FAKTA BARU VIVIAN
"Lo tinggal di apartemen?" tanya Yudhistira saat ia sampai di sebuah apartemen yang terhitung mewah tak jauh dari kawasan Lockstair. Naomi menoleh dan mengangguk saat mereka sama sama memasuki lift. Sialnya lift sangat ramai malam itu. Yudhistira ingin mengumpat rasanya karena hampir seluruh orang didalam lift memperhatikannya. Bagaimana tidak, dia masih belum berganti pakaian, ditambah lagi sengaja menggunakan eyeliner dan juga lipstik yang membuat bibirnya nampak lebih merah. Untung saja, kamar Naomi tidak berada di lantai paling atas, jadi paling tidak dia tidak terlalu lama menanggung malu.
"Masuk, Yud, ini kamar gue. Property sih sebenernya udah dua tahun juga gue tinggal disini sendirian selama tugas, " Ucap Naomi. Yudhistira mengangguk paham. Ia memindai setiap ruangan dan bersyukur karena apartemen tersebut memiliki dua kamar.
"Anjing, lo ngapain buka baju disitu?! " kesal Yudhistira saat melihat Naomi membuka dress seksinya dihadapannya tanpa dosa. Astaga, kuat iman, Yud.. Bangke banget ni perempuan!
"Ya kenapa gue mesti takut, lo gay, nggak mungkin juga tertarik sama gue, Kan?" ucap Naomi seraya kembali menurunkan ritsliting dress seksinya. Wajah Yudhistira memanas tiba-tiba.
"Aah.. Kampretlah lo! " kesalnya seraya berjalan masuk kedalam sebuah kamar yang berada tepat disampingnya. Yudhistira menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Ia tiba-tiba merasa cemas, mondar-mandir di dalam kamar tidak karuan. Beberapa kali pula mengusap dadanya karena kerja jantungnya yang tiba-tiba meningkat.
"Kenapa juga Bang Agus bilang gue gay, anjing mana badan dia bagus banget -- Astaga Yud! Lo mikir apa woy! Sadar! " ucap Yudhistira komat kamit seraya menampar pelan wajahnya. Yudhistira mengacak rambutnya frustasi dan lebih memilih untuk mandi demi menyegarkan pikiran dan hatinya. Beberapa saat kemudian Yudhistira keluar kamar dengan mengenakan kaos oblong dan celana basketnya. Mengusap rambutnya dengan handuk yang melingkar di lehernya. Tertegun saat melihat Naomi nampak sibuk di dapur dengan bernyanyi nyanyi riang.
Kuat iman, Yud. Kuat.. Imin lo juga harus kuat. Anjing, kenapa dia pake baju kurang bahan gini sih bikin konsentrasi ambyar!
Yudhistira duduk di kursi makan tepat di hadapan Naomi yang sedang asyik berjoged dan bernyanyi. Jangan lupakan jika saat ini Naomi hanya mengenakan tanktop tipis dan hotpants.
"Eh, lo mau kopi atau teh? " tanya Naomi seraya menunggu air panasnya mendidih.
"Susu. Ehem.. Maksud gue, milo, lo punya nggak? " Tanya Yudhistira terbata. Naomi mengangguk sembari membuka kitchen set yang berada di atasnya. Otomatis perut rata dan putihnya terekspos sempurna, membuat Yudhistira kembali mengumpat dan membuang muka.
"Lo mau kemana? Ini juga lagi mau dibuatin minum! " protes Naomi saat melihat Yudhistira beranjak dari tempatnya.
"Naruh handuk di pantry! " jawab Yudhistira. Ia kembali memejamkan matanya. Berulang kali menetralkan nafasnya yang aah.. Susah sekali dijelaskan dengan kata-kata.
"Milo lo udah jadi, Yud! " teriak Naomi. Yudhistira berjalan kembali menghampiri Naomi lalu menyugar rambutnya yang setengah basah itu sembari mengambil mug berisi milo panas favoritnya.
"Ngapain lo ngeliatin gue begitu? " tanya Yudhistira saat Naomi nampak memandangnya begitu intens. Perempuan itu tersenyum lalu menyecap teh panas yang ada di hadapannya.
"Lo tu ganteng tahu, kenapa jadi gay? Sayang banget, " ucap Naomi seraya menggelengkan kepalanya. Yudhistira menghembuskan nafas panjang. Gue bukan gay, anying! Batinnya. Tapi Yudhistira lebih memilih diam, tidak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS √ Tamat
ActionPertemuan tidak disengaja Nanggala Aryasena Biru dengan seorang gadis misterius membawanya pada sebuah masalah rumit. Masalah yang mau tidak mau membuat Nanggala terlibat sebuah perkara yang tidak biasa, yang berhubungan dengan jaringan mafia terbes...