Sesuai rencana kemarin sore, hari ini Classy Bastard akan turut serta untuk merayakan acara ulang tahun sekolahnya. Meski seringkali mereka mengatakan bahwa menyesal masuk sekolah ini, tapi kenyataannya SMA Pertiwi adalah satu-satunya sekolah yang mau menampung mereka. Serasa berhutang budi.
Gerry, Janu, dan Alexi bertugas menjaga jualan yang kemarin malam mereka buat bersama-sama di rumah Daniel, tentunya dibantu nenek Daniel.
Puding berwarna hijau dan merah muda, gorengan ote-ote atau yang biasa disebut sebagai bakwan, serta martabak mi sudah tertata rapi di atas meja. Banyak sekali meja-meja yang memenuhi lapangan utama. Rupanya banyak yang turut serta berjualan di bazar.
Meja mereka tentu berbeda dari yang lainnya. Yang lain hanya bertuliskan apa yang dijual, lalu berasal dari kelas mana. Sementara milik mereka ada beberapa tambahan.
Kami menjual makanan ringan yang enak bagi yang suka.
Beli di sini, gratis foto bareng Janu, boleh cubit pipi Gerry, serta dengarkan gombalan dari Alexi.Dari kelas XI IPS-2, Classy Bastard.
Seperti itulah yang mereka tulis di atas mejanya. Menjadi pusat perhatian setiap mata yang berlalu-lalang di depannya.
Aneh. Memang milik mereka paling aneh. Tapi perlu diakui, baru saja bel berbunyi dan bazar dimulai, bazar milik Classy Bastard-lah yang paling ramai.
Meski sudah terjamin makanan buatan nenek Daniel ini enak, tapi bukan karena faktor itu bazar mereka ramai. Karena Janu. Ya, kebanyakan para gadis yang membeli di sana, sebab kapan lagi mereka bisa berfoto bersama Janu.
"Kalau di lihat-lihat Janu mirip artis Korea."
"Em ... kayak idol K-Pop bukan, sih?"
"SEOK JIN!" Seruan mereka pecah, serentak menyebut nama idol K-Pop yang menurut mereka mirip dengan Janu.
Ah, apa? Janu spontan menganga dan mengerutkan keningnya. Siapa? Jin? Hei, Janu bukan jin!
"Eh, apa-apaan nih kok aku dibilang mirip jin? Hei, aku manusia, Teman-teman!" Janu tidak terima. Dia memasang wajah cemberut.
Para gadis yang tadi kompak mengatainya mirip idol K-Pop itu reflek tertawa terbahak-bahak. Sesekali memukul pundak Janu gemas.
Alexi dan Gerry yang dari tadi hanya menyimak, kini mulai tertarik untuk nimbrung.
"Seenak jidat ngatain Janu jin, emang situ siapa? Aladdin?" sahut Gerry yang juga tidak terima.
"Hei, please lah kalian salah paham. Bukan itu maksud kita. Janu itu mirip sama idol K-Pop, namanya Seok Jin. Bukan jin!" jawab salah satu dari sekian gadis yang berkerumun memenuhi bazarnya.
Janu, Alexi, dan Gerry hanya saling melempar tatapan tidak mengerti. Geleng-geleng lalu mengangguk bersamaan untuk meng-iyakan kata-kata mereka supaya senang.
"Iya deh iya, aku mirip itu, siapa namanya? Ya itu lah pokoknya." Finally, Janu tersenyum manis kepada mereka. Lalu melanjutkan aktivitasnya, menghadap kamera ke sana ke mari untuk berfoto. Melelahkan, tapi menyenangkan.
Terkadang, Gerry juga dirangkul-rangkul dengan gadis yang sudah berfoto dengan Janu. Memang Gerry imut dan menggemaskan. Wajar saja jika mereka suka dengan Gerry. Tapi pesona Janu lebih memikat hati.
Apa kabar Alexi?
Laki-laki itu dianggurkan. Diam di pojokan sambil menjaga meja supaya tidak terguling akibat gerombolan gadis-gadis. Sesekali tangannya mengibas lalat-lalat nakal yang hendak mengerubungi makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Classy Bastard in Love [Tamat]
Novela JuvenilClassy Bastard, itu nama geng kami. Bukan, kami bukan kumpulan geng motor, berandalan, atau lainnya. Bukan juga gengster yang memiliki banyak musuh dan dendam terhadap geng-geng lain. Nama itu kami buat hanya supaya terlihat mengerikan, kenyataannya...