renggang

44.5K 2.8K 71
                                    

🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻

10. Renggang

.
.
.

"Mau kemana Vi?" Tanya Zeka

"Merhatiin Alva, kasian majikannya gak ngurus" sindir Davi pada Rafka yang terlihat biasa saja, sudah dipastikan kalau Rafka sama sekali tidak peduli.

"Oke, Zeka titip salam juga ya"

"Iya"

Disini sekarang Davi, duduk di tengah-tengah Alva dan Rea "ngapain sih lo di situ? Ganggu gue sama Alva mesra-mesraan aja" kesal Rea ingin menendang Davi, namun urung saat mengingat kalau orang yang menjadi penengah hubungan persahabatan dirinya dengan Alva itu anggota inti Ataxaria.

"Dih ngelesbi lo? Mending sama Verga sono"

"Sama cowo kutub itu? Big no! Gue bakalan jadi manusia tergabut kalau pacaran sama dia" Rea bergidik ngeri, bayangan saat menjadi pacar Verga yang berbicara dan riweh sendiri membuat Rea phobia, sekarang Rea menderita penyakit Vergaphobia.

"Terserah, mending lo yang jangan ganggu gue sama Alva cantik" Davi mendorong Rea hingga tersungkur ke semak-semak.

Bukannya marah, Rea naik kembali ke kursi "Alva milik gue, lo jauh-jauh" ucap Rea mengklaim bahwa Alva itu miliknya dengan menendang kaki Davi yang membuat cowok itu meringis. Kekerasan pada anggota Ataxaria itu harus dibalas dengan kekerasan yang lebih, tapi sebagai cowok yang caper dan jaga image pada Alva, Davi tidak akan melakukan pembalasan pada benalu yang bernama Rea ini.

Perdebatan Davi dan Rea terus berlanjut, Alva menatap kedua orang di sampingnya dengan tawa geli. Seketika Davi dan Rea tertegun "manis banget" seru keduanya kompak.

"Al gue diabetes" Rea memegangi dada alay.

"Lo sakit jantung kali, akh-" Davi meringis saat Rea menginjak kakinya.

"Rasain, makanya jangan sembarangan kalau ngomong"

"Alva udah makan belum?" Davi tidak mempedulikan Rea, dia malah mengalihkan topik untuk berbicara dengan Alva.

"Udah kok, kamu udah?"

"Iya udah, mau makan bareng di kantin ntar siang gak?"

"Enggak deh, aku takut Afka butuh sesuatu"

"Rafka mulu di otak lo Al, berhenti kerja di sana mending nikah sama gue, bakalan gue kasih yang enak-enak" saran Davi kelewat percaya diri.

"Apanya yang enak?" Timpal Rea melotot, otak kecilnya sudah keliling dunia karena perkataan ambigu dari Davi "santai Vier! Kalem bre!" Nyali Rea menciut karena ditatap seperti itu oleh Davi. Menyeramkan.

Vier? Panggilan itu sudah lama tidak Davi dengar, cowok itu tertegun sebentar "lo kenapa manggil gue sama panggilan itu?" Rea menggeleng tidak tahu, cewek itu mengangkat bahu acuh.

"Nemu kosa kata baru tadi, keseringan temenan sama Alva bikin gue makin jenius ternyata. Emang kenapa sama panggilan Vier?"

"Jangan panggil gue pake panggilan itu, cuma satu orang yang boleh dan itu bukan lo!" Davi unmood, cowok itu meninggalkan mereka berdua dengan perasaan campur aduk, rindu dan juga perasaan sedih menyatu sekarang. Davi butuh ketenangan.

Ataxaria [ completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang