CBIL- 12| Kalau Saling Suka Terus Ngapain?

26 8 4
                                    

Hari sudah gelap. Sejak siang saat mereka baru tiba tadi sampai detik ini, tidak ada yang tidak melakukan apa pun. Semuanya terlihat sibuk dengan tugasnya masing-masing.

Anggota Classy Bastard kini sedang menyelesaikan tugas yang sangat susah bagi mereka. Sejak tadi mereka tidak bisa mendirikan tenda. Sejak sebelum matahari terbenam. Ngomong-ngomong, sebenarnya mereka tidak satu tenda. Janu, Arsen, dan Daniel seharusnya ada di kelompok tiga. Tapi berkat keberanian Arsen yang menolak pembagian kelompok itu, akhirnya Classy Bastard disetujui untuk tidur di satu tenda yang sama.

"Capek!" keluh Gerry yang sedari tadi berdiri di tengah tenda. Memegangi tongkat Pramuka yang tingginya sejajar dengannya. Dia harus terus berdiri di sana bersama tongkat Pramuka itu sebagai penyangga tenda. Entah sampai kapan itu berakhir, tenda tidak segera berdiri kokoh.

"Sabar lah, Ger. Ini gimana sih caranya." Alexi yang dulu mantan anak Pramuka Inti saat di sekolah dasar saja sudah lupa. Apalagi yang lainnya yang sangat malas dengan Pramuka.

"Juancok!" umpat Arsen frustasi. Untuk menenangkan diri, dia mengambil sebotol air mineral dari tas Daniel lalu meminumnya.

Hingga beberapa orang berpakaian coklat dengan kacu panjang dan ring yang terbuat dari rotan datang menghampiri mereka. Melihat tingkah anggota Classy Bastard ini sambil geleng-geleng kepala.

"Kak, bantuin dong! Dari tadi kita gak ada yang bantuin, tahu gitu pulang aja!" omel Arsen kesal. Gerry pun langsung manggut-manggut setuju dengan ucapan Arsen.

"Usaha sendiri gak bisa?" Salah satu dari beberapa kakak pembina itu sepertinya sedang mengejek mereka. Gadis berambut pendek itu terlihat angkuh wajahnya.

Melihat siapa yang sedang menjadi lawan bicara anggotanya sekarang, Janu menaikkan kedua alisnya sambil menyeringai. Berdiri di samping Arsen lalu memasang wajah yang biasanya membuat para gadis meleleh. First, tidak lupa bergaya membelai rambutnya dan mengarahkannya ke belakang hingga terlihat jidat indahnya.

"Ekhm ... gini, Kak. Dari tadi kita itu kesusahan banget, secara kan kita bukan anak Pramuka Inti jadi beda dong vibesnya. Tolong lah, Kak bantuin kita. Masa semua tenda udah pada berdiri, punya kita engga." Itu yang diucapkan Janu.

Gadis yang diajak bicara dengan Janu itu masih diam menatap wajah Janu. Mungkin dia sedang mempertimbangkan permintaan Janu. Atau bisa jadi juga dia sedang klepek-klepek. Tidak ada yang tahu isi hati orang lain selain diri sendiri bukan?

"Gimana, Kak?" Sekali lagi Janu bertanya, berusaha menyadarkan lamunan gadis itu.

"Ya udah iya. Makanya, kalau waktunya ekskul Pramuka di sekolah itu jangan pada kabur. Gak bisa kan jadinya!" Gadis itu lalu berjalan ke arah tenda mereka untuk mendirikan tenda tersebut. Disusul juga dengan para pembina lainnya.

"Iya-iya, Kak. Jangan marah-marah dong, nanti cantiknya hilang."

Terlihat jelas wajah yang diajak bicara Janu itu kini sedang menahan senyum. Terlihat juga dia sedang salah tingkah sendiri. Mampus, jurus Janu memang yang paling ampuh.

¶¶¶

Setelah tenda berdiri tegak hanya dengan beberapa menit karena bantuan para kakak pembina, anggota Classy Bastard diperintahkan untuk menyusul siswa-siswi lainnya ke pusat Bukit Nirwana yang terlihat jelas dua kali lipat lebih indah saat malam hari. Ada sebuah panggung kecil di tengah lampu pernak-pernik menghiasi sekitar bukit. Suasana di sana juga sangat ramai. Para siswa-siswi duduk di atas rerumputan sambil mengangkat kedua tangan, melambai-lambai seiringan dengan alunan musik dari penyanyi di atas panggung itu.

Sebuah  live music melengkapi malam mereka. Pun dengan langit yang lebih baik dari tadi siang. Kini sangat cerah dan bertaburan bintang seakan turut serta merayakan acara ini.

Classy Bastard in Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang