senyuman

49.6K 3.2K 394
                                    

🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻

36. Senyuman

.
.
.

Hari ini adalah hari pernikahan Rafka dan Alva. Pandangan Rafka tertuju pada penggantinya yang sedari tadi mengulas senyuman manis.

Dari dulu senyuman Alva selalu semanis itu, Rafka tau itu, tapi bagaimanapun dia memaksa untuk mencintai Alva dia tidak bisa. Cewek itu mempunyai daya tarik dan juga hal yang membuat Rafka membencinya secara bersamaan.

"Afka!" Panggilan itu membuyarkan lamunan Rafka dari tadi. Ia mendongakkan kepala. Risih dengan panggilan yang dibuat Alva untuknya.

"Apaan sih?"  Ketus Rafka membuat Alva mematung karena di bentak "Lo gak pernah ya di kasarin? Pakai nada gitu doang udah mau nangis, lemah" Alva terdiam, sebenarnya tanpa Rafka ketahui Alva pernah mengalami hal yang lebih dari ini.

"Maaf"

"Gak usah minta maaf, gue gak suka"

Tapi berapa kalipun Rafka mengatakan kalau dia tidak perlu maaf dari Alva, cewek itu tetap akan meminta maaf sampai sekarang.  Kata yang paling Rafka benci adalah maaf dari Alva Queensya Azalea.

---

Mengulas senyuman tipis, Alva membuat Rafka terdiam melihat pagi-pagi begini cewek itu sudah membersihkan bagian rumah dan sibuk di dapur.

"Af-"

"Lo tuli apa gimana huh?" Rafka menarik Alva hingga kini mereka tidak berjarak "panggil gue Rafka, nama gue Rafka bukan Afka!!" Tekannya emosi.

"Maaf"

"Ckk.. males gue ngeladenin lo!"

Satu hal lagi yang membuat Rafka membenci Alva, cewek itu batu. Jika dilarang dia tetap akan melakukannya.

---

Sehari sebelum kejadian naas yang membuat Alva terbaring koma di rumah sakit, Rafka yang sedang makan dengan Rea tiba-tiba didatangi Dave.

"Rafka, berhentilah untuk terus menyakiti istri kamu, sebelum kamu mengerti apa itu kehilangan"

"Lo gak tau apa-apa tentang hidup gue mending diem!" Tukas Rafka marah.

"Udah jangan marah sayang" Rea mengusap punggung Rafka yang membuat cowok itu mendingin.

"Bukan saya mau ikut campur tapi kondisi Alva sudah terlalu parah. Tolong cintai dia, dia hanya ingin itu dari kamu"

"Dokter apa-apaan sih? Ngerusak mood banget, mending pergi"  Rea berdecak kesal. Dave menatap datar cewek tersebut. Sangat terlihat kalau dia tidak ingin ditinggalkan Rafka karena membenci topik pembicaraan yang berkaitan dengan Alva.

"Ya sudah jangan sampai menyesal. Kamu laki-laki paling beruntung karena memiliki Alva. Sementara kamu menjadi suaminya, laki-laki lain hanya bisa mengaguminya" Rafka terdiam. Tapi panggilan dari Rea membuat rasa simpati dan hatinya yang mulai meleleh menjadi keras kembali.

"Lo gak bakalan ninggalin gue kan Al?" Rea memalingkan wajah, ngambek.

"Tenang. Dari dulu gue cuma cinta sama Caca" Rafka memalingkan wajah Rea agar mendekat dan mengecup pelan keningnya "only you" hal itu membuat pipi Rea bersemu. Dia tidak perlu takut Alva bisa merebut Rafka karena cowok itu dalam kendalinya.

Ataxaria [ completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang