Kepingannya Freya

913 59 0
                                    


Aku mencintaimu
Masih sangat mencintaimu
Tolong, kembalilah

***

Mentari bersinar indah, membangunkanku dari tidur senduku. Mataku berat untuk terbuka, sembab karena menangis semalaman. Kutarik selimutku, kutatap lukisan setengah jadi yang sudah tercoret oleh cat hitam. Lukisan itu rusak bersama dengan hubungan kami.

Masih di kamar ini, ketika Kin datang untuk menjelaskan semuanya. Matanya sangat sendu, senyumnya hambar, dan nada bicaranya sangat berhati-hati. Dan, aku duduk dengan keluku di depan lukisan itu. Lukisan yang tak pantas untuk kuselesaikan. Aku bertanya-tanya, apakah menyukai sesama jenis itu mungkin? Bagaimana Refo bisa jatuh cinta pada Kin? Apa yang dilihat darinya?

Aku yang sudah lelah dan patah hati, terus mengoceh bagaimana perasaan Refo berubah padaku, dan mulai mengarah pada Kin. Aku ingin sekali menangis, namun amarah dan egoku menahan itu. Aku bertanya apakah Kin juga menyukai pacarku. Namun, saat itu dia membantahnya.

Aku mengenal Kin sedari kecil, aku tahu betul gelagatnya, aku tahu dia berbohong atau tidak. Dan, sebenarnya selama ini aku tahu dia menyukai Refo. Bukannya aku nggak mau percaya... aku takut percaya. Bahkan, di sore itu pun aku masih memilih untuk tidak percaya. Namun, kenyataan sekali lagi mematahkanku. Kucoreng lukisanku karena marah.

Marah karena mereka saling jatuh cinta.

Tapi, aku juga jatuh cinta. Aku sangat mencintai Refo. Amat sangat. Aku bahkan nggak pernah membayangkan bagaimana jadinya bila aku tanpanya. Mungkin ini terdengar egois, tapi bukankah jika masalah cinta semua manusia itu egois? Nggak ada cinta yang nggak egois di dunia ini.

Aku mengeluarkan kartu terakhirku untuk memenangkan Refo, untuk memaksa Kin melangkah mundur. Aku bilang ke Kin kalau kami sudah tidur bersama... Dengan itu aku mengikat Refo untuk selamanya denganku. Dia tidak akan pernah pergi dariku. Dia nggak bisa.

Kusibak selimutku, bangkit dan memutar lukisan setengah jadi yang sudah rusak itu menghadap dinding. Kutarik nafas dalam-dalam. Sudah dua hari aku nggak masuk sekolah. Dan, aku tahu sekolah sedang kacau.

Akan aku hadapi kekacauan itu hari ini.

☀☀☀

Kususuri koridor sekolah, semua orang menatapku dan berbisik-bisik.

Ya, ini gue... cewek paling cantik di sekolah, yang dicampakkan demi sesama cowok.

What the fuck, bitch!

"Freya... udah baikan?" Naya tiba-tiba muncul, wajahnya ceria seperti biasa.

Aku tersenyum manis ke sahabat perempuanku itu. "Yap!" kataku sambil terus melangkah.

Bruuaakkk!!! Ada suara hantaman keras saat aku melewati lorong koridor anak IPS. Langkahku terhenti melihat Refo muncul dari salah satu kelas, dia nampak sangat marah. Wajahnya merah padam, tubuhnya menegang hingga langkah kakinya menjadi kaku layaknya robot. Aku memanggilnya, namun dia tak acuh, terus melangkah melaluiku.

Kukejar dia hingga ke kantin, Naya juga ada di belakangku sibuk dengan HP-nya.

Piaarr!!! Bruaakkk!!! Agghh!!!

Aku menjerit histeris. Refo dengan membabi buta menyerang segerombolan anak di meja pojok. Terjadi perkelahian sengit. Banyak gelas dan piring dilempar, meja dan kursi berantakan, beberapa kursi plastik juga hancur. Refo kalap, bahkan Mang Batagor dihajar olehnya.

Aku terus berteriak menyuruh mereka berhenti. Namun, nggak ada satupun yang mendengarkan. Muka mereka sudah babak belur, darah di beberapa bagian tubuh mereka mengalir seram. Aku kembali menjerit ketakutan.

[BL] Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang