Marvelous | 23

547 119 68
                                    

KEMENANGAN MARVELOUS

"Vivian oh Vivian.. Sudah Om duga kalau keponakan cantik om ini akan datang sendiri ke sini.. Sini peluk Om kesayangan kamu, Sayang, " ucap Gio seraya merentangkan tangannya saat melihat Vivian berdiri dihadapannya. Beberapa menit yang lalu, setelah turun dari mobil yang dikemudikan Nanggala, Vivian berjalan dan sengaja masuk ke dalam  Club Lockstair dan berdiri tepat ditengah tengah lantai dansa, menatap lurus ke atas tempat Petinggi Marvelous berada. Fredy, adalah orang pertama yang menyadari kehadiran Vivian sebelum akhirnya ia mengutus beberapa anak buahnya untuk menangkap dan membawa Vivian menghadap pada Gio.

"Kamu sedikit kurus, Sayang, " ucap Gio seraya mengusap lembut wajah Vivian. Vivian menatap tajam ke arah Gio yang memandangnya begitu lekat, sebelum akhirnya Gio mencoba untuk mengecup bibir Vivian yang berakhir dengan semburan ludah Vivian.

Plak!

"Jaga sikapmu!" ucap Fready setelah menampar keras pipi kiri Vivian. Gio meminta anak buahnya untuk meredam emosi mereka. Pria itu nampak mengusap wajahnya dengan sapu tangan lalu tersenyum seraya menatap Vivian.

"Tenang.. Jangan kamu sakiti ponakan kesayangan saya, " ucap Gio seraya mengusap bekas tamparan Fredy yang nampak tercetak merah di kulit putih Vivian.

"Jangan sentuh!" ucap Vivian seraya menghindari usapan jemari Gio. Gio sedikit terperanjat, namun laki-laki itu kembali tersenyum dengan menampilkan wajah liciknya. Ia mendekati wajah Vivian, mengendus harum tubuh Vivian dan mendekatkan bibirnya ditelinga gadis itu.

"Harum vanila. Walau tidak sekuat dulu, tapi aku suka sekali dengan wangi tubuhmu, Sayang. Wajah ini juga selalu mengingatkanku pada mommymu, " bisik Gio. Tubuh Vivian  menegang kaku. Tak dapat dipungkiri, Vivian kali ini benar benar merasa sangat takut terlebih berada dekat dengan Gio. Orang yang selama ini mengincarnya.

"Kamu tahu, aku tidak akan melukaimu sedikitpun, Sayang. Justru kamu akan aku perlakuan selayaknya seorang ratu, jika saja kamu mau menuruti permintaanku, " bisik Gio lagi. Vivian menoleh menatap Gio yang kini tengah tersenyum menatap Vivian. Gio yakin jika Vivian tidak akan pernah bisa menolak keinginannya. Terlebih saat ini garis itu seolah sebatang kara.

"Andai saja malam itu kamu tidak kabur dari aku, mungkin kejadiannya tidak akan serumit ini, Sayang."

"Pengkhianat! Pembunuh! Manusia tidak punya hati!" teriak Vivian seraya hendak mencakar wajah Gio, namun lagi-lagi tubuhnya kembali di cekal oleh anak buah Gio.

Plak!

"Jaga sikapmu! " teriak salah seorang pengawal Gio yang kini mengambil tali dan mengikat kedua tangan Vivian di belakang punggungnya. Melihat itu Gio menggelengkan kepalanya dan berdecak heran.

"Kenapa ibu dan anak sama saja." gumama Gio yang masih dapat didengar oleh Vivian.

"Dimana mamiku?! Gio! Katakan dimana mamiku! " teriak Vivian. Gio menutup sebelah telinganya dan memerintahkan anak buahnya lagi untuk membungkam mulut Vivian dengan lakban. Gadis itu meronta semampunya, namun kekuatannya tidak sebanding dengan beberapa pria yang mencekal dan mengikatnya.

"Bawa dia!" titah Gio seraya menggedikkan dagunya, memberi isyarat untuk membawa Vivian keluar dari ruangan itu.

"Bos, bagaimana dengan flashdisk nya? " tanya Fredy kemudian saat melihat Vivian diseret keluar dari ruangan rapat itu . Gio kembali berjalan menghampiri Naomi yang telah menyodorkan segelas minuman beralkohol pada Gio.

"Waktu kita masih panjang. Kita menang banyak hari ini. Sekarang, sekap dia dulu! " ujar Gio seraya tertawa puas ditempatnya.

Sementara itu Vivian berjalan sedikit terseok seok. Ia kembali dimasukkan kedalam sebuah ruangan tertutup dan pengab.

MARVELOUS √ TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang