catering

52.9K 3.7K 33
                                        

🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻

02. Catering

.
.
.

Pagi ini Alva bangun lebih pagi karena katanya pelanggan ingin mengambil pesanan mereka pagi-pagi buta. Mungkin untuk dimasukan ke lemari pendingin.

"Ehm.. kamu butuh apa?" Tanya Alva saat melihat sang suami datang ke dapur. Tidak biasanya Rafka datang lebih dulu sebelum dipanggil.

"Makan"

"Bentar ya aku siapin" Rafka diam, memainkan ponsel lebih baik menurutnya daripada melihat Alva yang terus-terusan tersenyum. Apa rahangnya baik-baik saja karena terlalu banyak tersenyum? Itu yang Rafka takutkan. Rahang Alva geser.

"Lo gak makan?" Ada rasa bahagia di Alva karena Rafka menanyakan dirinya. Cewek itu menggeleng.

"Aku udah"

"Oke, bagus. Lain kali juga gini, gak usah makan bareng gue, enek"

"Iya" jawab Alva dengan senyuman.

Ting tong..

Bunyi bel di rumah mereka membuat Alva cepat-cepat berlari keluar sambil membawa kue buatannya "ini bayarannya Al, saya suka loh kue buatan kamu, suami saya katanya suka banget" adu wanita muda yang berpenampilan sosialita. Sebenarnya dia cukup bingung karena rumah Alva cukup besar dan elit, tapi kenapa cewek itu membuat kue? Apa uang jajannya tidak cukup?

"Makasih bu, saya seneng kalau ibu dan sekeluarga suka, boleh dong dipromosiin ketemen-temen arisan ibu " kekeh cewek itu lucu, melihat lembaran uang yang diberikan pelanggannya Alva terkejut bukan main karena upah yang diberikan berkali-kali lipat lebih banyak dari harga yang ditentukan "ini kelebihan uangnya bu" Alva menyerahkan uang yang lebih, tapi wanita itu menolak.

"Enggak pa-pa, rasanya pas sama harganya. Saya liat kamu kemurahan jualnya, nanti saya tawarin ke temen-temen arisan saya ya, oh ya mana ibu sama bapak kamu?"

"Mereka udah pulang Bu" jawab Alva tersenyum.

"Oh, emangnya kalian ga serumah?"

"Udah dipanggil Tuhan" jelas Alva membuat ibu tersebut tidak enak.

"Maaf saya gak maksud"

"Iya gak pa-pa, ibu ma--"

"Cepetan siap-siap, kalau lama kapan kita berangkat?" Suruh Rafka yang datang dengan nada dingin.

"Kamu udah makan?" Tanya Alva diangguki oleh Rafka.

"Siapa laki-laki ini? Jangan bilang pacar kamu?"

"Eh bukan Bu, ini suami saya" Rafka mengangguk tanda membenarkan.

"Apa kalian benar-benar sudah menikah?" Wajar saja ibu itu tidak percaya. Alva dan Rafka sama-sama terlihat sangat muda, bahkan dari seragam SMA nya pun terlihat kalau mereka tidak seperti orang yang sudah menikah.

"Udah" Rafka menunjukkan buku nikah yang dia bawa tadi karena melihat orang yang tidak dikenal ada diarea rumah mereka. Untuk jaga-jaga saja.

"Oh syukurlah. Ya sudah, saya pamit dulu. Assalamualaikum" salam ibu itu pergi.

"Waalaikumsalam" jawab Rafka dan Alva bersamaan.

🐻🐻

Markas Ataxaria kini senyap tanpa suara karena kedatangan Rafka. Jika tidak ada ketua Ataxaria itu, markas sudah berantakan dan heboh karena candaan dari masing-masing anggota ataupun tentang hal lainnya.

"Bos, kok kesini?" Tanya Aquarel. Bukan anggota inti tapi perannya cukup besar dalam Ataxaria. Bukannya tidak pernah ditawari posisi menjadi anggota inti, Aqua adalah orang yang tidak suka jabatan, dia menolak dengan dalih lebih suka menjadi bawahan. Aneh memang.

"Salah?" Tanya Rafka membuat Aqua mati kutu. Cowok dengan lesung pipi itu tersenyum sambil menggeleng.

"Gak kok bos, yang lain pada kemana?"

"Males ngomong"

"Kok mereka males, lagi sakit gigi ya bos?" Tanya Eza, anggota Ataxaria yang paling lemot dan suka membuat tempramen Rafka meledak ini membuat semua anggota ketakutan, takut kalau bos mereka mengamuk dan membuat Eza menginap di rumah sakit malam ini.

"Yang males ngomong itu bos, iya kan bos?" Dengan cepat Aqua menjelaskan. Memang di situasi yang paling menegangkan ini yang tepat adalah 'butuh Aqua?' iya kita membutuhkan Aqua.

"Hm" Rafka naik ke lantai atas, memasuki kamar yang kedap suara. Ia memutuskan untuk tidur di sini, malam ini. Tapi saat Rafka menutup mata, rasa kantuk sama sekali tidak menyerang.

"Sialan, gue harus pulang" benar kata pepatah, kalau tidak ada yang lebih nyaman dari rumah sendiri. Rafka langsung pulang ke rumah, tanpa berpamitan dengan anak anak Ataxaria, terlalu melelahkan dan memakan banyak waktu jika harus mengobrol dengan mereka semua.

Sampai di rumah, Rafka memasukkan motor ke garasi. Saat membuka pintu yang dilihat Rafka adalah Alva yang sibuk dengan buku-buku yang tebal, mata cewek itu pun sudah mengantuk, terbukti dengan kepala yang hampir jatuh ke lantai, jika kesadaran tidak datang tepat waktu.

"Kamu udah pulang?, Tadi kemana? Aku cariin, aku udah panasin lauk, kamu mau makan?"

"Gak, gue ngantuk" tanpa melepaskan apapun yang ada di tubuhnya, Rafka langsung tidur.

Dengan kondisi yang dipaksakan untuk tetap terjaga, Alva membereskan buku-buku, mendekat ke kasur, melepaskan sepatu dan kaos kaki Rafka, kemudian meletakkan di keranjang cucian.

"Good night my husband, kamu lucu kaya angry bird suka marah, tapi aku sayang" gumam Alva dengan senyuman manisnya lalu bergegas ke dapur untuk memasukkan kembali makanan yang ia sajikan tadi.

Setelah selesai, Alva membersihkan diri lalu merebahkan diri di sofa sambil menatap wajah Rafka. Posisi kesukaan Alva, tidur dengan menatap wajah Rafka.

"Sweet dreams Afka, semoga kamu bales cinta aku suatu saat nanti" ujar Alva lalu menyusul Rafka menuju alam mimpi






Follow
Oh: @wnsft_

Jangan lupa untuk votement dan share Ataxaria ke temen-temen kalian, siapa tau nyaman 🐻

Ataxaria [ completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang