Marvelous | 16

509 115 41
                                    

KALUT

"Mbak Kinan, bisa kita bicara sebentar?" tanya Shaka saat melihat Kinanti berjalan pelan menuju ruang kerjanya. Kinanri mengernyitkan dahinya menatap Shaka herat.

"Bicara aja. Soal apa?" tanya Kinanti saat ia berjalan dan berdiri tepat dihadapan Shaka. Shaka menoleh ke kiri dan ke kanan sebelum akhirnya ia meminta Kinanti untuk ikut dengannya masuk ke dalam mobil.

"Lho, Seruni?" heran Kinanti saat melihat Seruni ada di bagian belakang mobil.

"Seruni yang pengen ngomong, mbak. Tapi kayaknya jangan disini. Kita cari tempat lain aja, " ucap Shaka. Kinanti menatap Shaka dan Seruni bergantian sebelum akhirnya mengangguk tipis. Shaka menghidupkan mesin mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang. Sesekali ia menoleh ke belakang dan membuat Kinanti sedikit terganggu.

"Ada apa sebenarnya, Shak?" Tanya Kinanti. Shaka menoleh sejenak sebelum akhirnya masuk ke dalam sebuah area parkir mobil di sebuah pusat perbelanjaan.

"Ini, bilang aja sekarang." titah Shaka. Kinanti menatap Seruni yang duduk tepat di belakang Kinanti. Gadis itu lalu menggeser tempat duduk nya tepat di tengah agar ia dapat melihat wajah Kinanti dengan baik.

"Ada masalah, apa Run? Ada yang mau disampaikan sama Mbak?" Tanya Kinanti lembut.

"Soal Yudhis, Mbak, " ucap Seruni. Kinanti membulatkan manik matanya. Yudhistira memang sedang viral akhir akhir ini karena masalah pemberitaan kemarin dan kini status Yudhistira sudah berubah masuk menjadi salah satu DPO (Daftar Pencarian Orang) .

"Kenapa Yudhis?"

Seruni menghela nafas sejenak sebelum akhir nya kembali menatap Kinanti.

"Kemarin malam, jujur Seruni lihat Yudhis di Mabes. Waktu itu Seruni baru selesai ambil hasil sample dari korban kebakaran Lapas. Waktu itu dia kayak keburu buru karena lari kenceng banget. Tapi Seruni nggak sangka kalau ternyata dia lagi dikejar sama beberapa orang. Kayaknya bukan orang kita karena mereka pakai jas serba hitam. Yudhistira di keroyok dan satu hal yang bikin Seruni kaget, karena AKP Agus ada disana dan nembak Yudhis pakai sengatan listrik. Mereka terus bawa Yudhis masuk ke dalam mobil mereka. Seruni nggak begitu jelas lihat apa mobilnya tapi setelah itu mereka pergi. Dan AKP Agus masih tetap di kantor dan masuk ke kantor lagi. " ucap Seruni.

Kinanti membulatkan manik matanya. Ia menatap Shaka dan kembali menatap nanar.

"Itu alasan kenapa kita nggak diikut sertakan waktu AKP Agus mau jemput Nanggala. Dan berakhir dengan baku tembak dan kejar kejaran itu, Mbak, " ucap Shaka. Kinanti mengangguk lirih. Ia kemudian menghembuskan nafas kasar. Tidak habis pikir jika mungkin saja kedua adik iparnya kini berada dalam bahaya.

"Untuk rekaman  CCTV gimana, Shak? Kamu udah cek?" tanya Kinanti. Shaka mengangguk.

"Rekamannya nggak ada, Mbak. "

Kinanti kembali terdiam ditempatnya. Dia tidak habis pikir jika semua ini adalah ulah AKP Agus, rekannya sekaligus atasannya sendiri.

"Sekarang, kita harus lebih hati hati. Jujur, saya tidak bisa percaya pada siapapun sekarang karena bisa saja beberapa rekan kita adalah anak buah Bang Agus. Gue minta tolong sama lo  Shak, kemungkinan lo masuk jadi tim investigasi masalah ini lebih besar daripada gue. Karena gue masih ada hubungan keluarga sama Yudhis jadi gue nggak bakal bisa ngawal kasus ini sampai tuntas. Tapi lo bisa. Gue minta tolong, lo pantau terus masalah ini. Dan kalau bisa kita nggak usah sering-sering ketemu dulu. Bisa bahaya buat lo, gue, dan Seruni. " ucap Kinanti yang segera diangguki paham oleh Shaka.

"Satu lagi, mbak Kinan." ucap Seruni. Kinanti menoleh dan kembali menatap Seruni.

"Soal orang yang meninggal di Lapas, ternyata tidak hanya ada lima korban. Tapi enam. Dua di antaranya tidak diketahui asal usulnya karena hasil olah DNA dari dua Warga Negara Asing yang jadi korban tidak cocok. Dan satu lagi, ada satu korban yang dari anatomi tubuhnya diketahui adalah perempuan," ucap Seruni. Kinanti membulatkan manik matanya.

MARVELOUS √ TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang