BANTUAN TAK TERDUGA
Setelah meninggalkan mobil dan mayat Topan dipinggir jalan, Samudera, Sigit, dan Nanggala kembali ke rumah sederhana dipinggir dermaga dengan menggunakan angkutan umum. Dalam perjalanan, Samudera terus mengamati gerak gerik Sigit yang sedikit tidak biasa.
"Sam, gue mau ketemu anak sama bini gue dulu, lo balik duluan aja ke rumah," ucap Sigit yang seketika berdiri dari tempat duduknya. Samudera terdiam dan mengamati punggung Sigit yang sudah turun dari angkutan umum itu.
"Ada apa, Bang?" tanya Nanggala saat menyadari Samudera terus menatap ke belakang, memperhatikan langkah kaki Sigit.
"Ada yang aneh sama Sigit. Abang nggak nyangka dia akan melakukan hal tadi sama Bang Topan," ucap Samudera. Nanggala mengangguk mengiyakan. "Masih banyak informasi yang bisa kita dapat dari Bang Topan, kalau jadinya seperti ini, sama aja kita kembali ke nol, Bang. macam mbak-mbak tukang bensin," ucap Nanggala.
"Kita balik dulu ke rumah, perasaan Abang nggak enak," ucap Samudera. Bus itu akhirnya membawa mereka sampai ke jalan protokol dan akhirnya mereka berdua turun dan berjalan masuk ke jalan kecil sebuah perkampungan menuju rumah sederhana yang kini menjadi tempat tinggal sementara bagi Samudera. Langkah Samudera terhenti saat melihat Sagara sedang berbincang dengan empat orang asing tepat di depan rumah. Samudera menarik krag jaket Nanggala untuk bersembunyi di balik tembok rumah tetangga.
"Siapa mereka, Bang?" bisik Nanggala. Manik mata Samudera memicing mencoba melihat wajah masing-masing orang yang berdiri tepat dihadapan Sagara. "Lo awasi mereka disini, Abang coba masuk lewat pintu belakang," bisik Samudera. Nanggala mengangguk paham sebelum akhirnya Samudera berjalan mengendap-endap ke belakang rumah. Dahi Samudera semakin mengernyitk saat melihat hampir seluruh orang ada di lantai bawah menatap lurus ke arah pintu.
"Ijinkan kami masuk sebentar saja, Jenderal. Saya hanya ingin menyampaikan hal penting sebelum terlambat," ucap salah seorang dari mereka.
"Kami tidak mengenal siapa kalian dan tidak ada alasan bagi kami untuk mempersilahkan kalian semua masuk," ucap Sagara tegas. Samudera melirikkan manik matanya ke arah orang yang sedang berbincang dengan Sagara itu. Ia nampak memperlihatkan kartu anggota pada Sagara. Sagara menatap nama dari kartu anggota yang disodorkan padanya itu.
"Saya tidak bisa mempercayai siapapun saat ini, jadi lebih baik anda pergi," ucap Sagara tegas. Orang itu sedikit memaksa dan mendorong Sagara sedikit agar mereka berempat dapat masuk seluruhnya ke dalam rumah. Salah satu dari mereka bahkan menutup pintu utama.
"Jangan macam-macam!" ucap Sagara tegas.
"Kami tidak akan macam-macam, Jenderal, kami ada dipihak anda," ucap salah seorang dari mereka. Saat suasana sedikit memanas, Samudera tiba-tiba muncul dan menendang salah seorang dari orang asing itu lalu menodongkan pistol ke arah empat orang asing yang nampak terkejut itu.
"Kapten-- ahh maaf, Mayor Samudera, sepertinya anda lupa dengan saya," ucap orang itu seraya membuka topi hitam dan masker yang menutupi wajahnya. Samudera mengernyitkan dahinya saat melihat wajah yang tak asing baginya itu.
"Mas Gading?"gumam Samudera yang sertamerta menurunkan senjatanya dan menyimpannya kembali ditempat yang aman. Samudera memberikan salam pada orang bernama Gading itu lalu menatap salah seorang dari anak buah Gading yang juga barusaja membuka penutup kepala dan maskernya.
"Shaka?!" pekik Sagara dan Samudera nyaris bersamaan. Shaka tersenyum seraya memberikan hormat pada Sagara dan Samudera.
"Apa-apaan ini? Kamu bukannya--" Samudera terdiam sejenak menatap Shaka tak percaya yang tersenyum tipis dihadapan Samudera.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS √ Tamat
ActionPertemuan tidak disengaja Nanggala Aryasena Biru dengan seorang gadis misterius membawanya pada sebuah masalah rumit. Masalah yang mau tidak mau membuat Nanggala terlibat sebuah perkara yang tidak biasa, yang berhubungan dengan jaringan mafia terbes...