"PR seni budaya, dong, Mas Janu ...." Anggota Classy Bastard yang baru saja datang bersamaan di kelas langsung menyerbu bangku Janu setelah meletakkan tas ranselnya di masing-masing bangkunya.
Memang biasanya yang menjadi tempat percontekan adalah Omar, tetapi jika tugas seni budaya ahlinya adalah Janu.
Janu menghela kemudian mengambil buku tulisnya dari dalam tas yang tertata sangat rapi. Setelah berhasil mengeluarkan buku tersebut, teman-temannya langsung menyahut dengan rakus. Rasa ingin memukuli satu per satu dari mereka sangat meningkat, tetapi Janu sadar akan dirinya yang biasanya juga menyontek.
Di tengah sibuknya mereka menyalin jawaban, Janu sengaja memperhatikan Daniel yang sesekali mengecek ponsel lalu mengetikkan sesuatu di sana. Dia terlihat seperti sedang chatingan dengan seseorang.
Beranjak dari tempat duduk dan membiarkan Gerry langsung mengambil alih posisinya, Janu mendekat pada Daniel yang sibuk dengan ponselnya. Dia berdiri di belakang Daniel, mengintip apa yang sedang Daniel lakukan dengan layar persegi panjang tersebut.
Keana IPS-3
|Kamu tau ga si, kmrin mlm aku agak mules gara2 nasi gorengnya kepedesan🤣
Beneran? Kamu sakit perut? Sekarang masih sakit nggak?|
|Nggak kok. Tenang aja, udh sembuh wkwk
Alhamdulillah, maaf ya, kemarin aku kebanyakan kasih cabenya😭|
|Gpp, enak kok tapi🤩👍
|Kapan-kapan kita masak lagi yuk
Ayoo, boleh-boleh🤗||Asyek💃
Btw ken, nanti pulang sekolah bareng yuk|
|Hayuk bang daniel🤣
Membaca beberapa deret pesan yang tampak seru itu, Janu menghela napas. Tidak ingin ambil pusing, laki-laki itu lalu memilih keluar kelas. Membiarkan bukunya diserbu habis-habisan oleh teman-temannya.
Keluar dari kelas, dia berjalan menuju kelas sebelah. Mencari seseorang yang baru saja bertukar kabar dengan sahabatnya.
Hingga dia berhasil menemukan gadis itu. Dia tampak sedang bermain ponsel di bangkunya. Bahkan, senyum di bibirnya tidak berhenti surut saat jari-jarinya berlarian di atas keyboard.
Janu tahu betul apa yang membuat gadis itu senyum-senyum sendiri.
"Hai, Ken!" Tanpa permisi, Janu langsung masuk begitu saja di kelas Keana.
Apa yang dilakukan Janu tentu membuat seisi kelas terkejut. Terutama si pemilik nama yang baru saja disapa. Sungguh, jarang-jarang Janu melakukan hal seperti ini.
"H-hai, Jan. Ada apa?" tanya Keana gugup. Dia segera menyembunyikan ponselnya di dalam kolong meja.
"Lagi apa?" Janu bertanya balik, dia malah duduk di bangku kosong sebelah Keana.
Keana merasa semakin gugup. "Gak ngapa-ngapain, nunggu bel masuk aja, sih."
Janu menatap Keana dengan lekat, menunjukkan senyuman termanis yang dia punya. "Nanti pulang sekolah bareng aku, ya, Ken."
KAMU SEDANG MEMBACA
Classy Bastard in Love [Tamat]
Ficção AdolescenteClassy Bastard, itu nama geng kami. Bukan, kami bukan kumpulan geng motor, berandalan, atau lainnya. Bukan juga gengster yang memiliki banyak musuh dan dendam terhadap geng-geng lain. Nama itu kami buat hanya supaya terlihat mengerikan, kenyataannya...