Kepingannya Refo

1K 71 0
                                    


Salah?

Benar-benar salah
Aku mencintaimu di saat yang salah
Aku mencintaimu di tempat yang salah
Aku mencintaimu karena kesalahan
Mencintaimu adalah sebuah kesalahan
Sedangkan tiada cinta yang salah
Aku yang salah

~Dia yang Istimewa

***

Ruang olahraga sepi senyap. Semua anggota club basket sudah pulang, capek habis mengikuti demo hari ini. Atau... mereka canggung ke gue. Foto gue dan Kin yang tersebar itu mengubah hidup gue. Rasanya gue sebagai kapten tim basket nggak dihargai lagi. Nggak cuma club yang berubah, tapi semua teman-teman gue. Dunia gue.

Gue pandangi piala-piala yang memenuhi lemari kaca di hadapan gue, kebanyakan piala itu berkat gue. Dulu gue begitu dipuja, sekarang... dimaki. Kerja keras gue rasanya nggak dihargai setelah mereka tahu kalau gue jatuh cinta ke cowok. Sialan mereka itu!

Gue masih ingat, momen kami pertama bertemu. Waktu itu gue ngasih tumpangan ke Kin, dan kebetulan juga kami berbaris di kumpulan para pelanggar upacara. Dia dengan cuek memperkenalkan dirinya, 'Kin', begitu katanya... tanpa embel-embel apa pun. Karena gue kesel dicuekin, gue candain dia, gue panggil 'Kinny'. Wajah imutnya memang lebih cocok dengan nama itu. Jadi gue keterusan.

Keterusan. Mungkin itu kata yang tepat menggambarkan perasaan gue. Gue keterusan berada di dekatnya. Menurut gue, dia itu orangnya berani dan pintar banget. Kayak waktu dia mencoba merokok, dan belajar basket. Gue kagum padanya. Selalu suka filosofinya yang memandang dari dua sisi. Kami bukan hanya dua orang yang sama-sama suka lagu Coldplay, kami saling memahami. Itulah mengapa gue keterusan di dekatnya. Dan, keterusan itu menjadi candu.

Saat Nyokap gue meninggal, semuanya menjadi kacau. Begitu juga gue. Gue lebih sering merokok dan menyendiri, rasanya tak ada lagi rumah untuk bersandar. Freya yang gue harap bisa menjadi rumah malah sama saja kayak orang lain, memandang gue kasihan. Gue paling benci dikasihani. Dia tak lagi bisa memahami gue, karena itu dia sering menyalahkan diri sendiri. Jadi gue lebih banyak bohong padanya, seperti hari ini gue nggak merokok, dan sudah sarapan padahal belum. Kebohongan-kebohongan itu terus berkembang, termasuk gue membohongi rasa cinta gue. Seiring berjalannya waktu rasa sayang gue ke Freya memudar, gue lebih anggap dia sebagai teman yang punya banyak kesamaan daripada seorang pacar. Gue malah jatuh cinta pada orang yang salah.

Awalnya gue bingung, banget. Masa iya gue suka sama cowok? Gue sudah melakukan segala cara untuk menyangkal perasaan itu, bahkan gue making love sama Freya supaya nafsu gue sama cewek kembali. Namun, asal tahu saja. Gue masih punya hasrat sama cewek, gue menikmati banget saat melakukan 'itu' sama Freya. Tapi juga, gue punya nafsu sama Kin. Kulitnya yang putih bersih, wajahnya yang imut bak boneka, dan wanginya yang selalu menghipnotis gue. Gue tahu ini salah, jadi gue menjauh. Namun, selama gue menjauh dan berusaha buat nggak hubungi dia, gue... sakit. Hati gue rasanya berkecamuk. Rindu dan sayang ini menjerit memanggil namanya. Akhirnya harus kuakui, apapun keadaannya, apapun resikonya, gue akan bilang... gue sayang Kin.

Dan, segalanya menjadi kacau setelah gue mutusin Freya. Semua orang tahu tentang kami. Kin yang masih percaya dan rela berkorban demi sahabatnya Freya, dia yang selalu ingin gue lindungi malah terluka atas perbuatan gue sendiri. Gue bodoh banget. Sekarang kehidupan keluarganya juga dipertaruhkan karena cinta ini. Semuanya sangat buruk, karena itulah Kin memutuskan untuk menjauh. Meninggalkan gue untuk kebaikan bersama. Namun, sejak hari itu... gue nggak baik-baik aja.

Ting ting tiiinggg...

Handphone di saku gue bergetar. Gue rogoh dan lihat siapa yang menelepon. Nomor nggak dikenal, tapi gue langsung tahu siapa karena photo profile animenya yang terpampang itu. Siapa lagi kalau nggak si wibu berbehel yang dulu teman sebangku Kin.

[BL] Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang