fakta

48.6K 3.2K 38
                                    

🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻

04. Fakta

.
.
.

Dari tadi pagi suasana mendung dan sekarang hujan, Alva merapatkan sweater di tubuh mungilnya.

Darren

| Al

Membuka chat itu, Alva baru sadar kalau dia punya kontak cowok yang ditemui saat itu di supermarket. Dengan cepat Alva membalas pesan Darren.

Iya Ren? |

| Lo sekolah dmn?
| Pulang sendiri?

Alva baru sadar kalau Rafka tadi pagi sudah bilang kalau dia dan anak-anak Ataxaria ada kegiatan, maka dari itu Rafka tidak pergi ke sekolah dan hanya mengantar tadi pagi.

SMA Wijaya |
Iya |

| Pulang bareng gue?
| Nanti gue jemput

Oke |

Tidak ada salahnya mungkin menerima ajakan Darren. Lagipula dilihat dari manapun Darren bukan orang jahat.

Semua mata pelajaran hari ini sudah selesai, SMA Wijaya dipulangkan termasuk Alva. Dengan langkah kecilnya, Alva berlari ceria saat melihat Darren dengan motor besar yang tengah menunggu sambil tersenyum manis. Ah, pasti bahagia sekali kalau yang tersenyum itu Rafka. Kalau itu terjadi, Alva akan memotret momen tersebut dan mencetak photo itu untuk dibawa kemana-mana.

"Mau makan malem dulu ga?" Tanya Darren kala cewek manis itu sudah ada di jok motornya.

"Eh gak usah,  aku gak mau buat Afka nunggu"

Afka? Namanya kayak Rafka, gak mungkin, dunia ini gak sesempit itu. Batin Darren meyakinkan diri kalau Afka itu bukan Rafka, walaupun kenyataannya benar, dunia ini memang sesempit itu dan tidak ada yang tidak mungkin.

"Bentar aja, nanti gue yang minta izin deh" bujuk Darren.

"Gak usah Ren. Maaf ya, aku gak bisa" tolak Alva halus, takutnya kalau Alva tidak ada di rumah malam hari, Rafka malah marah dan hilang kendali.

"Oke gue gak maksa" pasrah Darren daripada membuat Alva tidak nyaman, cowok itu memilih menuntaskan percakapan mereka.

"Lo suka rasa apa?" Tanya Darren mengalihkan topik.

"Rasa apanya?" Alva meminta pengulangan, karena tidak terlalu paham.

"Rasa minuman, mau gue beliin Boba?"

"Aku pop ice aja" Darren tertawa geli mendengar nama minuman yang baru saja Alva sebut. Apalagi melihat wajah polos Alva yang kini menatapnya dengan tatapan kosong, kebingungan.

"Kok kamu ketawa?"

"Gak pa-pa, sini gue beliin pop ice, rasa apa?" Motor Darren berhenti di salah satu stand jajan pinggir jalan.

"Rasa cappucino" jawab Alva dengan mata berbinar.

"Sebentar tuan putri" Alva mematung, lagi-lagi halu cewek itu mengarah pada Rafka. Entah sebahagia apa Alva kalau Rafka memanggilnya tuan putri.

Ataxaria [ completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang