rumah

32.6K 2.2K 119
                                    

🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻

29. Rumah

.
.
.

Perlahan, tangan mungil itu membuka pintu kamar. Dia Alva, cewek itu mendesah kecil saat tidak menemukan sang suami di sana.

"Gimana liburannya lancar?" Bisik Rafka disusul tubuh Alva yang menempel dengan dinding karena di tekan cowok itu. Terlanjur gemas, Rafka mencium singkat bibir Alva.

"A-aku--" Rafka membelai bibir Alva dengan ibu jari kemudian menaikkan alis.

"Kenapa? Gue gak bakalan kasih lo hukuman karena lo bukan kabur tapi di culik kan?" Alva diam "kangen" satu kata itu membuat jantung Alva berdetak dengan kencang. Satu kata yang bisa membuat rasa takut Alva berubah menjadi senang, satu kata yang bisa membuat Alva kehilangan ingatan tentang kesalahan Rafka selama ini.

"Ehm.. a-anu--"

"Udah jangan banyak ngomong, tidur"

"Iya" Rafka menarik Alva yang ingin tidur di sofa, cowok itu membawa Alva ke kasur "ini?.. kamu kan gak suka ka--"

"Diem atau gue cium sampai lo pingsan?" Alva diam, ia membiarkan Alva menarik selimut. Cowok itu memeluk tubuhnya.

"Kenapa pulangnya malem?"

"Aku beli bahan makanan dulu" jawab Alva setengah berbohong. Kalau dia menjawab pergi ke basecamp Draco dulu, sudah pasti Rafka akan marah lagi.

"Oh"

"Af!"

"Hm?"

"Kok kamu jadi gini sama aku? Ka-kamu udah sayang sama aku?" Alva balas menatap wajah Rafka, sepersekian detik setelah hening Alva terkejut karena Rafka yang tertawa geli.

"Haha ada-ada aja, mana mungkin. Gue cuma gini karena ada bunda sama ayah di rumah. Lo tau karena lo gak ada, gue bingung pakai alasan apa, kalau lo pulang telat beberapa jam lagi yang artinya itu pagi. Hukuman buat lo bakalan gue kasih" bisik Rafka membuat mata cantik Alva yang tadinya berbinar seketika sayu dan mengeluarkan cairan bening.

"Afka, aku cinta kamu" lirih Alva pelan. Karena sudah malam, Rafka bisa mendengar itu dengan jelas, ia diam "kapan kamu bisa cinta sama aku?"  Tagihnya.

"Gak bakalan"

"Apa aku harus mati?"

"Itu lebih baik, tapi gue gak mau"

"Kenapa?" Tanya Alva sambil mengusap air matanya.

"Gak ada yang buatin gue makan, gak ada yang gue suruh. Jadi jangan mati sebelum gue suruh okay?"  Alva menggeleng.

"Aws-- i-iyaa..." Ringis Alva karena pipinya di cengkram kuat tangan Rafka.

"Good girl!"

🐻🐻

"Kok datengnya mendadak Bun?" Tanya Alva saat Dewi datang ke dapur. Wanita paruh baya itu memperhatikan Alva yang tengah memasak, pagi-pagi begini Alva sudah mempersiapkan semuanya. Dewi yakin kalau ini bukan hanya karena dia datang. Pasalnya, saat dia dirumah mereka dulu juga melakukan hal yang sama.

Ataxaria [ completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang