kenapa di blok?

41.4K 2.7K 112
                                    

🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻

12. Kenapa di blok?

.
.
.

Pagi saat Alva datang ke sekolah bersama dengan Rafka, Rea langsung menyambutnya dengan cepat, memisahkan Alva dari sang suami "ngapain?" Rafka menarik tangan Alva, memeluk cewek itu menatap Rea tajam, membuat Rea mengambil seribu langkah, berlari karena ketakutan dengan wajah Rafka yang menyeramkan.

"DASAR PEBINOR! AWAS AJA KALAU DI KELAS, ALVA MILIK GUE!" Teriak Rea ditanggapi Rafka tanpa ekspresi, seperti biasa, cowok itu selalu menampilkan wajah dingin.

"Jangan sampai lo belok!" peringat Rafka, mendorong Alva dari dekapannya, cowok itu mengusap-usap bekas Alva di seragamnya, Alva tersenyum miris.

"Sekotor itu ya aku Af dimata kamu?" Alva mengipasi mata yang mulai berair dengan tangan sambil menengadah, setelah merasa cukup tenang cewek itu berjalan menuju kelas.

"Rea, maafin Afka ya" Rea menggeleng "kenapa gak mau dimaafin?" Alva mengambil posisi duduk di samping Rea, ceritanya Rea lagi ngambek, cewek belok satu ini sepertinya sedang caper.

"Gamau maafin Rafka monyet kalau lo gak kasih gue makanan" Alva terkekeh, cewek itu mengambil toples dari tasnya

"ini, maafin ya Afka nya"

"Iya iya" Rea mengambil toples itu dengan semangat. Karena berteman dengan Alva, setiap hari Rea bisa menabung uang jajan.

"Kapan-kapan gue kerumah lo deh biar bisa makan sepuasnya"

"Eh ga boleh, kalau di rumah aku takut Afka marah" tolak Alva halus, cewek itu tahu benar seberapa bencinya Rafka pada orang luar, apalagi orang itu berhubungan dengan Alva.

"Hadeh, oke-oke" jawab Rea pasrah.

🐻🐻

"Udah ga jalan sama cowo itu Al?" Tanya Rafka meremehkan. Cowok itu duduk di sofa sambil memainkan ponsel.

"Cowok ? Kamu salah paham, dia cuma temen"

"Kalau lo lupa lo udah punya suami. Gue bisa buat lo puas lebih dari dia"

"Aku gak ngerti maksud kamu. Aku mau mandi dulu baru siapin makan" Alva bergegas naik ke atas tangga, tapi sebelum itu Rafka sudah memeluk tubuh istrinya itu dari belakang.

"Cowok itu udah pegang lo dimana aja? Apa yang bikin lo puas sama dia? Mau gue buktiin gue bisa lebih hebat dari cowok brengsek itu hm?" Bisik Rafka dingin, satu tangannya mengelus-elus punggung Alva. Cewek itu gemetar, Rafka terkekeh, meniup-niup leher Alva hingga nafas hangat itu membuat nafas Alva tercekat. Ketakutan.

"Ka-kamu mau apa?" Gagap Alva.

"Apalagi? Hak gue belum lo kasih sampai sekarang" tekan Rafka.

"Hak apa?"

Membalikkan posisi, Rafka menangkup wajah Alva dengan kedua tangan "sok suci lo!" Dengusnya lalu mencium bibir Alva secara paksa.

"Hngh.. Af.. le..hmphm.." Alva memukul-mukul dada Rafka, menyuruh cowok itu berhenti. Rafka tidak peduli, cowok itu bergerak semakin liar, bahkan dengan kekuatannya, seragam Alva sudah robek dan berserakan di lantai dengan mudah.

"Hiks.." tangis Alva bercampur dengan ringisan dan tubuh yang bergetar ketakutan.

Melepaskan ciuman itu singkat, Rafka meneliti seluruh wajah Alva. Cowok itu membelai wajah Alva dengan kuku-kuku tajam miliknya, hingga cewek itu meringis kesakitan "dimana Alva? Dimana lagi dia nyentuh lo? Bakalan gue bikin bekas itu hilang" Rafka kembali mencium Alva, cowok itu membawa Alva duduk disofa, terus mencium Alva dan tidak berhenti meski cewek itu menangis kencang meminta jeda.

"Kalau gue liat lo pulang sama cowok itu lo habis di tangan gue" Rafka mendorong Alva dari pangkuannya.

"Hiks.. maafin aku" Alva menatap kepergian Rafka dengan tangisan yang terus membanjir. Seharusnya Alva sadar, dari awal dia tidak boleh bahagia, satu persatu kebahagiaannya di renggut mulai dari ayah dan ibunya, sekarang pun begitu, kehidupan pernikahan yang dia impi-impikan akan berakhir bahagia, sepertinya tidak akan pernah tercapai.

Alva memungut seragam sekolahnya yang sudah tidak berbentuk. Rasa asin akibat darah segar sehabis tadi Alva abaikan, dia akan terbiasa nanti, Alva harus sabar, suatu saat nanti dia pasti bahagia, Alva yakin Rafka akan balik mencintainya dan cintanya tidak akan bertepuk sebelah tangan lagi.

"Aws-- aku mandi dulu" Alva mendesis kesakitan, wajah dan juga bibirnya seperti mati rasa. Saat Alva merendam diri di bath up, kulitnya terasa perih, apalagi saat terkena sabun mandi dan sabun muka.

"Hiks.. hiks.. Afka kamu jahat"

🐻🐻

BULLY DARREN! JUAL DIA KE TANTE GIRANG!

Darren invite you

Garagans_
| SELAMAT DATANG BUKETU!!! 😘

VIANNN
| Hai Alva cantik 😘

Ben
| Yo hallo!!! Alva!! Welcome to perdagangan Darren untuk dijual ke tante-tante girang 😘

Arlnn
| Stress

VIANNN
| @arlnn mana emot 😘 ?

Arlnn
| Gd

VIANNN
| Ga solid

Arlnn
| 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

| Ps l?

VIANNN
| PUAS BGT GUE

Ben
| Lari @arlnn ngejamet 🏇

Garagans_
| [ Emot batu ]

Darren
| @alvaQ_ knp lo blok gue?

Alva yang tadi terkekeh geli melihat beberapa pesan dari anak-anak Draco menjadi diam. Dia tidak akan menghubungi Darren lagi, nomor Darren pun Alva blok agar cowok itu tidak kenapa-kenapa nanti.

| Yg lain diem dlu
| Lo risih ya sama gue?

Gpp, aku gamau lagi ada hubungan|
apapun sama kalian
Makasih karena udh mau temenan sama aku |
Kalian semua baik |

Usai mengirim chat itu, Alva mematikan ponsel. Bersiap memasak, mungkin dengan begini Rafka tidak akan memaafkannya, tapi sebagai seorang istri sudah menjadi kewajiban Alva untuk melayani Rafka termasuk memberikan makan untuk cowok yang jauh dari kata layak jika disebut suami


Follow
Ig- tiktok : @wnsft_

Jangan lupa votement dan share Ataxaria ke temen-temen kalian siapa tau nyaman 🐻

Ataxaria [ completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang