Sorry kalau feelnya g dapet 🥺
🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻
.
.
.50. end
"Makin kurus aja lo Al" Alva hanya tersenyum, air matanya seakan telah habis, Alva tidak di perbolehkan menyentuh si kembar, menyusui anaknya pun tidak bisa. Alva diperlakukan seperti hewan, tidak, lebih buruk, Rea hanya menggunakan Alva untuk menggunakan asinya.
Tubuh Alva seakan tinggal tulang, dia hanya di beri minum, itupun tidak di ganti sejak beberapa hari yang lalu. Kalau Rafka melihat Alva yang sekarang mungkin dia tidak akan mengenali istrinya.
"An..ak a..kuu a..kuu ma..u ke.. akhh--" peluk Alva kesakitan karena kakinya diinjak Rea.
"Udah gue bilang mereka anak gue!!" Desis Rea marah.
Menunduk, perempuan yang kabur dari rumah sakit jiwa itu menjamak rambut Alva hingga kepalanya tertoleh ke belakang "sebentar lagi, tunggu, anak gue cuma butuh ASI dari lu, abis ini lo gak di perlu in lagi, lo bisa kembali ke tuhan, atau ke surga gue gak peduli" Alva meraung tanpa suara, jambakan Rea sangat menyakitkan, apalagi dia tidak mempunyai tenaga.
"Udah, gue mau makan. Lo makan sayur Aja ya" Rea membuka jendela bangunan tua yang dia jadikan tempat mengurung Alva dan mencabut rumput-rumput liar yang ada di sana. Lalu kembali ke arah Alva dengan senyuman miringnya, perempuan itu membuka mulut Alva, sementara Alva yang sudah tahu apa yang akan Rea lakukan menggelengkan kepala kekanan dan kekiri sebagai bentuk penolakan. Rea yang memiliki tenaga lebih memaksa rumput-rumput liar itu untuk Alva makan.
"Hmph... Hiks... Ja..nga....nn hmphh..."
"DIEM! ATAU ANAK LO YANG GUE SIKSA DI DEPAN LO SEKARANG?" Alva diam, perempuan itu mencoba menelan rumput-rumput tadi walaupun rasanya sangat aneh dan bercampur dengan tanah. Alva terdiam dengan tubuh bergetar saat Rea mengelus kepalanya "good mother, see you baby" Rea melenggang pergi, meninggalkan tempat itu.
Sementara Alva? Tetap disana, dengan pencahayaan bulan, yang menembus jendela bangunan tua itu, untung saja bulan bersinar terang, hingga Alva bisa bernafas lega. Dia takut gelap, sangat.
Rea tidak mempunyai akal, lebih bejat dari penculik anak kebanyakan, dia mengurung Alva di tempat ini, terlebih Alva di ikat di tiang besar, tanpa diberi makan.
"Hu...ja..n?" Lirih Alva pelan, ibu dari sikembar itu menengadah, memejamkan mata menikmati air hujan yang turun, membasahi bajunya. Dingin, tapi cukup menyegarkan, karena Alva sudah lama tidak mandi, apalagi Alva haus. Walaupun harus merasakan perih karena badannya yang penuh memar terguyur air hujan
Afka kalau aku masih selamat aku gak bakalan bandel, aku gak bakalan bikin kamu cemas, kalau dulu aku nurut, mungkin sekarang kita udah ngerawat anak kita bareng. Batin Alva dengan senyuman. Sepertinya dia memang tidak pantas bahagia, entah apa kesalahannya.
🐻🐻
Menepuk pundak Rafka, suami dari Ara itu mencoba menyemangati lewat senyumannya "makasih Ren" Darren mengangguk.
"Lo perlu istirahat Raf"
"Ga"
"Lo kuat?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Ataxaria [ completed]
Genel Kurgu"Afka sampai kapan aku harus nunggu?" "Afka sampai kapan aku jatuh cinta sepihak?" "Afka apa aku salah karena udah suka kamu?" "Maaf aku udah cinta sama kamu, suamiku" ---------------------------- Ini cerita tentang Alva Queensya Azalea, cewek be...