Marvelous | 39

519 110 16
                                    

PERLAWANAN TERAKHIR

"Gimana Mbak Andin, Ndan?" tanya Shaka saat melihat Gading kembali dengan mengambil sebotol minuman dingin dari dalam kulkas dan meneguknya hingga tandas.

"Sepertinya memang ada yang sengaja mengawasi Andin. Buktinya mereka menguntit Andin dari Mabes Polri. " ucap Gading seraya merebahkan tubuhnya diatas sofa. Yudhistira yang masih sibuk dengan Laptopnya pun kembali melihat aksi kejar-kejaran yang sempat ia rekam tadi.

"Tapi siapa yang berani masuk ke area Mabes Polri dan ngejar Mbak Andin begitu, Ndan?" tanya Shaka lagi. Gading menggedikkan bahunya. Ia tidak habis pikir dan sedang menerka nerka siapa yang mengikuti langkah Andin. Yudhistira masih berkutat dengan laptopnya, berulang kali ia memburu informasi dan mencoba meretas CCTV yang ada di Mabes Polri untuk mengawasi orang-orang yang mungkin adalah suruhan dari Haryo.

"Sejak kapan Mabes Polri jadi seramai ini?" gumam Yudhistira dengan alis kanan yang terangkat satu. Mendengar itu, orang-orang yang berada di sekeliling Yudhistira pun menatap monitor layar laptop pemuda tampan itu.

"Iya, tumben banget? Coba gue retas CCTV sekitar. Apa mungkin ada tawuran?" ucap Reksha yang juga merasa janggal. Tak perlu waktu lama, Reksha mendapatkan sebuah gambaran tentang sebuah tawuran antar geng motor di sekitaran Mabes Polri.

"Tunggu. Ada mobil Rubicon yang sama dengan mobil yang ngejar Andin tadi," ujar Gading saat melihat dengan teliti lokasi sekitar tawuran antar geng tersebut.

"Itu-- Bang Sigit! " pekik Nanggala saat melihat Sigit ada di balik pilar dekat dengan mobil Rubicon hitam. Sigit nampak membisikkan sesuatu pada pengendara mobil Rubicon sebelum akhirnya ia masuk kedalam sebuah mobil box dan melaju pergi meninggalkan lokasi kerusuhan. Gading nampak menggeram kesal dan mengepalkan tangannya.

"Sepertinya mereka sengaja mengacau! Lebih baik kita bersiap menuju Mabes polri! " titah Gading yang segera disahuti siap oleh anak buahnya.

"Gue bawa Laptop! Lo jaga gawang! " Ucap Yudhistira pada Reksha. Nanggala mengambil beberapa senjata api berupa pistol dan senapan laras panjang. Ia juga mengambil bodyvest diikuti dengan yang lainnya.

"Kamu yakin mau ikut, Vi? " tanya Nanggala saat melihat Vivian juga mengenakan bodyvest dengan pistol dan beberapa peluru didalam kantong bodyvestnya. Vivian nampak menatap datar. "Gue harus ikut! " tegas Vivian. Nanggala hendak menghentikan niatan Vivian itu namun terlambat. Gadis itu sudah berlari menuju mobil yang akan membawa mereka.

"Gunakan alat komunikasi kalian. Yudhis, kamu ikut turun!" ucap Gading yang segera disahuti kata siap oleh Yudhistira.

Sementara itu, situasi di Bareskrim Mabes Polri mulai ricuh. Geng motor yang saling beradu mulai kembali berseteru, membuat beberapa anggota polisi mengeluarkan senjata mereka untuk menghentikan kericuhan. Ditambah lagi listrik di seluruh area Mabes Polri tiba-tiba padam dan setelahnya terdengar suara ledakan dari sisi luar Mabes Polri. Suasana menjadi semakin mencekam terutama saat lima belas mobil jeep datang membawa sekitar lima puluh orang bersenjata masuk dan memberondong tempat tersebut.

"Mbak! " pekik Seruni yang segera meraih ponsel dan menyalakan flashlight.

"Apa lagi ini? " Geram Andin. Wanita itu segera menyalakan ponsel dan membereskan barang barangnya terutama hasil identifikasi terakhir. Ia menyimpannya dalam sebuah brangkas di sisi luar ruang otopsi. Brangkas yang tertutup dengan tempat sampah medis dimana tidak seorangpun akan menyangka jika di balik tempat sampah tersebut terdapat sebuah ruang penyimpanan.

"Apa itu mbak? "tanya Seruni saat melihat Andin membuka tempat penyimpanan rahasianya.

" Kita harus amankan hasil laporan tadi. Sekarang kita sembunyi. " ucap Andin yang segera menggandeng tangan Seruni dan Tiara untuk mengikuti langkahnya. Diluar ruang otopsi, mereka bertemu dengan Jamal salah seorang cleaning service di ruang kerja Andin.

MARVELOUS √ TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang