POSISI YUDHISTIRA
"Gala!"
Nanggala menoleh saat melihat Btari beserta Sagara juga Samudera datang ke sebuah gudang tak jauh dari pelabuhan. Gala berdiri dan menghambur memeluk tubuh ramping Btari.
"Syukurlah kamu baik-baik aja, Nak, " Ucap Btari lembut seraya mengusap puncak kepala Nanggala.
"Maafin Gala,Mah. Gala nggak nyangka kalau-- masalahnya jadi serumit ini, " ucap Nanggala. Btari menganggukkan kepalanya. Netra Nanggala lalu berpindah pada Sagara dan Samudera yang telah menepuk pundaknya beberapa kali. Nampak kelegaan dari kedua orang berbeda generasi itu saat melihat Nanggala dalam keadaan baik.
"Lapor, Komandan, mereka berlima ini mengaku sebagai anggota polisi, Ndan. Senjata dan atribut semua asli hanya saja mereka tidak dapat menunjukkan kartu anggota mereka, Ndan. Alasannya mereka tinggalkan di loker kantor, " Ucap Simon memberikan laporan pada Sagara. Sagara menatap kelima orang yang kini sudah terbelenggu itu. Tangan mereka sengaja diikat agar tidak terlalu banyak melakukan perlawanan.
"Katakan, siapa yang memerintahkan kalian?! " tanya Samudera dengan penuh penekanan. Kelima orang tersebut masih bungkam dan tidak membuka suaranya sama sekali.
"Santai, Bro, nanti kita akan bikin mereka buka suara dengan sendirinya, " ucap Sigit saat berjalan menemui Samudera dan menjabat tangan pria tampan itu.
"Yudhis gimana?" tanya Sigit. Samudera menoleh dan menggelengkan kepalanya.
"Kata Kinan, kemungkinan atasannha berkhianat dan mungkin juga dia yang bawa Yudhis. Anak buah bokap gue lagi ngikutin orang itu. Semoga aja ada titik terang, " Ucap Samudera seraya meneguk minuman soda nya.
"Kalau emang yang lo hadepi adalah marvelous, agak susah, bro. Lo nggak akan tahu siapa teman dan siapa lawan. Mereka mafia besar dan kaya, termasuk pemegang roda perputaran pasar gelap dunia. Gue kaget waktu lo bilang kalau marvelous masuk ke indonesia dan mulai berakar disini, " ucap Sigit.
"Apa yang lo tahu tentang Marvelous? Cewek yang lagi sama Gala, itu anak pimpinan Marvelous, " ucap Samudera seraya menggedikkan dagunya ke arah Vivian yang sekarang sedang mengobrol dengan Btari dan juga Sagara. Sigit menoleh dan menatap Vivian.
"Gue denger Marvelous pecah, Bro. Jadi dua kubu. Mereka sebenernya udah nggak solid lagi karena ketua mereka meminta Marvelous tarik mundur dari pasar gelap. Oleh karena Pimpinan Marvelous jadi banyak musuhnya. Gue denger denger akhirnya dia mati ditangan adiknya sendiri. Tragis." Samudera mengernyitkan dahinya menatap Sigit. "Maksud lo? Orang yang ngejar Vivian itu--"
Sigit kembali menoleh ke arah Vivian dan menatap Samudera.
"Dia adalah paman Vivian. Bukan papanya. Dan dia juga yang akan bunuh Vivian. Menumpas keluarga Peter Gene Hernandez sampai tuntas. " ucap Sigit. Samudera menatap nanar ke arah Vivian. Ia sempat berpikiran buruk pada gadis itu, karena mengira bahwa karena gadis itu adik kembarnya tertimpa masalah yang begitu rumit.
"Jadi gue paham kenapa adik lo mau nglindungin tu cewek. Selain emang karna cantik dan behenol tapi lebih karena adik lo tahu cewek itu dalam bahaya, " ucap Sigit.
"Gue akan minta anak buah gue untuk gabung sama anak buah bokap lo, kita cari posisi Yudhis sama-sama. Semoga dia masih di sini dan nggak dibawa mereka keluar Indo, " ucap Sigit sebelum akhirnya berjalan meninggalkan Samudera.
"Bang, Yudhis gimana?" tanya Nanggala saat melihat Samudera mendekat ke arahnya. Samudera menggelengkan kepalanya.
"Masih belum ada petunjuk. Kata Kinan, pelaku yang dicurigai menculik Yudhis dan jadi antek Marvelous adalah AKP Agus, " ucap Samudera seraya berjongkok dihadapan Nanggala. Nanggala mengerutkan dahinya, menatap nanar ke arah Samudera seraya menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS √ Tamat
ActionPertemuan tidak disengaja Nanggala Aryasena Biru dengan seorang gadis misterius membawanya pada sebuah masalah rumit. Masalah yang mau tidak mau membuat Nanggala terlibat sebuah perkara yang tidak biasa, yang berhubungan dengan jaringan mafia terbes...