Keping 5

1.6K 108 2
                                    

Insiden Kecil

"Friends show their love in time of trouble, not happiness."
~Euripides

***

Kantin di jam istirahat ramai dan berisik seperti biasa. Dan seperti biasa juga, kalau diajar Pak Joni jam pelajarannya menjadi molor, memangkas jam istirahat yang amat berharga sekian menit. Akibatnya, Gatra uring-uringan ke aku karena nggak kebagian bakwan.

"Ih, nggak asyik ah, kalau nggak ada bakwan." Gatra mengerucutkan bibir, terlihat mirip bebek.

"Udahlah. Yang lain aja. Tuh, pisang molen kayaknya enak." Aku memberi saran sambil memasukkan beberapa donat titipan Freya dengan toping coklat dan parutan keju kesukaannya. Freya sedang betah di kelas. Begitu kalau sudah menggambar, suka berlarut-larut.

"Minggir-minggir!" Tiba-tiba seseorang menyerobot, membuatku hampir terjatuh.

"Anjrit! Ngantri, woi!" decak Gatra sengit.

"Bodo amat." Ternyata Eko, si preman sekolah, yang suka seenak dengkul terhadap apa saja. Dia menarik beberapa ikat kerupuk yang tergantung di depan kami. Lalu kembali ke meja komplotannya seenak jidat.

"Anjing!" gumam Gatra menahan geram.

"Udah. Nggak usah diladeni," bisikku.

Terdengar cekikikan keras dari meja Eko and the geng. "Nggak terima lo?!" seseorang dari mereka berteriak.

Gatra sudah mengepalkan tangan. Gatra dan Eko itu musuh bebuyutan sejak MOS. Jangan sampai mereka berkelahi lagi, kali ini pasti hukumannya bukan hanya di suruh push up oleh kakak kelas, tapi masuk ruang BK. Dan aku mesti bakal terlibat.

"Udah, Tra. Orang kayak gitu nggak usah dipeduliin. Buang-buang tenaga aja."

"Makin ngelunjak tuh anak!"

Aku mengelus-elus punggungnya, berharap dia tidak meledak di sini.

"Ini, Mas. Baksonya."

Akhirnya ada pengalihan. Bakso pesanan kami sudah siap. Aku menerimanya dari mbak-mbak kantin, menyerahkan satu mangkuk ke Gatra.

"Udah, yuk. Makan aja," cetusku.

Aku dan Gatra celingak-celunguk mencari meja kosong. Kantin benar-benar penuh. Ah, ada satu meja kosong di pojokan! Tapi harus lewat meja Eko dan gerombolannya. Aku menyikut Gatra, memberi tanda dengan dagu kalau ada meja kosong.

"Ayo!" Tanpa ragu Gatra berjalan ke meja itu, tidak mempedulikan Eko dan gerombolannya yang menatapnya dengan mata leceh. Gatra berlalu begitu saja.

Aku mengekorinya.

Bruk! "Ahhhhkkkk...!"

Tetapi saat aku melewati meja para preman sekolah itu, Eko malah berdiri dan menabrakku dengan keras, membuat baksoku tumpah ke sekujur badanku. Hell! It's so hot!

"Waduh, sorry, bro!" selorohnya dengan nada mengejek. Sedangkan teman-temannya tertawa puas.

Sontak kantin menjadi hening, dan semua orang hanya memandangku yang sedang panik kepanasan tanpa berbuat apa-apa. Mungkin mereka enggan berurusan sama Eko. Toh, mereka juga nggak kenal aku, jadi ya bisanya nonton aja.

"Gila lo, ya...!!!" Gatra tersulut, siap meledak. Dia meletakkan mangkuknya di meja terdekat, mengambil dua langkah mendekati Eko, kepalan tangannya siap diayunkan.

"Tra!" Aku berhasil menahan pukulannya. "Udah, Tra! Jangan berantem!" Aku terus memegangi lengan Gatra yang sudah menegang sempurna.

"Kurang ajar nih anak, Kin! Nggak bisa dibiarin!"

[BL] Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang