Keping 4

1.8K 111 2
                                    

Aku dan Kecemburuanku

"Kita seperti domino. Aku jatuh padamu, dan kamu jatuh ke orang lain."
~Unknown

***

"Dapat surat lagi, Fre?" cetus Gatra tiba-tiba.

Aku ikut melihat Freya yang sedang mengambil sepucuk kertas yang digulung dari laci mejanya. Dia tersenyum malu, mengiyakan.

Beberapa hari ini dia sedang senang karena mendapat surat cinta. Tiap pagi, secarik kertas secara misterius muncul di laci mejanya, mengawali hari indah Freya. Tidak ada nama pengirim di surat itu, tapi kami semua tau dari siapa surat itu. Karena sesekali sebotol Yakult dikirim bersamaan.

Surat cinta. Itu cukup kuno untuk di era modern saat ini. Tapi, sangat romantis di mata wanita. Iya, kan?

Setiap malam, lewat telepon, Freya membagikan isi suratnya padaku. Dengan bersemangat, dia membacakan surat itu. Kentara sekali kalau dia sangat kasmaran dengan tulisan Refo.

Sebenarnya isinya cukup norak menurutku. Lebay. Seperti:

"Cinta adalah anugerah Tuhan yang terindah, sama sepertimu yang merupakan anugerah terindah buatku. Kamu adalah sebuah kesempurnaan. Saat kamu melewati kelasku, seperti ada matahari yang melintas. Kamu menyilaukanku."

Atau sok puitis, seperti:

"Rinduku sebatas awan
Awan yang membentang luas diangkasa
Melayang-layang terbawa angin
Membawamu kembali dalam pikiranku

Rinduku sebatas awan
Yang melukiskan senyumanmu
Menari-nari seperti rambut indahmu
Oh, sungguh aku rindu"

Atau kata-kata sok ilmiah, seperti:

"Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro. Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat aphelium, aku tidak akan pernah berhenti berotasi padamu. Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku, sudah mengait tak terpisah."

Atau sekedar sapaan, seperti:

"Happy Tuesday! Selamat menikmati Yakult-mu."

Norak sekali bukan?

Tapi, dari seberang telepon di setiap malam, suara Freya selalu menggebu kesenangan saat membacanya, dan aku akan senantiasa mendengarkannya dengan senang hati. Sesekali tertawa mendengar kalimat lucu yang dibacanya, atau nge-blank tiba-tiba saat mendengarkan kalimat yang tidak nyambung. Jujur, aku senang mendangar Freya senang seperti itu.

Saat selesai bertelepon, entah kenapa, aku selalu termenung. Aku berbaring di ranjang besarku, dan menatap kosong langit-langit kamarku. Seolah ada sesuatu yang aneh dalam diriku, seperti ada yang hilang dan terbakar. Entahlah, aku hanya merasa ada sesuatu yang berbeda.

"Kali ini tulisannya apa, Fre?" Aku ikut nimbrung dalam obrolan Gatra dan Freya.

Freya memutar punggungnya menghadap kami, menaruh kedua sikunya di atas meja dan membaca surat itu. "Aku ramal, kita akan bertemu di kantin."

"Hahahaa... Dilan kali, ah!" lontar Gatra diiringi pecah tawanya.

Aku ikut tertawa. Tapi, kali ini tawa itu terdengar hambar.

Kriiiing... Bel masuk berbunyi. Murid-murid duduk ditempatnya masing-masing, dan seorang guru masuk ke kelas.

"Pagi, murid-murid!"

"Pagi, Buuu..."

Pelajaran kali ini, matematika.

Satu menit pertama, semua masih semangat. Lima menit kemudian, pandangan-pandangan kosong bermunculan. Setengah jam setelahnya, beberapa orang menguap. Satu jam berlalu, asap keluar dari kepala dua puluh enam siswa di kelas ini.

[BL] Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang