🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻
33. Pekerjaan
.
.
.Kemarin malam Rafka benar-benar keterlaluan, dia tidak membiarkan Alva beristirahat walau sebentar dan sekarang akibatnya cewek itu kehilangan kesadarannya karena kelelahan.
"Alva" Rafka mengguncangkan tubuh Alva yang penuh dengan bekas perbuatannya kemarin. Ia tersenyum melihat hasil karyanya. Dengan begini, tidak akan ada seorang pun yang akan mengambil Alva darinya karena Rafka telah menandai Alva sebagai miliknya, dia yang akan selalu kembali kepada tuannya.
Rafka memutuskan untuk mandi lebih dulu, ia membiarkan Alva untuk mengistirahatkan tubuhnya dulu.
Memesan makanan. Rafka kembali lagi ke kamar dan menganggukkan kepala pertanda kalau semuanya baik-baik saja, Alva sudah menghilang dari kasur dan terdengar bunyi shower dari dalam kamar mandi. Sementara Rafka yang biasa-biasa saja, disini Alva kesakitan, berusaha membersihkan tubuhnya.
"Alva makan" titah Rafka m
"Iya" Alva keluar dari kamar mandi dengan langkah yang tidak lurus, dia kesusahan dan Rafka hanya memperhatikan tanpa berniat membantu.
"Kamu mau makan apa?" Tanya Alva ingin keluar untuk membuatkan suaminya makanan.
"Gak usah masak, gue udah beli" cegah Rafka.
"Iya"
"Kalau udah ganti baju langsung makan aja, gue ada urusan sama anak-anak"
"Iya"
Setelah kepergian Rafka, Alva duduk di meja yang telah tersaji beberapa hidangan pesanan Rafka. Alva tersenyum, hatinya sakit karena Rafka yang kasar kemarin, tapi dibalik itu dia juga senang karena Rafka masih memiliki hati untuk memberikannya makan.
Tangisan Alva luruh "kamu udah ambil hak kamu Af, tapi hak aku gimana? Aku mau kamu cinta balik sama aku, gak bisa kan? Hehe, ya udah gak pa-pa, aku bakalan tetap nunggu walaupun orang-orang bilang aku bodoh, aku gak peduli" cewek itu mengikat rambutnya dengan gaya cepol simle, lalu kembali makan. Ini pemberian Rafka, meskipun Alva tidak bernafsu, tetap saja dia harus menghabiskannya kalau ingin tidak dimarahi.
Ponsel Alva bergetar, cewek itu menghela nafas dan menghembusnya pelan sebelum mengangkat panggilan dari Feby.
Feby
Calling..."Alva kapan kesini? Satria kangen sama tantenya nih" adu Feby.
Alva tersenyum "nanti ya, Tante masih ada urusan sayang, kamu jangan nakal" pesan Alva.
"Ya udah, kapan-kapan kesini ya Al, Darren juga kangen sama lo"
"Apaan sih lo?!!" Dilihat dari nada bicaranya sudah pasti Darren sedang bushing.
"Iya, aku tutup dulu" Alva memutuskan untuk duduk di balkon kamar. Ia memandangi kendaraan yang lalu lalang, sedangkan matanya fokus ke sana, pikiran cewek itu sibuk dengan halu atau khayalan tentang hidupnya yang bahagia bersama Rafka.
"Tuhan.. kapan bahagianya? Kok orang-orang bisa aku enggak?" Alva cemberut. Tuhan itu maha adil katanya, tapi dimana keadilan untuk Alva?

KAMU SEDANG MEMBACA
Ataxaria [ completed]
General Fiction"Afka sampai kapan aku harus nunggu?" "Afka sampai kapan aku jatuh cinta sepihak?" "Afka apa aku salah karena udah suka kamu?" "Maaf aku udah cinta sama kamu, suamiku" ---------------------------- Ini cerita tentang Alva Queensya Azalea, cewek be...