa menghentikan Keana. Setelah tubuh ramping itu berhasil masuk ke kelas 12 IPS-2, kelas yang dihuni anggota Classy Bastard.
Gadis itu kini telah berdiri di hadapan enam laki-laki yang sedang duduk di bangku yang berdekatan. Pagi ini mereka terlihat akur, tidak seperti kemarin-kemarin. Bahkan, semua mengulas senyum di bibir mereka ketika saling mengobrol.
Sepertinya hubungan mereka sudah agak baikan.
"Jadi gini, ya, persahabatan kalian?" ucap Keana dengan suara parau. Membuat seluruh atensi di ruang kelas itu terfokuskan pada Keana. Terutama anggota Classy Bastard yang terlihat kebingungan.
Keana diam untuk beberapa saat. Berusaha menetralisir amarahnya yang beradu dengan kecewa. Tetapi, hati Keana menjadi hancur ketika melihat senyum di wajah mereka. Senyum di wajah orang-orang yang menyakiti Daniel. Mereka tidak pantas tersenyum di saat-saat seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Classy Bastard in Love [Tamat]
Novela JuvenilClassy Bastard, itu nama geng kami. Bukan, kami bukan kumpulan geng motor, berandalan, atau lainnya. Bukan juga gengster yang memiliki banyak musuh dan dendam terhadap geng-geng lain. Nama itu kami buat hanya supaya terlihat mengerikan, kenyataannya...