CBIL- 9| Sama Daniel? Gak Asik, Ah!

26 9 1
                                    

Hei, kenapa dia protes? Apakah ada masalah dengan jawaban Keana? Itu kan hak Keana.

"Kenapa? Masalah? Itu kan menurut aku, Janu." Keana terkekeh melihat raut wajah Janu yang tidak terima.

Apa kalian percaya jika Keana hanya memberi rating hanya enam puluh untuk laki-laki setampan Janu?
Tentu saja Keana berbohong. Dia hanya menggoda Janu. Tapi, sembunyikan saja dulu kebohongan itu supaya Janu kesal lebih lama.

"Ya udah aku ngalah. Aku tahu kamu bohong pasti, aku ganteng gini cuma dapet rating enam puluh." Janu mendengus sebal. "Lanjut, deh. Em ... kan katanya banyak yang suka sama aku. Nah, kamu sebagai cewek yang lagi ada di depan aku, aku mau tanya nih. Jujur ya, gak boleh bohong. Kamu suka juga nggak sama aku?"

Please, Janu ... pertanyaan itu terlalu susah dijawab oleh Keana. Seandainya mereka bisa bertukar posisi, apakah Janu juga akan kebingungan harus menjawab apa, seperti yang dirasakan Keana? 

Memang jika di belakang Janu, Keana akan mengakui bahwa dia suka dengan Janu. Seperti gadis-gadis yang lain. Tapi jika berhadapan langsung seperti ini?

"Jan, ih kenapa kamu nanya kayak gini sih?"

"Gak apa-apa, cuma pengen tahu aja. Berani gak kamu ngaku suka sama aku, ngomong di depan aku langsung. Selama ini kan cewek-cewek cuma ngaku di belakang doang." Sungguh, Janu sangat menantang Keana.

Sudah hentikan!

Keana menghela berat. Baiklah, dia akan berbohong lagi kali ini. Dia akan mengatakan bahwa dia tidak suka dengan Janu.

Dia menggeleng. "Enggak, aku gak suka sama kamu."

Janu melebarkan matanya, menarik garis bibir ke bawah dan mengerutkan dagu. Dia tidak percaya. Lalu dia menatap Keana dengan wajah yang sangat manis. Tatapannya sangat tajam, rasanya sampai menusuk ke hati. "Kalau aku suka sama kamu gimana?"

H-hah?

¶¶¶


Setelah selesai dari UKS, anggota Classy Bastard kembali ke kelas. Meski di lapangan masih ramai pertandingan, mereka memilih tidak peduli. Rasanya sudah tidak mood meneruskan acara itu. Begitupun bazar mereka yang kini dijaga teman sekelasnya menjadi sepi karena tidak ada Janu yang diajak foto.

Salahkan saja kakak kelas gila itu yang mengacaukan acara ini.

"Ger, kenapa lo tadi dorong gue dan mau aja gantiin posisi gue? Harusnya lo gak perlu gitu, lo luka semua kan jadinya." Janu merasa kasihan kepada Gerry yang tadi melindunginya.

"Gak apa-apa, lagian itu tanda terima kasih gue. Karena di saat cewek-cewek pada marahi gue karena kesalahan tadi di lomba, lo nggak marah ke gue."

"Ger ...." Janu tidak bisa berkata-kata. Hanya karena hal kecil itu Gerry rela wajahnya bonyok yang katanya sebagai tanda terima kasih.

Janu lalu beralih melihat seragam Gerry yang menarik perhatiannya. Ada yang robek di bagian pundak kanan seragam Gerry.

"Eh, seragam lo robek tuh," kata Janu sambil menunjuk pundak kanan Gerry.

Spontan Gerry menoleh ke arah yang ditunjuk Janu. Tangan kirinya menutupi bagian yang robek itu sambil terkekeh. Meski dapat terlihat jelas ada jejak kesedihan di balik bibirnya yang melebar. Gerry pasti sedih karena seragamnya robek. "Oh, ini pasti gara-gara kakak kelas itu tadi pas narik seragam gue. Gak apa-apa, nanti bisa dijahit ibu."

"Ya ampun, mau dijahit gimana lagi sih, Ger? Itu seragam itu penuh jahitan deh perasaan." Yudha yang ternyata menyimak pembicaraan mereka, kini menyahut. "Itu udah waktunya ganti, Ger."

Classy Bastard in Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang