Keping 31

916 76 2
                                    

Lagu Cinta

"Mencintaimu adalah candu. Memilikimu hanyalah cerita lucu."

***

Sesak. Buat melangkah aja sulit banget. Tubuhku terus saja terdorong oleh orang-orang yang sedang berjoget diiringi irama lagu dari band sekolah. Musik begitu kencang, sorot PAR light dari panggung membelah gelapnya malam. Lapangan yang biasa kami buat upacara bendera ini disulap jadi tempat konser. Bukan cuma murid sekolah sini aja yang hadir, orang umum juga ikut berjoget. OSIS menjual tiket konser dies natalis sekolah ini untuk orang luar dengan harapan modal bisa kembali, untung-untung bisa dapat laba.

Aku terjebak di antara orang-orang ini. Nyaris terjerembak hingga seseorang memegang tanganku.

"Gatra," gumamku lega telah menemukan orang yang kukenal.

Gatra berteriak ke gerombolan orang yang menyenggolku. "Hati-hati dong!"

Beberapa dari mereka menoleh. Eko dan kawan-kawannya. "Kenapa?! Punya masalah lo?!" teriak Eko sambil membusungkan dada.

"Lo yang bener dong kalau joget!" Gatra juga nyolot.

Mereka kini saling melotot nggak mau kalah. Langsung kutarik Gatra menjauh, menerobos orang-orang ini, sebelum rusuh pecah di sini. Bahaya. Bisa fatal.

"Udah. Udah. Gue nggak apa-apa."

Kami menepi dari keramaian. Aku menghela nafas lega, dan juga sedikit kesal. Gatra kalau sudah papasan sama Eko bawaannya pengin ribut mulu. Dendam kusumat yang tak kunjung padam.

"Kok lo telat sih?"

"Maaf. Gue bawa mobil! Kejebak macet tadi!" Kukeraskan suara agar nggak tenggelam oleh musik yang begitu kencang.

Tiba-tiba seseorang merangkul pundakku. "Baru datang kalian?" tanyanya sambil joget kayak orang mabuk.

"Freya mana, Re?" lontarku setengah teriak.

"Di belakang panggung. Mau ngapain sih?"

"Mau ngasih ini." Kuangkat tas karton yang sedari tadi kubawa.

"Itu apaan?" Gatra menimpali.

"Baju buat Freya tampil."

"Tampil?" gumam Refo bingung.

Aku dan Gatra melongo saling pandang. Duh, aku keceplosan.

"Jadi gini..." ya, mau nggak mau harus disampaikan. Sudah terlanjur. "Yang nge-dance mewakili kelas kita nanti itu Freya. Dia mau ngejutin lo. Itu sebabnya akhir-akhir ini dia sibuk. Latihan. Dia mau mencuri perhatianmu lagi." Aku diam, lalu melanjutkan. "Dia pengin ngehibur lo. She's verry like you."

Refo masih bingung. Sedikit tercengang.

"Ya udah, gue ke belakang panggung dulu." Lalu aku pergi, memutar lewat lorong kelas menghindari keramaian.

"Kinny!"

Aku menoleh. Refo berlari kecil ke arahku. Jaket hitam dipadukan kaus abu-abu polos dengan jeans yang lututnya robek tampak serasi padanya. Ya, cowok ganteng mah pakai apa aja tetap ganteng. Iya, kan?

"Gue anterin," katanya dengan senyumannya yang memukau.

Kami berjalan berdampingan, wangi lavender itu lebih tajam dari biasanya.

Beberapa meter terlewati begitu aja. "Kok lo diem sih? Nggak kayak biasanya. Ada apa?" selidikku.

Refo tersenyum, lalu menggeleng. Tak ada kalimat yang terucap dari mulutnya.

[BL] Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang