Marvelous | 26

582 118 48
                                    

JEBAKAN MARVELOUS

"Kita akan berangkat ke lokasi target sepuluh menit lagi. Semua kendaraan sudah standby di tempat masing masing-masing. Target kita adalah menyelamatkan para sandera. Waktu kita hanya satu jam. Rebut sandera, evakuasi, dan hilangkan jejak. Paham? " ucap Samudera tegas.

"Siap, paham!" jawab seluruh anggota secara serempak. Samudera dan Sigit membuka dia buah peti besar berisi senjata, amunisi, granat dan rompi anti peluru.

"Ambilah seperlunya dan secukupnya. Personil kita tidak banyak. Saya tidak tahu benar berapa banyaknya musuh di lokasi itu tapi saya yakin dengan kemampuan kita masing-masing, kita pasti bisa melaksanakan misi ini tanpa cacat. Siapkan diri kalian!" ucap Samudera. Ia beranjak dari tepatnya dan mengambil ponsel pintarnya untuk melakukan panggilan vidio dengan Kinanti dan kedua buah hatinya. Nanggala nampak menatap nanar ke arah Samudera yang nampak biasa saja, bercengkrama dengan keluarga kecilnya yang sudah ia ungsikan sementara waktu di Yogyakarta.

"Sudah siap, Gal?" tanya Samudera saat melihat Nanggala yang sudah mengenakan pakaian serba hitam dan rompi anti peluru.

"Abang yakin akan memimpin misi hitam ini? Kenapa tidak menerima saran Bang Sigit saja, Bang yang mengaku sebagai pemimpin penyerangan ini? Karir abang ---" Nanggala berhenti berkata sejanak saat Samudera menyentuh pundaknya dan tersenyum tipis.

"Gue bukan pengecut yang nglempar tanggungjawab sebesar ini sama temen gue sendiri. Orang-orang itu udah ngusik keluarga gue dan inilah saatnya bagi gue untuk menberikan pelajaran pada mereka kalau mereka nggak boleh main-main sama keluarga gue. Sampai sini udah paham lo?" ucap Samudera sedikit ketus. Nanggala diam sejenak dan tak lama menepuk pundak Nanggala.

"Lo jaga diri baik-baik, gue nggak bisa jagain lo di medan pertempuran. Lo harus jaga diri lo sendiri dan jangan sampai luka! Kita bawa Yudhis pulang!"

***

"Semua sudah siap pada posisi masing-masing, Bos, " Ucap Fredy saat memberikan laporannya pada Gio. Gio nampak mengangguk seraya meneguk whiskey- nya. Pria setengah baya itu lalu menatap ke arah Vivian dan Seruni yang telah dilengkapi dengan rompi bom ditubuh mereka masing-masing. Lalu pandangannya beralih pada Yudhistira yang nampak meronta, memberontak. Gio berjalan, mendekati Yudhistira dan menarik kepala cowok itu.

"Saya udah memperingatkan kamu untuk jangan macam-macam! Saatnya mengikuti permainan seru ini! " ucap Gio dingin. Ia kemudian memukul perut Yudhistira. Cowok itu kini didudukkan di sebuah bangku dengan tangan dan kaki yang terikat. Mulutnya pun dibekap dengan lakban agar tidak berisik. Sementara itu Gio mempersilahkan anak buahnya untuk segera membawa Vivian dan Seruni.

"Let's show time!" Ucap Gio. Yudhistira membulatkan manik matanya saat mereka membawa dan menyeret paksa Vivian dan Seruni, sedangkan Yudhistira ditinggalkan begitu saja didalam ruangan gelap dan pengab dengan tubuh terikat.

***

"Tim Kilat, laporkan posisi, " ucap Samudera melalui transmisi komunikasi nya.

"Tim Kilat siap pada posisi." ucap Sigit.

"Siap, monitor!"

"Terdapat lima penjaga di sisi utara. Ada empat pintu di gedung itu. Namun pintu satu satunya yang terbuka hanya pintu utama di bagian utara, Sam, " lanjut Sigit.

"Oke. Laporan diterima. Tetap monitor posisi. Jangan lakukan serangan sebelum saya perintahkan."

"Siap."

"Goku, Dragon, monitor posisi sandera. "

"Lapor, Jaguar, posisi sandera ada di rooftop gedung. Dijaga oleh lima belas orang bersenjata lengkap. Konfirmasi sandera hanya ada dua wanita yang sepertinya mengenakan bom rompi di tubuh mereka berdua. Saya tidak menemukan Yudhistira. " Ucap Hiro.

MARVELOUS √ TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang