PATAH HATI
"Mama tidak setuju kamu menikah dengan Vivian!" ucap Btari tegas saat Nanggala mengutarakan keinginannya untuk meminang Vivian secara resmi pada Btari sore itu. Nanggala terpaku, ia membeku seketika saat mendengar ucapan Btari dengan wajah tidak suka itu.
"Tapi kenapa, Mah?" tanya Nanggala tidak percaya. Btari menatap Nanggala dengan alis yang bertaut.
"Mama nggak habis pikir, setelah kamu tahu latar belakangnya, bagaimana keluarganya, kamu masih mau menikah dengan dia? Setelah apa yang menimpa keluargamu kamu masih mempertahankan dia untuk jadi pendampingmu? Buka hati dan buka matamu, Gala! Lihat siapa orang tua gadis itu! Dari segi latar belakang nya saja dia tidak masuk kriteria sebagai calon pendampingmu!" ucap Btari dengan penuh penekanan.
"Dia baik, Mah. Vivian baik, dia banyak membantu waktu ada kasus yang nimpa Bang Sam. Apa salahnya kalau dia anak mafia, Mah? BUkannya kita tidak bisa memilih akan dilahirkan dalam keluarga seperti apa? Kita sebagai anak hanya bisa menerima jika kami dilahirkan dan dibesarkan dalam sebuah keluarga. Entah itu keluarga penjahat, mafia, atau aparat seperti Gala!" ucap Nanggala menahan kesal. Btari terdiam ditempatnya dengan netra tajamnya yang menatap lurus kea rah manik mata Nanggala.
"Gala cinta Vivian, Mah, begitu pula Vivian." Ucap Nanggala lagi. Btari membuang mukanya kearah lain. Melihat Sagara yang juga duduk diam ditempatnya. Sagara tahu benar dengan ekspresi wajah tidak suka Btari itu.
"Gal, sebaiknya bicarakan masalah ini nanti," ucap Sagara mencoba menengahi.
"Tapi-" Sagara mengalihkan tubuh Nanggala agar berjalan beriringan dengannya sampai ke balkon rumah. Pria baya itu memberikan kesempatan pada Btari dan juga Nanggala untuk menurunkan ego masing-masing. Sagara duduk di bangku favoritnya sementara Nanggala memilih untuk berdiri dengan deru nafas yang memburu.
"Jadi cinta sama Vivian?" tanya Sagara dengan nada dalam. Nanggala menoleh dan terdiam sejenak sebelum akhirnya dia kembali menggerutu.
"Alasan mama nggak masuk akal, Pah!" gerutunya kesal. Sagara tertawa dengan nada bijak.
"sebenarnya Papa juga sepemikiran dengan Mama kali ini, Gal. Maaf." Mendengar ucapan Sagara barusan Nanggala segera menoleh cepat kearah Sagara yang kini sedang menatapnya. Nanggala terdiam ditempatnya, Sorot matanya seolah menanyakan alasan dibalik rasa tidak setuju itu.
"Apa karena latar belakang Vivian?" tanya Nanggala kemudian. Hal yang sejak awal dia takutkan. Ia sudah tahu, mungkin akan sulit mendapatkan restu dari kedua orangtuanya yang adalah aparat penegak hukum, namun berulang kali Nanggala menepis rasa cintanya pada Vivian, namun hasilnya nihil. Justru perasaan itu semakin bertambah dan bertumbuh seiring berjalannya waktu. Satu yang ingin dilakukan Nanggala, pemuda itu hanya ingin melindungi Vivian.
"Sudah tahu, kenapa harus dipertanyakan lagi?" tanya Sagara seraya bersedekap. Nanggala terdiam dan menghela nafas panjang sebelum akhirnya beringsut duduk dilantai tepat dihadapan Sagara.
"Gala tahu ini pasti akan sulit. Tapi berulang kali Gala menepis perasaan Gala dan berulangkali menghindari perasaan itu nggak tahu kenapa perasaan ini justru semakin besar, Pah. Rasanya Gala hanya ingin melindungi dan memberikan kehidupan yang lebih baik pada Vivian. Itu aja, Pah," ujar Nanggala. Sagara menganggukkan kepalanya, merasa paham dengan perasaan dari anak muda yang sedang kasmaran ini. Namun standart dari jodoh itu sudah ditentukan sejak awal.
"Kalau kamu adalah seorang tentara, pasangan calon yang orang tuanya terlibat dengan kelompok yang dilarang sudah jelas tidak dapat lolos saat pengajuan. Apa lagi yang ingin kamu perdebatkan?" tanya Sagara dengan tatapan yang lebih menajam. Nanggala diam ditempat. Ia menunduk dalam seraya melihat kea rah kedua kaki yang terlipat di depan dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS √ Tamat
ActionPertemuan tidak disengaja Nanggala Aryasena Biru dengan seorang gadis misterius membawanya pada sebuah masalah rumit. Masalah yang mau tidak mau membuat Nanggala terlibat sebuah perkara yang tidak biasa, yang berhubungan dengan jaringan mafia terbes...