ANCAMAN MARVELOUS
Bugh!
Bugh!
Yudhistira memuntahkan darah segar dari sela sela bibirnya. Ia dihajar habis habisan oleh anak buah Marvelous. Usai sadar tadi, Yudhistira dibawa ke sebuah ruangan yang pengab dan gelap. Disana ia benar benar dihajar habis habisan. Wajahnya kini sulit untuk dikenali lagi. Hal itu terjadi karena Yudhistira melakukan perlawanan dan menolak permintaan Marvelous untuk membantu kelompok itu melakukan pencurian uang besar besaran di dalam dan luar negeri.
"Lakukan permintaan Tuan Gio!" Bentak salah seorang anak buah Marvelous. Dengan tubuh nya yang mulai melemah, Yudhistira menggelengkan kepalanya lemah sedetik kemudian dua orang yang berdiri dihadapannya itu kembali menghajar Yudhistira.
"Cukup!" ucap Agus dari kejauhan. Pria itu masuk ke ruangan pengab dan gelap itu dengan membawa sebuah lampu kecil dan meletakkannya diatas meja. Yudhistira memicingkan manik matanya dan menajamkan penglihatannya saat menyadari jika pengkhianat yang sebenarnya ada tepat di depan manik matanya.
"Anak nakal. Apa susahnya menuruti permintaan Tuan Gio? Dia tidak akan menyia-nyiakan bakat terpendammu, Ipda Yudhistira, " ucap Agus seraya tersenyum meremehkan. Yudhistira terbatuk sedikit dengan darah yang kembali merembes melalui sela sela bibirnya.
"Saya masih punya harga diri. Lebih baik saya mati daripada harus memenuhi keinginan pengkhianat sepertimu!" kesal Yudhistira.
Plak!
Agus menampar keras pipi Yudhistira hingga cowok itu menoleh ke kiri. Yudhistira berdesis perih. Agus memajukan wajahnya seraya menarik rambut tipis Yudhistira ke belakang, membuat Yudhistira mendongak ke atas.
"Lakukan perintah Tuan Gio!" Bisik Agus penuh penekanan. Yudhistira melirik kan manik matanya menatap Agus dengan ekor matanya.
"Ti-dak su-di!" ucap Yudhistira lirih. Manik mata Agus membulat seketika. Ia tidak habis pikir Yudhistira masih saja belum menyerah. Sebelum akhirnya ponsel Agus berbunyi. Agus melepaskan cekalannya terhadap kepala Yudhistira dan menerima panggilan telepon tersebut.
"Halo."
".. "
"Benarkah? Anak Gionino Hernandez sudah ditemukan?"
Manik mata Yudhistira membulat saat mendengar suara Agus. Agus menatap Yudhistira sembari menampilkan smirk liciknya.
"Baik. Saya akan ikut untuk mengawal mereka, " Ucap Agus sebelum akhirnya menutup panggilan telepon tersebut. Agus terbahak ditempatnya.
"Sepertinya tidak sulit menemukan Vivian. Pintarnya kamu menyembunyikan anak itu, " ucap Agus kemudian. Ia kembali terbahak puas.
"Permainan akan dimulai, Yudhis. Saya mau lihat, sampai kapan kamu bisa bertahan. Saya menggunakan monitor CCTV, kamu bisa dengan leluasa melihat dan mendengarkan permainan yang akan saya lakukan. Pikirkan baik-baik, Ipda Yudhistira, " Ucap Agus seraya menepuk keras pipi Yudhistira sebelum akhirnya laki-laki itu melenggang pergi.
***
"Lapor, Nona, ada tiga buah mobil yang berhenti di depan rumah kita, " Ucap Diego memberikan laporan. Nanggala berjengit kaget, begitu pula dengan Vivian yang segera beranjak dari tempat nya.
"Pastikan dulu siapa mereka. Tetap bertahan di dalam rumah. " Titah Vivian.
"Kenapa tidak keluar, itu pasti Yudhistira, " ucap Nanggala. Vivian diam dan mengambil teropongnya untuk meneliti siapa saja yang datang.
"Gue nggak lihat Yudhistira. " ucap Vivian. Gadis itu segera mengikat rambut panjangnya dan mengambil beberapa senjata yang ia lemparkan pada Ryan, Diego, dan juga Nanggala.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS √ Tamat
ActionPertemuan tidak disengaja Nanggala Aryasena Biru dengan seorang gadis misterius membawanya pada sebuah masalah rumit. Masalah yang mau tidak mau membuat Nanggala terlibat sebuah perkara yang tidak biasa, yang berhubungan dengan jaringan mafia terbes...