Hari ini hari Selasa. Untuk kelas XII IPS-2 saat ini jadwalnya adalah olahraga. Satu jam yang lalu mereka sudah lari-lari keliling lapangan sekolah atas perintah guru olahraga. Padahal, di pertemuan minggu lalu guru tersebut sudah berjanji akan mengajak mereka bermain basket, tapi nyatanya tetap saja lari. Basket ditiadakan karena bola basket di tempat biasanya mendadak hilang.
Mungkin tidak hilang. Biasanya ini adalah kelakuan anak kelas XI yang mencurinya untuk dibawa di kelas. Ya, kebiasaan adik-adik kelasnya itu bermain bola di dalam kelas.
Kini, anggota Classy Bastard sedang berkumpul di bawah pohon dekat lapangan futsal. Tidak hanya tujuh laki-laki itu saja, ada juga Dinda dan Natasya yang juga ikut nimbrung.
"Nana, nanti sore jalan-jalan, yuk!" ucap Alexi pada gadis berambut panjang di sebelahnya dengan nada manja.
"Ke mana?"
"Ke mana aja. Ke mall, mau?"
"Mau, dong. Nanti beli barang couple-an lagi, ya." Natasya tampak begitu semangat jika diajak keluar dengan Alexi. Begitu pun dengan Alexi.
"Ger, lo ikut juga, dong sama Dinda. Kita double date." Mendengar ajakan Alexi, Gerry beralih menatap Dinda dengan wajah bingung.
Dinda tersenyum manis sambil melingkarkan tangannya di lengan kiri Gerry. "Lain kali aja, aku nanti mau nemenin Gerry kerja."
Spontan Gerry mengerutkan kening, menatap Dinda tidak percaya. Benarkah Dinda mau menemaninya bekerja nanti?
"Eh, beneran?" tanya Gerry untuk memastikan. "Kalau kamu mau kita jalan, ayo gak apa-apa. Aku nanti ijin libur kerja dulu."
"Sstt ...." Dinda menutup mulut Gerry dengan jari telunjuknya. Kemudian dia menggeleng. "Aku mau nemenin kamu kerja."
Dinda tahu, Gerry sangat membutuhkan uang. Meskipun biaya pengobatan ayahnya sudah dibayari sepenuhnya dengan Yudha, tetap saja Gerry harus membantu keluarga untuk kebutuhan-kebutuhan lainnya. Dinda tidak ingin hanya karena mereka akan jalan-jalan Gerry harus bolos bekerja.
Gerry menatap Dinda sedih. Dia merasa kasihan pada Dinda yang selama ini tidak pernah diajak ke mall atau sejenisnya seperti Alexi dan Natasya. Baik, akui saja jika mungkin Gerry tidak mampu seperti itu. Uang dari mana Gerry bisa mengajak Dinda jalan-jalan ke mall.
"Ya udah sana kamu ikut kerja biar tahu gimana susahnya Mas Gerry ini mencari duit," sahut Alexi kemudian tertawa cekikikan.
¶¶¶
Sesuai janji, sore ini Alexi dan Natasya pergi ke mall bersama. Gadis yang sejak tadi mengoceh di sepanjang perjalanan itu terlihat sangat cantik. Rambutnya terurai panjang, menggunakan baju berwarna putih dengan rompi panjang berwarna ungu. Alexi sejak tadi tidak henti-hentinya memperhatikan pacarnya dari spion.
"Sayang, mau nonton?" Alexi mulai menyela di tengah-tengah ocehan Natasya yang hanya membicarakan tentang film komedi yang kemarin malam dilihat olehnya di TV.
Natasya terlihat berpikir sejenak. Kemudian dia menggeleng, membuat helm yang dia pakai pun ikut bergoyang-goyang. "Nggak usah, jam segini film bioskop jelek-jelek kayak kamu."
"Dih, apaan pakai bawa-bawa aku segala." Alexi mengerucutkan bibirnya sebal. "Jelek-jelek gini tapi kamu suka, wle."
"Ya mau gimana lagi, cuma kamu yang bikin aku jadi gini. Gak apa-apa, sih nggak good looking, yang penting bisa bikin bahagia. Hahaha" Natasya lalu tertawa kecil terbahak-bahak di tengah jalan. Sampai-sampai pengendara di sekitarnya reflek menoleh karena terkejut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Classy Bastard in Love [Tamat]
Novela JuvenilClassy Bastard, itu nama geng kami. Bukan, kami bukan kumpulan geng motor, berandalan, atau lainnya. Bukan juga gengster yang memiliki banyak musuh dan dendam terhadap geng-geng lain. Nama itu kami buat hanya supaya terlihat mengerikan, kenyataannya...