CBIL- 16| Gerry Aneh

18 5 1
                                    

"Kalau kamu memang suka sama Janu, perjuangin dong. Masa iya cuma gara-gara dia gak suka sama kamu, kamu mundur? Emang cinta sepihak itu gak susah, tapi apa salahnya mencoba?" Sungguh, Keana tidak menyangka bahwa jawaban Daniel akan sebijak ini. Keana akui, laki-laki di hadapannya sekarang cukup keren.

"Iya aku tahu, tapi aku sadar diri, yang suka sama dia bukan aku doang. Cewek satu sekolah pada suka sama dia!"

"Makanya, kamu harus cari cara yang berbeda dari mereka. Kamu harus deketin dia terus sampai dia luluh," sambung Daniel dengan tatapan yang sangat teduh. Dia terlihat sangat baik di mata Keana.

Baiklah, sekarang Keana akui. Daniel adalah laki-laki baik, bijak, dan pendengar yang baik yang dia temui di dunia. Jauh dari berbagai ekspektasinya yang mengatakan bahwa Daniel tidak asik, menjengkelkan, dan cuek. Keana salah besar menilai Daniel.

"Maaf ya, Niel."

Kalimat itu membuat Daniel mengerutkan kening bingung. Untuk apa gadis di depannya meminta maaf, padahal tidak melakukan kesalahan apa pun.

"Buat?" tanya Daniel sambil memiringkan kepala.

"Itu ... aku, sebenernya ..." Keana gugup untuk menyampaikan hal ini, entah ini waktu yang tepat atau bukan. Dia takut. "Maaf, aku udah ... aku udah nilai kamu jelek. Aku pikir kamu orangnya ngeselin, cuek, dan segalanya lah yang gak asik. Tapi enggak."

Gadis itu tidak berani menatap Daniel, dia hanya meluruskan pandangan pada es teh yang dia pegang. Dia takut Daniel akan tersinggung atas pengakuannya. Ada banyak rasa bersalah yang terlukis di wajahnya.

"Ck, apaan sih. Gitu doang, gak apa-apa kali, Ken. Toh, kita juga baru deket." Daniel terkekeh sembari memiringkan kepala untuk melihat wajah Keana yang tertunduk. "Sebagai teman."

Ada rasa yang tidak dapat didefinisikan dalam hati Daniel, saat mulutnya mengucap kalimat 'sebagai teman'. Namun, dia akan berusaha mengabaikan rasa aneh itu. Sungguh, Daniel akan mengabaikannya.

¶¶¶

Suasana kelas XI IPS-2 tengah kacau. Siapa lagi biang keroknya kalau bukan anggota Classy Bastard. Guru-guru sedang ada rapat, jadi kelas mereka kosong alis tidak ada jam pelajaran.

Dalam rangka merayakan hari jadi Alexi dan Natasya yang keempat bulan, anggota Classy Bastard bernyanyi bersama dengan alat-alat seadanya sebagai pengiring lagu. Alexi dan Natasya duduk di atas meja sambil bertepuk-tepuk ria. Yudha dan Janu menjadi penyanyi di depan kelas dengan batang sapu yang dijadikan sebagai mic. Daniel, Arsen, dan Omar sibuk memukul-mukul meja dengan irama yang sesuai.

Para gadis di kelasnya tentu menikmati kericuhan ini karena ada Janu yang turut serta. Bahkan, mereka menggunakan ponselnya masing-masing untuk mengambil banyak video Janu.

Sementara Gerry hanya duduk di bangkunya, melihat teman-temannya yang sangat bahagia. Dia bahagia melihat teman-temannya, tapi dia tidak bisa membahagiakan dirinya sendiri. Benar-benar tidak memiliki rasa semangat.

"Gerry, kamu kenapa diem terus? Ada masalah?" Gadis berambut sepundak itu datang menghampiri Gerry, kemudian duduk di bangku Daniel---bangku yang berada di depan meja Gerry.

Laki-laki yang ditanya hanya menggeleng. Lalu berusaha untuk tersenyum. "Gak ada apa-apa, kok. Kamu nggak nimbrung di sama mereka?"

"Bohong, kamu pasti lagi sedih, kan? Ada masalah apa, sih? Cerita aja, Ger!" Dinda menatap wajah pacarnya yang terlihat jelas ada kesedihan. Menggunakan kedua telapak tangannya sebagai penyangga dagu, gadis itu tersenyum teduh. "Cerita aja."

Classy Bastard in Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang