bersyukur

48.1K 3.1K 462
                                    

🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻

38. Bersyukur

.
.
.

Play song
🎵 Halu - Feby Putri 🎵

"Alva,maaf, aku ketiduran" Rafka mengucek mata sebentar, mencium kening Alva sekilas. Cowok itu melangkahkan kaki ke dalam kamar mandi ruangan, mengambil wudhu lalu melaksanakan sholat tahajud.  Kebiasaan ini mulai Rafka jalani saat dia menemani Alva beberapa Minggu sebelum perjanjian akan tetap disini sampai Alva bangun sebelum waktu yang ditentukan habis.

Mengangkat tangan, Rafka mulai berdoa "ya Allah, berilah kesembuhan untuk istri hamba, berikan dia kesempatan dicintai oleh saya dan berikan saya kesempatan untuk membahagiakannya" seiring dengan doa-doanya, Rafka meneteskan air mata.  Sial, Rafka benar-benar tidak berdaya saat ini.

Beberapa menit kemudian Rafka menyudahi aktivitasnya. Cowok itu menyugar rambut sebentar, dia mengambil Al-Qur'an yang ada di lemari, duduk di samping Alva dan membacakan beberapa ayat untuk wanitanya, setidaknya dia bisa membuat Alva sedikit tenang.

"Kapan kamu bangun Al? Kamu mau apa? Kamu suka apa? Aku suami yang buruk banget kayaknya" Rafka nyengir "bahkan aku gatau apa yang kamu sukai, sementara kamu.. kamu tau apapun yang aku suka dan aku mau tanpa harus bilang" menyesal? Tentu, andai Rafka tahu kalau akan jadi begini, dia pasti akan memperhatikan Alva untuk mengetahui hal dan apa yang disukai istrinya dan kembali lagi, itu semua hanya andai.

Menggenggam tangan sang istri, Rafka mencium singkat tangan kecil nan dingin itu. Setiap hari rasanya tangan ini semakin mengecil "Alva, aku mohon bangun. .. sayang...!" Rafka menelungkupkan kepala di samping Alva, ia meletakkan punggung tangan Alva di pipi, menyalurkan rasa hangat tubuhnya ke tangan kecil itu.

"Besok terakhir kali aku di sini. Ayah sama bunda bakalan ngusir aku kalau kamu belum bangun juga. Alva... aku jadi ragu kamu beneran cinta sama aku. Kamu cinta gak sih? Ah... Gak mungkin Alva gak cinta sama Rafka yang bego ini" Rafka tersenyum dibalik air mata yang terus keluar. Haha, ini adalah pertama kalinya Rafka menangis sebanyak ini karena penyesalan.

"Sayang, anak ayah. Kamu yang kuat ya" Rafka mengelus  perut Alva pelan, takut membuat jahitan di perutnya robek "bantu bunda kamu sadar ayo! Kamu mau main sama ayah kan?" Rafka menarik tangan, memandangi tangannya sambil menggelengkan kepala beberapa kali .

"Maaf, kayaknya saya gak pantes jadi ayah kamu, saya terlalu buruk untuk kamu dan juga bunda kamu" Rafka menutup mata, berusaha untuk membuat suara sepelan mungkin.

Cowok itu memutuskan untuk mematikan AC, lalu memandangi wajah Alva sampai lelah dan tertidur kembali.

Keesokan harinya, Baron menepuk-nepuk punggung Alva "Alva gak akan bangun cuma karena kamu ngemis-ngemis dan kasih janji sialan itu Hari ini, hari terakhir kesempatan kamu, silahkan angkat kaki dari ruangan ini dan pulang ke rumah ka--"

"Enggak!!! Itu bukan cuma rumah Rafka, itu juga rumah Alva!!!" Tegas Rafka. Baron menatap sang anak datar.

"Percuma kamu mengatakan kita atau apapun itu. Kondisi Alva gak akan berubah, urus saja selingkuhan kamu, siapa itu namanya? Rea?" Baron tertawa diakhir kalimat.

Mengepalkan tangan, Rafka terdiam sebelum pergi keluar ruangan "Alva bakalan bangun! Dia bakalan dapet hak dia sebagai istri Rafka Algibran Putrajaya!" Tekan Rafka.

Ataxaria [ completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang