Ataxaria [ completed]

bodo amat

🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻

27. Bodo amat

.
.
.

Saat pulang Rafka kembali dari sekolah, lebih tepatnya kembali setelah mengunjungi basecamp. Orang yang pertama kali di cari cowok bermata kebiruan itu adalah istrinya, Alva Queensya Azalea. Tiba-tiba rasa bersalah bersarang dihatinya.

Memasuki kamar tamu, Rafka mengepalkan tangan kala melihat paper note kecil yang berisi peringatan untuknya. Bukan, ini tentu saja bukan tulisan Alva, pasti dokter itu pelakunya.

-Jaga diri baik-baik, renungi kesalahan kamu-

"Gue gak punya salah" Rafka sama sekali tidak sadar akan kelakuannya tempo hari. Toh salah atau benar dia tidak perlu khawatir. Rasa sayang dan cinta Alva masih bisa Rafka manfaatkan.

"Liat aja lo bakalan balik lagi ke gue" yakin Rafka bersikap bodo amat dengan kepergian Alva. Cowok itu memilih mencari makan di luar, karena Alva sakit dia jadi makan dengan tidak teratur akhir-akhir ini.

Setelah melaksanakan ritual mandi. Rafka memakai bajunya, cowok itu mengambil kunci motor dan memasang helm full face miliknya. Sebelum pergi dia menghubungi pacar kesayangannya dulu. Siapa lagi kalau bukan Rea atau yang memiliki nama Caramel Putri Mahardhika.

My girl

Ca |
syg |

Tidak membutuhkan waktu lama, chat dari Rafka sudah mendapatkan balasan dari sang pacar.

| iya kenapaaaa?

laper ? |
ayo jalan |

| iya laper huhu :(

| jemput ayang ><

ok |

Memasukkan ponsel, Rafka melajukan motornya diatas kecepatan rata-rata, agar mereka cepat bertemu. Padahal belum satu hari mereka berpisah, Rafka sudah merindukan sang kekasih.

"Kok senyum-senyum gitu? Kenapa hm?"  Tanya Rafka kala motornya berhenti tepat di depan Rea yang sudah menunggu.

Memasangkan helm untuk ceweknya, Rafka bingung karena dari tadi senyuman Rea sama sekali tidak hilang "gue seneng banget" jawab Rea naik ke atas motor milik Rafka.

Tangan Rafka menarik kedua tangan Rea agar masuk ke saku hoodienya, sebum motor di jalankan "seneng kenapa?" Rafka diam ingin mendengarkan kelanjutan cerita Caca-nya. Cewek itu nampak sangat antusias untuk bercerita.

"Gue udah bales dendam"

"Puas?"

"Puas banget"

"Jadi lo mau jujur ke Darren kapan?"

"Secepatnya, kasian juga abang ngira gue mati" Rea tertawa geli, bagaimana ya reaksi Darren kalau tau dia masih hidup? abangnya itu pasti sangat senang. Tapi, satu hal yang Rea tidak tahu, Rafka dan kakaknya itu tidak memiliki hubungan yang baik. Setelah kabar kematiannya, Darren terus menyalahkan Rafka hingga sampai sekarang mereka tidak pernah akur.