dijenguk

37.4K 2.6K 98
                                    

🐻 s e l a m a t - m e m b a c a 🐻

17. Dijenguk

.
.
.

"Lo beneran lakuin itu ke Alva Feb? Gue gak tau harus ngomong apa sama lo" Darren menatap ke arah lain. Dari raut wajah, sudah terlihat kalau cowok itu kecewa dengan sepupunya. Feby balas dengan senyuman tipis, tidak terlihat kalau cewek itu benar-benar menyesal.

"Ya, gue lakuin itu. Mungkin lebih dari yang dia bilang sama lo dan ya.. lo tau, mungkin karena itu juga gue sekarang hamil"  Feby terkekeh di akhir kalimat "gue mau gugurin dia Ren" Feby menatap perutnya yang mulai membuncit, Darren tersenyum samar.

"Tega banget lo Feb. Kalau lo gugurin nyawa bayi gak berdosa kayak gitu lo gak pantes di sebut manusia. Lo lebih menjijikan dari hewan, jangan gugurin dia"

"Gue gak peduli Ren. Masa depan gue hancur gara-gara bayi gak berguna ini, gue pengen sekolah" Feby memukul-mukul perutnya. Darren yang melihat itu lantas menghentikan aksi Feby.

"Gue bakalan kasih lo guru privat, buat anak lo gue yang  bakalan rawat nanti. Tapi tolong jangan buang dia Feb, gue rasa lo tau rasanya di buang gimana" mohon Darren, Feby terdiam. Tidak usah diperjelas, dia tahu bagaimana rasanya di buang, keluarganya seperti itu, membuang anak perempuan karena dianggap sebagai musibah. Membuang anak perempuan yang bagi mereka hanya sampah dan rasanya sangat menyakitkan bagi Feby.

"Gue gak mau ada guru privat"

"Ya udah, berhenti dulu setahun. Abis itu gue bakalan sekolahin lo lagi" bujuk Darren kali ini dengan senyuman.

"Janji?"

"Iya. Kalau bayi lo lahir, gue bakalan sekolahin lo dan gue yang bakalan rawat dia"

"Oke"

"Besok, kita minta maaf sama Alva, oke?"

Menghela nafas sebentar Feby mengangguk "iya" Darren mengacak rambut Feby singkat.

"Ya udah, tidur sana. Jangan lupa ibadah"

"Iya"

🐻🐻

Dikarenakan Rafka dan Alva kompak tidak hadir ke sekolah, anggota inti Ataxaria yang terdiri dari Davi, Verga dan Zeka mengunjungi kediaman anak tunggal Putrajaya itu.

"Assalamualaikum" salam mereka kompak. Davi dan Zeka memencet bel rumah dengan tidak manusiawi.

Ting

Ting tong

Ting tong

Ting tong

"Bego" celetuk Verga melihat aksi kedua temannya itu. Bisa gawat kalau Rafka marah, sepertinya mereka berdua ingin menjadi samsak tinju untuk ketua Ataxaria itu.

"Waalaikumsalam, ayo masuk" Alva membukakan pintu.

"Lo sakit?" Tanya Davi khawatir melihat Alva yang seperti kekurangan istirahat, terbukti dengan bibir yang memucat dan beberapa bagian tubuh yang memerah.

"Engga kok" Alva memaksakan senyum.

Mereka semua masuk ke dalam dipandu Alva. Rafka duduk di ruang tamu dengan laptop yang dipangku. Cowok itu menatap ke tiga temannya dengan raut dingin.

Ataxaria [ completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang