bertemu Dave

36K 2.4K 186
                                    

🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻

24. Bertemu Dave

.
.
.

Berbicara tempo hari dengan Dave, dokter yang menangani penyakit mentalnya dulu ternyata berdampak baik bagi suasana hati Alva, buktinya ia kembali lagi menjadi Alva yang tahan terhadap serangan-serangan batin dari suami dan pelakor yang saat ini ada di kamarnya.

Tidak tahu diri memang.

Jika ini diruang tamu atau di luar Alva mungkin akan biasa saja, tapi Rafka dan Rea sepertinya sama sekali tidak ingat kalau mereka sama sekali tidak punya hubungan yang wajar jika harus berada di kamar sekarang, terlebih posisi Alva adalah istri sah Rafka.

"Alva gue mau jus mangga dong" lihat, dengan tidak tahu dirinya dia malah menyuruh Alva tanpa beban seperti tadi.

"Tapi aku belum beli ma--"

"Beli lah, lo gue kasih uang kan?" Potong Rafka membuat Alva diam.  Dia dapat melihat dengan jelas kalau Rea terkekeh tanpa suara. Merasa menang karena dia dimarahi, oleh seorang yang seharusnya membela bukan mendukung saat dia disuruh-suruh seperti ini.

Tapi Alva tidak perlu bersedih. Toh ini sudah kewajibannya kan? Membuat Alva senang, mendahulukan kebahagiaan cowok itu tanpa memikirkan keadaan batin dan fisiknya yang sadar atau tidak selalu cowok itu buat retak.

"I-iya" jawab Alva, tanpa berbicara apa-apa lagi dia bersiap-siap untuk pergi ke supermarket terdekat. Sebenarnya jika ditempuh dengan berjalan kaki akan membutuhkan waktu yang cukup lama, Alva memilih memesan ojek online saja seperti biasa.

"Gimana enak?" Rea datang menghampiri Alva yang sudah ingin berangkat karena ojek pesanannya sudah menunggu diluar gerbang.

"Enak? Apanya? Kamu pernah ngasih aku makanan kayak yang aku kasih tiap hari disekolah ke kamu atau apa?" Seingat Alva, cewek tidak tahu itu sama sekali tidak memberinya apapun selain wajah asli kalau dia adalah bukti pepatah "kacang lupa kulitnya" jasa Alva selama ini ternyata hanya dia anggap angin lalu.

Plak

Kepala Alva sampai tertoleh ke samping, rasa panas dari pipi menjalar ke seluruh wajahnya "berani banget lo sama gue bangsat! Inget! Posisi gue lebih tinggi daripada lo. Al jauh lebih sayang gue daripada lo, lebih baik lo tandatangan surat cerai kalian, muak gue liat wajah sok polos dan sok tersakiti kayak lo!" Cerca Rea makin menjadi. 

Rasa iri tentang pemikiran kalau Alva lebih beruntung dan bahagia dibandingkan dirinya membuat Rea buta akan kebaikan Alva padanya selama ini. Bahkan cewek itu sampai melakukan kekerasan fisik pada Alva. Tapi apa balasan istri dari Rafka itu? Dia hanya diam sambil memegangi pipi, tidak membalas atau marah seperti yang Rea lakukan. Itu malah semakin membuat Rea iri. 

Alva sangat kuat dan tegar.

"Iya gak pa-pa. Tanpa kamu bilang aku juga tau kalau Afka sayang sama kamu. Kalau kamu mau ambil dia silahkan, tapi kalau kamu suruh cerai? Maaf, kamu cuma mimpi. Aku pergi dulu, kamu mau jus mangga kan?"

Meninggalkan tempat itu, Alva  naik ke atas motor tukang ojek pesanannya "maaf lama ya kang, tadi ada kendala. Temen saya mau ngobrol bentar" Alva merasa tidak enak karena membuat tukang ojek ini menunggu, untung saja beliau tidak marah.

Ataxaria [ completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang