Marvelous | 25

654 124 42
                                    

YUDHISTIRA BERAKSI

Yudhistira mulai berkutat dengan laptopnya, ia mulai memikirkan cara bagaimana dia bisa keluar dari Lockstair dan menjalin komunikasi dengan Samudera. Mengingat lokasi Lockstair dipenuhin dengan CCTV dan juga alat penyadap yang kemungkinan besar marvelous dapat memonitor setiap tindakan Yudhistira.

"Akh! "

Tiba-tiba Yudhistira mengerang kesakitan seraya memegangi bagian perutnya. Hal itu kembali membuat Seruni yang sejak tadi memperhatikan cowok itu panik.

"Lo kenapa, Yud?" tanya Seruni panik. Gadis itu berulangkali memperhatikan tubuh Yudhistira namun tidak menemukan sumber rasa sakit cowok itu.

"Yud, lo jangan bikin gue takut, " lirih Seruni dengan air mata yang sudah jatuh di pipinya. Yudhistira mendongak dan segera meraih tubuh Seruni lalu mendekap nya erat.

"Gue nggak mau lo lihat gue kesakitan, Run. Gue nggak mau buat lo -- mmpphh."

Seruni melepaskan pelukan Yudhistira. Manik matanya membulat saat Yudhistira membekap mulutnya dan dari sela sela tangannya mengalir darah segar. Laki-laki itu merasa mual dan akhirnya memuntahkan isi perutnya namun hanya berupa darah.

" Gue kenapa?" desis Yudhistira saat melihat darah ditelapak tangannya. Yudhistira segera berlari dengan langkah gontai menuju ke kamar mandi dan kembali memuntahkan isi perutnya. Lagi-lagi ia melihat gumpalan darah keluar dari mulutnya. Nafas Yudhistira terengah engah, perutnya benar benar terasa sakit dan sangat menyiksanya. Ia menoleh ke ambang pintu dimana Seruni berdiri, menatapnya sendu, dengan tangan gemetaran.

"Tunggu diluar, Run, jangan lihat gue mmpphh, "

Yudhistira nyaris ambruk jatuh ke lantai kamar mandi kalau saja Seruni tidak menopang tubuhnya dan menangkap Yudhistira dalam pelukannya. Yudhistira nampak pucat, ia mengusap kasar bibirnya yang masih meneteskan darah segar.

"Lo kenapa, Yud? Lo jangan mati, please," ucap Seruni disela sela tangisnya. Yudhistira menggelengkan kepalanya dan sesekali memejamkan manik matanya. Perutnya kembali bergejolak dan ia kembali memuntahkan darah yang begitu banyak di lantai kamar mandi.

"Gue mau mati rasanya, Run, " Lirih Yudhistira. Seruni kembali menangis histeris saat melihat Yudhistira nampak begitu lemah. Beberapa kali cowok itu menetralkan deru nafasnya dan mengeluarkan ringisannya.

"Jangan mati, please.. Lo nggak boleh mati, Yud, " lirih Seruni. Gadis itu memeluk Yudhistira dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang Yudhistira. Yudhistira tersenyum tipis seraya mengusap puncak kepala Seruni.

"Gue nggak akan mati sebelum lo bisa keluar dari sini, Run. " lirih Yudhistira.
Manik mata mereka kembali beradu dan saling mengunci satu dengan yang lainnya. Seruni kembali berjengit saat tangan kekar Yudhistira mengusap lembut wajahnya yang basah karena airmata.

"Bantuin gue balik ke meja kerja, Run. Gue bakal bikin mereka menyesal, " lirih Yudhistira. Seruni mengangguk dan kembali memapah Yudhistira hingga ke meja kerjanya, melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda. Yudhistira kembali berkutat dengan laptopnya, menciptakan sebuah virus berbahaya untuk masuk ke dalam sistem komputer pihak lain, virus yang mampu merusak sistem dalam beberapa waktu dan memberi kesempatan para Yudhistira untuk mengambil informasi dari sistem komputer yang bersangkutan. Lalu Yudhistira menciptakan antivirus itu, agar dapat ter-Download dengan baik pada sistem komputer sasaran hingga Yudhistira dapat mengakses informasi yang tersimpan di dalam drive penyimpanan rahasia sekalipun.

"Lo yakin mau nglakuin perintah mereka? " tanya Seruni. Yudhistira mendongak sejenak menatap Seruni lalu menganggukkan kepalanya.

"Apa itu nggak sama aja lo berkhianat, Yud?"

MARVELOUS √ TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang