PRIA MISTERIUS
Yudhistira kembali membuka laptopnya di dalam kamar, cowok itu kembali memasang berbagai alat pada komputer lamanya yang sudah lama tidak ia gunakan.
"Lo mau ngapain, Kei?" tanya Naomi saat berdiri dan memindai kamar lama Yudhistira. Yudhistira memohon ijin pada Sagara dan Btari agar Naomi dan Vivian diijinkan masuk ke dalam kamarnya karena harus ada yang mereka bahas bersama. Sagara mengijinkan, baginya anak-anaknya sudahlah besar, sudah tahu mana yang pantas dan tidak untuk dilakukan, tapi tidak demikian dengan Btari. Btari diam-diam meminta Kinanti untuk ikut naik ke kamar Yudhistira, mengawasi anak anak yang masih ia anggap seperti bayi itu.
"Diem dan jangan sentuh barang barang gue!" ucap Yudhistira seraya berdiri dan merebut beberapa buah majalah remaja yang ada di tangan Naomi tanpa sengaja sesuatu jatuh dari dalam majalah itu dan membuat Naomi mengernyitkan dahinya.
"Ini, residen yang di Labfor kan?" tanya Naomi seraya memungut foto dari lantai. Yudhistira menoleh dan segera membulatkan manik matanya. Ia kembali berjalan cepat ke arah Naomi dan berusaha merebut foto dari tangan Naomi, namun gadis itu terlalu iseng. Ia justru mengangkat tangannya ke atas dan mempermainkan Yudhistira, membuat cowok itu geram setengah mati. Yudhistira yang sudah menahan kesal, akhirnya mencekal tangan Naomi dan menarik pinggang gadis itu agar mendekat ke arahnya, namun tangan lain justru merebut foto itu dari tangan Naomi.
"Ah.. Sial!" Umpat Yudhistira saat melihat Kinanti kini telah memandangi foto jadul itu.
"Ini foto kamu sama Seruni kan?" Tanya Kinanti seraya menatap sebelah mata ke arah Yudhistira. Yudhistira menghembuskan nafas pelan sementara Nanggala tak henti terbahak ditempatnua. Dari seluruh anggota keluarga Biru, hanya Nanggala yang benar-benar tahu dan paham bagaimana perasaan Yudhistira pada Seruni.
"Kamu suka sama Seruni, Yud?" tanya Kinanti namun mendapat putaran bola mata dari Yudhistira. Cowok itu justru berbalik badan dan kembali duduk di depan komputernya.
"Seruni udah punya Shaka, Mbak, " ucap Yudhistira datar. Kinanti dan Naomi nampak menganggukkan kepalanya paham dengan apa yang dialami Yudhistira saat ini.
"Itu jadinya alasan lo jadi gay?" tanya Naomi tanpa dosa. Jelas saja pertanyaan yang entah terdengar seperti pernyataan itu membuat Nanggala dan Kinanti membulatkan manik matanya lebar. Saling menatap satu sama lain lalu menatap Yudhistira yang kini pucat pasi.
"Yud?" Gumam Kinanti dengan sorot mata penuh tanya.
"Nyet, gue nggak nyangka-- lo selemah itu cuma gara-gara Seruni? Lo beneran bengkok?" tanya Nanggala seraya menatap nanar saudara kembarnya itu. Menatap dengan seksama dari ujung rambut hingga ujung kaki. Yudhistira menggeram frustasi seraya mengacak rambutnya. Naomi yang saat ini mendapat pelototan tajam dari Yudhistira itupun akhirnya kini sadar jika dirinya telah salah bicara. Entah mengapa hal itu meluncur bebas dari mulutnya. Naomi menatap Yudhistira dan mengatup kan bibinya seraya bergumam lirih, "Ups, sorry. "
Yudhistira kembali menghembuskan nafas panjang lalu menghirup nafas dalam dalam, kemudian ia menatap setiap orang yang ada di dalam ruangan itu satu per satu.
"Gue nggak bisa jelaskan itu sekarang karna ada hal lebih penting yang harus gue cari tahu. So, biarkan maestro ini tenang sejenak untuk mengerjakan tugasnya, Oke?" ucap Yudhistira. Semua orang terdiam, menatap Yudhistira lalu tak lama ia menganggukkan kepalanya. Yudhistira kembali berkutat dengan laptop dan komputernya, masuk ke dalam sistem CCTV yang ada di sekitar lapas hingga CCTV yang berada di dalam lapas. Hanya butuh waktu beberapa menit saja, Yudhistira sudah mampu menyusup masuk ke dalam sistem dan mulai melakukan aksinya.
"Wow.. You are good. " Ucap Vivian. Gadis itu menatap dengan seksama cara kerja Yudhistira yang lebih mirip seperti hecker profesional. Pandangan heran itu juga dilontarkan oleh Naomi. Ia tidak menyangka jika Yudhistira memiliki kemampuan meretas yang sedemikian jago.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS √ Tamat
ActionPertemuan tidak disengaja Nanggala Aryasena Biru dengan seorang gadis misterius membawanya pada sebuah masalah rumit. Masalah yang mau tidak mau membuat Nanggala terlibat sebuah perkara yang tidak biasa, yang berhubungan dengan jaringan mafia terbes...