Marvelous | 20

543 118 38
                                    

KEBIMBANGAN SERUNI

"Kamu tidak perlu berbohong Seruni, Kinan sudah menceritakan semuanya kepada saya tentang apa yang kamu lihat malam itu. AKP Agus yang menembak Yudhis dengan senjata listrik dan membuat Yudhis berhasil diculik, bukan?" ucap Samudera mencoba membuat Seruni buka suara. Samudera sengaja meminta ijin pada Sandi, Elang serta Riyanti untuk berbicara dengan Seruni tentang masalah yang sedang di hadapi Yudhistira saat ini. Seruni adalah saksi kunci, orang yang melihat Agus ada di lokasi.

"Seruni, Abang mohon. Nyawa Yudhis dalam bahaya sekarang. Abang mohon, Seruni bersedia membantu kami, " pinta Samudera lagi. Seruni terdiam. Ia menatap nanar ke arah Samudera yang tak lama kemudian menunduk seraya menutup wajah dengan kedua tangannya. Gadis itu menangis. Riyanti yang duduk tak jauh dari Seruni segera menghampiri Seruni dan memeluk tubuh gadis itu.

"Seruni. Ada apa? Kenapa kamu menangis, Nak? " tanya Riyanti lembut. Elang menatap Seruni lalu kembali menatap Samudera yang nampak duduk tegap dihadapannya.

"Sam, lebih baik kamu pulang dulu. Biar Om yang bicara dengan Seruni. Mungkin dia sedang tertekan saat ini. Om akan kabari Papa kamu sesegera mungkin. Biarkan Om dan juga Sandi yang membujuk Seruni. Bagaimana?" tanya Elang. Samudera menatap Elang sejenak lalu tak lama ia mengangguk paham.

"Baik, Om. Terimakasih banyak. Kalau begitu saya pamit, " ucap Samudera. Sandi mengantarkan Samudera hingga ke mobil miliknya.

"Sam, lebih baik kamu jangan terlalu menonjol dalam menangani masalah Yudhis. Posisimu sebagai tentara bisa sangat disoroti karena masalah ini bukan ranah kerjamu. Paham kan maksud saya, " ucap Sandi. Samudera menoleh manatap Sandi sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya.

"Saya tahu kamu khawatir dengan kondisi Yudhis. Tapi posisimu bisa sangat rawan. Reputasi yang sudah kamu bangun susah payah bisa saja rusak dalam sekejap. Kita tidak tahu apa rencana mereka. Tapi kalau kamu menggunakan senjata untuk menembak orang sipil, karirmu bisa terancam, Sam. Bijaklah dalam bertindak. Saya akan segera memberi kabar tentang Seruni, " ucap Sandi. Samudera mengangguk paham sebelum akhirnya melaju pergi.

***

"Seruni, boleh Mama masuk?" tanya Riyanti saat membuka pintu kamar Seruni. Seruni yang baru saja merebahkan tubuhnya diranjang pun mendongak dan kembali duduk menatap Riyanti yang berdiri di ambang pintu. Sepulangnya Samudera tadi Riyanti memberitahu Elang jika tadi saat pulang Seruni berkata jika dia diantar oleh atasan Shaka yang baru ia sadari jika orang itulah target Samudera. Elang lalu meminta Riyanti untuk melakukan pendekatan dengan Seruni. Mengingat Seruni nampak sangat tertekan tadi.

Seruni mengangguk dan mempersilahkan Riyanti untuk duduk di sampingnya.

"Kamu sudah tahu apa yang akan Mama tanyakan padamu, Nak?" tanya Riyanti lembut. Seruni mendongak, nampak tubuhnya menegang seketika. Netranya menatap nanar ke arah Riyanti dan Riyanti sangat tahu jika Seruni sedang menahan tangisnya.

"Kamu tahu, Yudhis, sedang dalam keadaan tidak baik baik saja, Seruni. Mama tahu, hubunganmu dengan Yudhis lebih dekat dari hubunganmu dengan Shaka. Mama cuma mau tanya, apa benar orang yang mengantarkan kamu pulang tadi adalah AKP Agus? Orang yang dicurigai oleh Bang Sam?"

Seruni diam. Menatap Riyanti penuh makna sebelum akhirnya mengangguk lemah. Riyanti terpaku menatap Seruni. Tubuhnya tiba-tiba menegang dengan nafas yang sejenak tertahan. Riyanti mencoba tenang dan kembali mengusap punggung Seruni.

"Apa--orang itu mengancammu?" pertanyaan yang terdengar begitu lembut itu ternyata mampu mengoyak pertahanan Seruni. Gadis itu menunduk dan menutup wajah dengan kedua tangannya. Ia kembali menangis histeris ditempatnya. Tanpa berkata apa apa lagi Riyanti segera memeluk tubuh ringkih sang putri. Sandi dan elang yang berjaga di depan pintu kamar Seruni pun saling menatap satu dengan yang lain. Riyanti pun mendongak dan mengangguk tipis ke arah Elang.

MARVELOUS √ TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang