CBIL- 22| Gerry, Vita, dan Kerja

13 2 0
                                    

Gerry berjalan sendirian di tepi jalan raya dengan seragam sekolah yang sudah tidak rapi lagi. Melewati kendaraan-kendaraan yang berlalu-lalang. Meski tidak terlalu panas, tapi di sini banyak polusi. Tidak heran, kan jalan raya.

Seperti biasa, sepulang sekolah dia langsung pergi ke bengkel untuk bekerja. Jarak antara sekolah dan bengkel memang cukup jauh jika ditempuh hanya dengan jalan kaki, dan Gerry hanya mampu jalan kaki.

Jalanan yang cukup ramai dan luas membuat Gerry harus berhati-hati. Meskipun dia berjalan di trotoar, banyak anak-anak yang juga berlarian di sana. Mereka tidak bermain, tapi bekerja. Kadang, mereka duduk-duduk di sana menunggu lampu merah menyala. Saat lampu merah menyala, dengan penuh semangat mereka berlarian ke jalanan. Ada yang menjual koran, menjual makanan ringan dan minuman, ada juga yang membersihkan kaca mobil dengan kemoceng.

Gerry membuang napas sedikit lega melihat itu. Ada rasa syukur yang dia panjatkan kepada Tuhan karena dia mendapat pekerjaan yang lebih baik dari mereka. Ya, bekerja di bengkel benar-benar jauh lebih baik. Tidak perlu capek-capek jalan ke sana ke mari dan tidak perlu panas-panasan.

"Eh, hati-hati ya, Dek." Seorang gadis tidak sengaja menabrak Gerry. Keranjang yang berisi tisu, makanan dan minuman yang dia pegang jatuh di hadapan Gerry. Bisa diketahui bahwa gadis itu adalah salah satu dari mereka yang sekarang sedang di tengah jalan.

"Maaf ya, Mas ...."

Dengan segera Gerry berjongkok untuk memunguti barang-barang dagangannya yang berjatuhan. Rambutnya yang panjang menutupi wajahnya. Membuat Gerry penasaran untuk melihat wajahnya. Bukan karena apa, pasalnya suara gadis itu membuat Gerry teringat pada adiknya.

Perlahan, Gerry meluruskan tangan untuk membuka rambut gadis itu. Keduanya sama-sama terkejut ketika saling menatap satu sama lain.

"Vita?"

"Mas Gerry?"

Itu yang mereka katakan dengan serentak. Mata Gerry terbelalak lebar, menyadari bahwa di yang ada di depannya sekarang adalah benar-benar adik kandungnya. Dia berpenampilan sangat menyedihkan. Rambutnya lusuh, baju dan wajahnya juga sedikit kotor.

"Vita, kamu ngapain?" Gerry masih tidak menyangka. Benar-benar tidak menyangka. Bagaimana bisa adiknya melakukan ini. Sementara yang ditanya hanya diam menunduk, dia pasti ketakutan. "Jawab, Dek ...."

Merasa tidak ada jawaban, Gerry menambahi pertanyaan lagi. "Kamu kerja?"

Gerry menyentuh dagu adiknya dengan perasaan yang tidak karuan. Mengangkatnya pelan supaya dia menatap Gerry dan menjawab. Gadis itu tidak berani menatap Gerry, dia malah memejamkan mata. "Buka mata kamu, kamu jawab pertanyaan mas, kamu kerja?"

"DEK!" Setelah sontakan itu terdengar, Vita mengangguk dengan mata yang masih terpejam. Mata dan wajah Gerry terasa sangat panas setelah melihat gerakan kepala Vita.

Tangannya melemas dan jatuh. Memandang kosong penuh kecewa gadis itu. Rasanya, hati Gerry seperti sedang diremas-remas. Dia tahu alasan adiknya bekerja. Pasti sama seperti dia. Untuk pengobatan ayahnya.

Tapi, jangan begini. Cukup Gerry saja yang bekerja, Vita harus sekolah!

"Maafin aku, Mas ...." lirih Vita setelah dia membuka mata dan menatap masnya yang sudah meneteskan air mata. Dia tahu, pasti Gerry sangat sedih melihatnya bekerja.

"Kenapa kamu kerja sih, Dek? Kamu tahu kan kalau ibu udah bilang, kamu harus fokus sekolah. Kamu jangan kerja ...." Gerry memang kecewa pada Vita, tapi sungguh dia tidak marah. Dia tidak pernah marah kepada adiknya. Bahkan, ucapannya sekarang sangat lembut meski diselingi air mata yang menetes di pipinya.

Classy Bastard in Love [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang